Elfarga | Six

35.5K 1.5K 14
                                    

***

Felli sedikit mencuri-curi pandang ke arah meja para cowok yang sudah ia ketahui namanya satu persatu. Tadi, Rini juga sempat menambahkan kalau Mark adalah salah satu anggota kelompok mereka. Ia tidak percaya ada kelompok semacam itu, yang anggotanya semua adalah laki-laki berparas rupawan dan katanya berasal dari keluarga berada. Felli mengira, hal semacam itu hanya ada didrama-drama yang dinontonnya, yaitu Boys Before Flowers.

Para cowok-cowok yang rupanya juga satu sekolah dengannya itu tampak asyik mengobrol dan bercanda ria, sedangkan ia dan kedua teman barunya itu sibuk menguping sambil memakan makanan mereka.

"Mereka tuh kalo ngumpul asyik banget, ya? Pengen ikutan gue," ucap Rini.

Felli dan Nisa terkekeh mendengarnya. Perkumpulan para cowok memang selalu asyik. Itu terbukti saat Felli masih di Bandung. Ia lebih banyak berteman dengan laki-laki karena hobinya sama dengan mereka. Selain itu, Felli tidak terlalu suka berkumpul dengan anak perempuan seusianya yang biasanya gemar menggosip. Felli itu termasuk tipe cewek yang sering menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, salah satu contohnya adalah latihan taekwondo.

"Ikut aja sana. Tapi kalo lo gak dianggep atau diusir, gue nggak mau ngakuin lo temen gue," ucap Nisa dengan nada sadis. Felli tertawa pelan. Teman-teman barunya itu sama seperti kedua sahabatnya di Bandung. Selalu saling mengganggu satu sama lain dan Felli menjadi penengah. Kadang juga, Felli menjadi korban pembully-an mereka.

Diam-diam, Felli memperhatikan kedua teman barunya. Mereka terlihat sangat ceria, menurut Felli, dan ia sangat suka dengan orang seperti itu. Ia berharap, Rini dan Nisa bisa menjadi teman baiknya. Semoga!

***

Sepulang dari cafe, Felli langsung pulang ke rumahnya karena besok ia harus sekolah. Saat mereka meninggalkan cafè beberapa menit yang lalu, Rini dan Nisa sempat mengajak gadis itu untuk mampir ke rumah mereka. Namun, Felli menolak secara halus. Ia merasa tidak enak karena baru sehari di Jakarta, ia sudah keluyuran kemana-mana. Takutnya juga, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, mengingat hari sudah mulai gelap dan Jakarta bukanlah kota yang aman.

Sambil menunggu mobil yang dipesannya melalui aplikasi online, ia duduk diemperan cafè, kebetulan ada kursi panjang yang disediakan. Rini dan Nisa sudah pulang lebih dulu karena mobil mereka datang lebih dulu.

Felli menghela napas pelan begitu mobil yang ditunggunya tak kunjung datang. Dalam hati ia mengeluh karena hari sudah mulai gelap dan takut jika ia sampai di rumah pada malam hari.

Ting!

Gadis berjaket jeans itu menoleh ke kiri, dimana pintu cafè baru saja terbuka. Beberapa saat kemudian, segerombol cowok keluar dari cafè sambil tertawa ringan. Segerombol cowok itu adalah orang-orang yang Rini bahas tadi. Sang Most Wanted SMA Pancasila. Felli akui, mereka semua memang memiliki wajah tampan. Tidak hanya itu, cara berpakaian mereka juga bisa dikatakan luar biasa.

Salah satu diantara mereka, yang Felli sudah tahu bernama Rudy itu lebih dulu pulang menaiki sebuah mobil berwarna merah yang penuh dengan sticker. Menyusul seorang cowok yang sibuk dengan ponselnya, dan menaiki sebuah mobil mewah yang Felli yakini harganya tidaklah murah. Selanjutnya, cowok berjaket boomber yang menaiki motor ninjanya.

Felli mengerutkan dahinya karena masih ada satu orang lagi yang tersisa. Cowok berjaket kulit yang nampak berdiri saja di depan cafè, meskipun temannya sudah pulang semua. Felli tentu saja tahu siapa orang itu. Dia adalah si cowok pelit yang tidak mau memimjamkan powerbank-nya.

Rasanya, jika mengingat hal tadi, Felli ingin memaki halus cowok itu. Ia tidak suka dengan cowok pelit.

"Ngapain lo lia?"

ELFARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang