BAB 54 ( Benar Mencintainya ? )

1.6K 187 81
                                    

Author POV

"Naomi.." panggil Frieska saat melihat Naomi sudah duduk diatas kap mobilnya didepan rumahnya.


Naomi langsung turun dan berjalan mendekati Frieska yang telah rapih dengan seragam sekolahnya. Frieska sedikit salah tingkah ketika mata Naomi terus menatapnya dengan intens. Selama dia mengenal Naomi, baru kali ini Naomi memberikan tatapan seperti itu padanya.


"loe lama amat sih. Gue udah setengah jam lebih nungguin loe disini" Frieska mengernyitkan keningnya mendengar keluhan Naomi. Dia langsung melirik jam tangan biru ditangan kirinya dan melihat jam.


6.32 batinya


"jadi kamu dari tadi udah disini ? kalau udah dari tadi kenapa gak masuk kedalam aja sih"Tanya Frieska yang masih penasaran dengan Naomi.


Naomi memutar bolanya malas. Dia malas jika harus berinteraksi dengan kakak gadis yang ada didepannya saat ini. Terutama semenjak kejadian itu. Naomi bersumpah jika dia sudah tidak ingin berkomunikasi dengan orang-orang yang pernah dekat dengannya.


"gue malas ketemu kakak loe" jawab Naomi jujur.


Frieska menganggukkan kepalanya mengerti. Tanpa banyak Tanya, Frieska langsung masuk kedalam mobil milik Naomi diikuti Naomi yang berjalan dibelakangnya.


Melody yang sempat mendengar perbincangan Frieska dan Naomi hanya mendengus kesal bahkan sedikit menghentakkan kakinya ketanah.

"malas ketemu gue, tapi sama adek gue gak ada malasnya" melody langsung masuk kedalam mobilnya dan melajukkannya menuju sekolah.


Didalam mobil milik Naomi hanya diisi oleh lagu-lagu radio yang sedang diputar secara random. Frieska sedikit kebingungan dengan sikap Naomi tadi yang tiba-tiba menjemputnya. Bukan karena apa. Naomi sering menjemputnya tapi tidak secepat itu. Biasanya dia perlu menunggu sekitar 7 sampai 10 menit menanti kedatangan Naomi. Tapi untuk hari ini Naomi datang menjemputnya. Bahkan lebih cepat 30 menit.


"kamu kenapa ?"


Naomi sedikit melirik kearah Frieska dan kemudian tersenyum simpul.


"gak kenapa-napa sih. Kenapa emangnya ?" Tanya Naomi balik

"yakin gakpapa ?" bukannya menjawab, Frieska justru membalikkan pertanyaan Naomi.


Naomi menghela nafas berat, bahkan entah sejak kapan Naomi menepikkan mobilnya dibahu jalan yang tidak terlalu ramai dilalui kendaraan yang berlalu-lalang.


"loe pernah bilangkan sama gue kalo gak semua luka itu bisa disimpan sendirian. Kadang kita memerlukan seseorang untuk berbagi" Frieska menggangukkan kepala menginggat perkatanya pada Naomi waktu itu.


"mungkin loe bener. Gue emang butuh orang buat berbagi seperti saat ini" kata Naomi menatap Frieska dengan tatapan sendu. Frieska yang tak mengerti hanya diam dan menatap Naomi juga. Frieska bisa melihat ada sebuah luka disana. Lebih tepatnya luka yang ada karena sebuah kekecewaan.

Dear Shinta NaomiWhere stories live. Discover now