Bab 47 ( Kecewa )

1.6K 200 20
                                    


Author POV

Dibawah rinaian air hujan dimalam hari yang masih turun dengan lebatnya, seorang gadis terlihat duduk menekuk lututnya yang mulai mati rasa melawan dinginnya malam dan air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya mulai dari pucuk kepala hingga telapak kaki.


Gadis itu adalah Naomi.


Gadis yang masih tetap teguh pada pendiriannya untuk menanti seseorang yang sudah membuatnya menunggu ditaman sejak dari tadi. Naomi sudah lupa berapa lama dia menunggu disana, tapi yang dia ingat adalah dia sudah ditaman sejak matahari ada hingga terbenam dan digantikan dengan air hujan yang mulai turun tanpa memperdulikkan bulan yang sebenarnya ingin muncul malam ini.


Naomi menghela nafas untuk kesekian kalinya, Naomi hanya berharap saat ini adalah kedatangan seseorang yang membuatnya harus memanjangkan sabarnya demi sebuah jawaban yang akan mengubah harinya dikemudian hari.


Tapi jika mengingat waktu saat ini dan ditambah air yang masih turun dengan derasnya, membuat kepercayaan Naomi pada orang tersebut mulai memudar seiring berjalannya waktu dan air hujan yang mengikis semua rasa percaya dirinya bahwa orang itu akan datang dan menerima pernyataan cintanya tempo lalu.


"loe pasti datangkan Ve ?" gumam Naomi dengan nada bergetar menahan dinginnya hawa yang menusuk tulangnya.


Kepercayaan diri Naomi yang mulai redup mulai dia bangkitkan lagi dengan memikirkan hal-hal positif yang bisa saja menjadi hambatan Ve untuk datang menemuinya malam ini.


Mungkin saudaranya sedang datang berkunjung kerumah,


Mungkin dia sedang ada keperluan dengan mamanya,


Mungkin dia ketiduran sehingga dia datang terlambat,


Cuaca hujan, mungkin dia terkena macet dalam perjalanan menuju kesini



Segala kemungkinan terus bermain difikiran Naomi untuk tetap berfikir postif pada Ve, tapi tak lama kemudian segala kemungkinan positif tentang Ve mulai memudar seiring ketidak hadiranya dimalam yang semakin basah ini.


"mungkin dia tak pernah datang Naomi"gumam Naomi tersenyum miris


Segala perasaan campur aduk menyelimutinya. Hampa. Kesal. Ada amarah yang terselip disana, seluruhnya sudah ada di hati dan otak Naomi.


Jika saja yang ditunggu memberi sebuah jawabannya yang mampu membuat Naomi tak menyesali segala penantiannya malam ini, mungkin dia tak akan mempermasalahkannya. Tapi seandainya jika orang yang ditunggu tak memberi jawaban yang diinginkannya, itulah yang akan menjadi masalah dikemudian hari.


Sesekali Naomi mengangkat kepalanya yang mulai kaku karena terserang hawa dingin. Matanya bergerak liar kesana kemari hanya untuk memastikan bahwa yang ditunggu akan datang. Namun sayang, matanya tak melihat sesosok bayangan orang yang di inginkannya datang malam ini membuatnya kembali menghela nafas putus asa.

Dear Shinta NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang