Elfarga | Thirty

24.1K 1.2K 33
                                    

Cemumut ea wkwkwk

***

Suara nyaring televisi mengisi keheningan di rumah Felli. Saat ini, gadis itu sedang duduk termenung, mengabaikan tayangan yang ditontonnya tadi. Rasa bingung masih melingkupinya sejak dua jam yang lalu.

"Anggap gue pelindung lo mulai sekarang."

Kalimat Farga yang ia dengar dua jam lalu dan membuatnya mematung layaknya sebuah manekin membuatnya masih bingung sampai bisa dikatakan puyeng. Apalagi ketika Farga tiba-tiba saja pamit pulang saat terdengar suara motor berhenti di depan rumahnya dan bertepatan saat Farga menyelesaikan kalimatnya itu.

Apa maksudnya? Pelindung? Atas dasar apa Farga menyuruhnya untuk menjadikan cowok itu pelindungnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus datang sampai Felli pusing sendiri. Ia mengetuk kepalanya sendiri agar tersadar.

"Cuma bullshit kali, ya? 'kan gue udah nolongin dia, barangkali basa-basi doang." Felli mengangkat kedua bahunya acuh. berpikir seperti itu membuatnya sedikit rileks. Jika berpikir ke arah yang menjurus persoalan perasaan, bagi Felli itu tidak mungkin.

Farga itu tampan. Tubuhnya atletis karena rajin olahraga. Otaknya? Tak perlu diragukan. Mana mau dia sama Felli yang memang sih, cantik. Namun, menurut Felli, ia sangat tak sebanding. Lagipula, terlalu cepat baginya jika harus berpikiran kesana. Siapa tahu juga 'kan, Farga suka mengatakan hal itu ke cewek-cewek yang lain? Bukannya insecure, tapi Felli tahu diri.

Satu notifikasi dari sebuah aplikasi chating masuk diponsel Felli. Ia mengambil ponselnya lalu membuka pesan yang baru masuk.

Mark
Kok ga dibales? Gue di teras lo nih. Bukain pintu.

Felli cepat-cepat berdiri, lalu berjalan menuju pintu rumahnya dengan terburu-buru. Saat pintunya terbuka, benar saja, Mark tengah berdiri di depan rumahnya sambil bermain ponsel.

Sadar jika Felli sudah membukakan pintu untuknya, Mark mengangkat pandangannya lalu memasang cengiran bodohnya seperti biasa.

"Ayo masuk!"

Felli tidak menutup pintunya kembali ketika Mark sudah masuk ke dalam rumahnya. Takutnya menimbulkan fitnah tetangga, anak remaja hanya berdua di dalam rumah dengan pintu tertutup. Membayangkan gosip mengerikan itu tersebar saja membuat Felli merinding. Padahal kenyataannya, tetangganya mungkin tidak akan peduli.

"Udah lama di depan rumah?" tanya Felli membuka percakapan. Ia sudah duduk disofa yang berseberangan dengan sofa yang Mark duduki.

"Nggak juga." Mark meraih remote televisi, lalu mengecilkan volumenya.

"Chat gue yang tadi kok gak dibales?" tanya Mark.

"Emang ada?" Felli membuka aplikasi chat-nya lagi, dan membuka pesannya dengan Mark. Alisnya bertautan, begitu mendapati satu pesan Mark yang belum ia baca, namun telah terbaca. Bagaimana sih mengatakannya?

Disana tertulis. 'Sorry Fel, keknya gajadi deh ke mallnya. Soalnya ada urusan mendadak terus gue pulangnya agak telat. Gapakakan? Lo ga nungguin kan?'

Felli mengecek infonya. Pesan itu terbaca sekitar dua jam yang lalu.

Seingatnya, dua jam yang lalu, Farga masih ada di rumahnya dan cowok itu sempat meminjam ponselnya. Apa mungkin Farga yang membaca pesan Mark? Tidak salah lagi. Felli memeriksa pesan-pesan yang lain. Ada sebuah nama yang tidak asing tertera diantara beberapa pesan yang lain.

