BAB 51 ( Perpisahan Yang Seharusnya)

1.8K 171 120
                                    

Author POV

"dengan begini, hakim pengadilan agama memutuskan. Jinan Prasetya dan Cindy Hapsari resmi bercerai"

TOK

TOK

TOK

Ketukkan palu sebanyak 3 kali membuat semua orang menghela nafas. Tak terkecuali Naomi yang duduk sendirian di tengah ruangan sidang.

Naomi langsung memakai kaca mata hitamnya dan pergi meninggalkan ruangan sidang tanpa memperdulikan panggilan sinka dan kakeknya. Semua sudah selesai bagi Naomi.

Bagaimana dengan hak asuh anak ?

Naomi lebih memilih tak tinggal dengan salah satunya. Permintaan Naomi dimalam itu hanya ada 2. Satu, dia tak ingin tinggal dengan papa atau mamanya. Dan yang kedua, rumah yang sekarang di tempati Naomi saat ini resmi miliknya. Naomi sengaja mempertahankan rumah ini supaya menjadi alasan Naomi untuk tetap ingat bahwa dulu dia pernah bahagia dan mempunyai sebuah keluarga.

Diluar ruangan sidang sudah terlihat rombongan tawurannya dari Bintang Nusantara yang memilih bolos dari sekolah untuk memantau keadaan adik perempuan mereka beserta Kinal dan yang lainnya tak terkecuali Veranda yang menatap sedih pada Naomi.

"loe mau kemana mi ?" Tanya Arga menghentikkan Naomi yang hendak masuk kedalam mobilnya.

"gue lagi gak mau diganggu bang. Gue mohon biarin gue sendiri dulu"

Arga sempat terdiam mendengar nada bicara Naomi yang dingin. Seumur-umur dia mengenal Naomi, Naomi tak pernah berbicara dengan nada seperti ini. Tapi kali ini Arga mengerti dengan keadaan yang baru saja dialami oleh adik ketemu gedenya ini. Dengan berat Arga membiarkan Naomi pergi meninggalkan semua orang dalam diam.

"jadi, begini akhirnya ?" Tanya Jinan pada Cindy yang baru saja keluar dari ruang sidang bersama Frans yang setia menemaninya.

"iya. Begini akhirnya"

Jinan dan Cindy saling memandang satu sama lain. Membayangkan sebuah bahtera rumah tangga yang bertahan selama 18 tahun harus kandas hingga membuahkan sebuah korban. Mereka masih tak menyangka bahwa orang yang dihadapan mereka ini pernah menjadi sebuah bagian masalalunya dalam membuat keluarga yang tak pernah harmonis.

"bagaimana dengan Naomi,nan ? selama ini aku tak pernah merawatnya seperti ibu pada umumnya. Jujur, baru kali ini aku merasa sangat sedih melihat raut wajah Naomi seperti ini. Dia terlalu banyak menderita bersama kita" air mata Cindy mulai turun.

"Naomi sudah dewasa. Dia mengerti tentang keputusan yang dia ambil, sebaiknya kita mengikuti saja apa maunya untuk kali ini"

Untuk pertama kalinya, Jinan mengelus pucuk kepala Cindy dengan lembut untuk menenagkan mantan isterinya tersebut.

"maaf atas semua kesalahan yang pernah terjadi selama ini Cindy, maaf." Ucap Jinan dengan penuh rasa bersalah.

"gak Jinan. Kamu gak perlu minta maaf. Tak perlu ada yang disalahkan atas semua yang udah terjadi, mungkin ini pembelajaran dari Tuhan untuk kita supaya lebih berani mengambil keputusan"

Jinan menganggukan kepala membenarkan perkataan Cindy. Cindy benar, jika saja salah satu diantara mereka berani menentang perjodohan tersebut pasti semua ini tak terjadi. Naomi tak akan tersakiti, dan mereka berdua bisa bahagia dengan pasangan masing-masing.

"Jinan, terima kasih sudah pernah menjadi suamiku selama 18 tahun ini. Maaf jika aku tak bisa memberikan yang terbaik selama ini" kata Cindy tulus.

Dear Shinta NaomiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora