BAB 56 ( Terlambat Menyadari )

1.6K 167 11
                                    

Author POV


"kamu kenapa ?"


Naomi membuka matanya ketika sebuah suara yang menemaninya selama 3 minggu ini menyapa hangat gendang telinganya


"aku ngantuk. Capek. Semalam begadang nyelesain lego" Frieska tersenyum mendengarnya dan mulai duduk berselonjoran dibawah pohon tempat favorite Naomi untuk tidur selain di rooftop sekolah bersamanya.


"sini bobonya. Aku usapin rambut kamu biar kamu tidurnya makin nyenyak" kata Frieska menepuk paanya sebagai bantalan Naomi untuk tiduran.


Naomi tertawa ringan mendengarnya dan melakukan apa yang diminta oleh Frieska.


Frieska mengusap kepala Naomi dengan lembut. Pipinya memerah jika mengingat bahwa ini adalah salah satu yang diinginkannya jika seandainya Naomi menjadi milikinya, dan terbukti. 3 minggu ini adalah 3 minggu terhebat dalam hidupnya karena Naomi menjadi miliknya.


Frieska mengamati setiap lekuk wajah Naomi yang terparti sempurna. Tidak ada lagi plester yang biasanya menutupi wajahnya seperti dulu. Wajah Naomi semakin sempurna dimatanya tanpa luka lecet sedikitpun.


"ngeliatin wajahku gitu amat. Emang deh wajah aku cantik tapi gak usah gitu juga natapnya" kata Naomi dengan mata yang masih tertutup.


Frieska yang mendengarnya menjadi salah tingkah. Bahkan untuk menutupi rasa malunya, Frieska lebih memilih menutup mata Naomi erat dengan kedua tangannya.


"ihhh nyebelin banget sih !!" gerutu Frieska


Naomi tertawa dengan tingkah Frieska yang sangat kekanakan. Bahkan baru begini saja dia sudah salah tingkah seperti ini, apalagi hal yang lainnya.


Frieska melepaskan tangannya dari mata Naomi dan lebih memilih bersedekap dada memalingkan wajahnya yang masih memerah karena perbuatan Naomi yang menggodanya.


"jiahh pundung. Dasar kang ngambek" ejek Naomi yang ikutan duduk disebelah Frieska.

"bodo amat ! kamu nyebelin" kata Frieska dengan nada kesal


Naomi tersenyum mendengarnya. Entah mengapa dia sangat suka melihat ekspresi Frieska yang sangat lucu ketika sedang digoda olehnya.


Dengan isengnya, Naomi meletakkan dagunya tepat di pundak Frieska membuat Frieska secara refleks memalingkan wajahnya tepat disebelah Naomi.


"jangan ngambek donk. Kan aku cuman bercanda doank" kata Naomi dengan gimik yang dibuat sesenduh mungkin.


Wajah Frieska semakin memerah bahkan jantungnya semakin berulah detakkannya manakala wajah Naomi terpaut sangat dekat sekali dengan wajahnya. Bahkan matanya tidak berkonsentrasi ketika melihat bibir merah segar tanpa lipstick milik Naomi itu membuatnya harus bersusah payah menghilangkan pikiran nakalnya untuk sekedar mengecup bibir itu sebentar saja.

Dear Shinta NaomiWhere stories live. Discover now