Farga
P

Tidak salah lagi dugaannya. Ternyata Farga tadi membuka aplikasi whatsapp-nya dan mengirim pesan ke nomornya sendiri. Mungkin agar Farga bisa menyimpan nomor Felli juga. Felli mendengkus, lalu menyimpan ponselnya di sebelahnya.

"Fel, tadi lo nggak nungguin gue 'kan? Lo baliknya sama siapa?" tanya Mark ketika Felli sudah tidak sibuk lagi dengan ponselnya.

"Tadi gue ne-"

Ting!

Ting!

Dua notifikasi beruntun masuk ke ponsel Felli lagi, membuat ucapannya terpotong. Ia buru-buru mengambil ponselnya. Biasanya notifikasi beruntun seperti itu merupakan pesan penting.

Farga
Jangan bilang soal tadi sama siapapun
Apalagi Mark

Sebuah kebetulan yang sangat hakiki. Padahal, Felli baru saja ingin menceritakan kejadian tadi kepada Mark. Eh, orang yang ingin ia bahas baru saja melarang. Hampir saja.

Felli
Iya kak

"Jawab dong woi! Gue nanya juga." Mark memprotes ketika Felli mengabaikan pertanyaannya.

"Eh?" Felli mematikan layar ponselnya, lalu memilih fokus pada pembicaraannya dengan Mark. "Itu, gue tadi naik grab. Kerja kelompoknya juga agak lama selesainya, jadi gue nggak nungguin kok."

Mark mengangguk paham. Perasaannya lega karena sejak tadi, ia merasa khawatir jika Felli menunggunya dan terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Mark sudah diberi kepercayaan menjaga Felli selama di Jakarta dan ia tentu saja akan bertanggungjawab.

"Udah makan lo?" tanya Mark lagi.

"Udah kok. Tadi gue makan mie instan."

Mark berdecak. "jangan sering-sering makan gituan ah. Nanti bego lu. Bahaya juga buat kesehatan."

"Baru kali ini lagi kok. Lo sendiri? Udah makan?"

Mark mengangguk. "Udah. Padahal kalo lo belum makan, gue mau nge-gofood buat lo."

"Nggak usah, udah kenyang gue."

"Oke deh." Mark mengalihkan pandangannya ke televisi ketika jeda iklan selesai, dan kini menampilkan sebuah acara komedi.

"Mark, tadi lo kemana? Kok baliknya malaman?"

Tanpa mengalihkan pandangannya, Mark menjawab, "tadi jemput Mama di stasiun, terus nemenin belanja, terus nganterin dia ke rumah sodara. Katanya bakal ada acara keluarga disana."

Felli mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tante Hana sibuk juga, ya?"

"Pake banget. Gue sering sendirian di rumah."

Tiba-tiba, terlintas satu pertanyaan diotak Felli. Pertanyaan yang sangat ingin ia tanyakan sejak tadi. Apalagi Farga tadi mengatakan agar tidak mengatakan soal tadi kepada Mark. Ada apa sebenarnya?

"Mark, gue pengen nanya deh."

"Tanya aja."

"Lo, Kak Farga, Kak Rudy, Kak Aldo, sama Kak Fikri sering berantem, ya?"

Mark mengalihkan fokusnya lagi kepada Felli. Pertanyaan Felli sedikit diluar dugaannya.

"Kalo berantem diantara kita berlima sih, nggak pernah. Ya paling berantem kecil kalo rebutan sesuatu gitu. Emang kenapa?" Mark mengangkat alisnya sebelah.

"Enggak kok, nanya aja." Felli tersenyum tipis. Felli mengerutkan alisnya samar ketika Mark kembali menonton televisi.

"Kalau bukan berantem sama mereka, terus sama siapa?"

TBC































ELFARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang