Mereka tepat di tangga pertama Candi Borobudur.

"Wow, banyak banget tangganya." Ucap Alfina yang belum mulai tetapi sudah kelelahan.

"Mau naik sampai lantai berapa? Saya ikut kamu aja." Ucap Alfin tersenyum.

"Okey, kita lihat nanti." Ucap Alfina.

Mereka berdua mulai menaiki tangga yang pada akhirnya hanya bisa mereka naiki hingga lantai ketiga.

"Cape ya?" Tanya Alfin disamping Alfina.

Saat ini mereka duduk di lantai ketiga Candi Borobudur. Menahan lelah dan mendapatkan pemandangan yang sangat indah dari atas sini.

"Iya, tapi saya senang." Ucap Alfina tersenyum.

"Senang karena saya?" Tanya Alfin lagi.

"Yeeee boleh itu juga, tapi saya senang karena pemandangannya keren banget deh." Alfina tampak takjub.

Alfin terkekeh, ia mengeluarkan handphone disaku celananya. "Lebih keren lagi kalau pemandangan ini dimanfaatkan. Sini kamu." Alfin memeluk Alfina dari samping dan mengambil beberapa jepretan foto pada handphonenya.

"Eh fotoin saya disitu dong." Ucap Alfina ketagihan.

"Okey, tapi berdua sama saya ya." Alfin berucap lagi.

Alfina tertawa, "Iya deh iya."

Dan mereka bersama, dengan tawa tanpa duka seperti dahulu kala.

----------------
"Kamu tinggal di Yogyakarta?" Tanya Alfina pada Alfin yang kini sedang menatap sebuah pemandangan dari lantai empat Candi Borobudur.

Alfin menggeleng, "Saya lagi liburan kerumah adik saya disini kebetulan saya juga berniat buat tinggal disini jadi sekalian cari tempat tinggal."

"Kamu mau tinggal di Yogya?" Alfina bertanya lagi.

"Iya, pekerjaan saya dipindah tugaskan disini. Jadi saya bakalan disini dan bertemu kamu." Alfin menatap Alfina.

Alfina tersenyum.

Entah rasanya hati Alfina bahagia sekali. Sehingga perempuan itu tidak canggung lagi jika Alfin memberikan gombalan padanya.

"Ayana itu siapa kamu?" Sebenarnya ini pertanyaan yang ingin diajukan Alfina sejak kemarin namun sayang keberaniannya baru ada saat ini.

Alfin tersenyum, "Dia keponakan saya. Dan perempuan yang kamu lihat di RS waktu itu adalah adik saya."

Alfina mengangguk lalu tersenyum tipis. Takut jika Alfin tau bahwa ia sangat senang dengan pernyataan yang dilontarkannya barusan.

"Kok kamu bisa kecelakaan sama Ayana? Adik kamu kemana?"

Langit mulai mendung saat pertanyaan yang dilontarkan Alfina muncul. Takut hujan, merekapun mulai berjalan menuruni tangga Candi Borobudur.

"Waktu itu kedua orang tuanya sedang menyiapkan acara ulang tahun dirumahnya. Dan saya yang bertugas membawa Ayana pergi jalan - jalan. Tetapi Ayana tertidur dijalan dan iapun tidur dikursi belakang. Namun sayang, saat itu ada mobil yang menabrak kami dari belakang. Jadi acara ulang tahun Ayana batal dilakukan karena Ayana dirawat saat itu."

"Tapi Ayana sudah membaik kan?" Alfina bertanya lagi.

"Alhamdulillah, dia sudah membaik. Ohiya, sore ini acara ulang tahunnya akan dilaksanakan. Kamu mau datang?" Alfin mengajak Alfina.

Alfina tersenyum, lalu mengangguk.

----------

Selamat ulang tahun kami ucapkan..

Suara nyanyian selamat terdengar dari dalam rumah Ayana. Banyak anak - anak seumuran Ayana yang berkumpul menyanyikan lagu ulang tahun untuk Ayana.

Semuanya ceria tanpa duka yang terpancarkan. Ayana tampil sangat cantik. Rambutnya terurai dengan mahkota cantik yang berada diatas kepalanya. Tak lupa ia memakai gaun pesta berwarna pink yang sangat lucu sekali.

"Ayana mirip Princess Aurora ya." Ucap Alfina pada Alfin disampingnya.

"Iyalah, omnya dulu siapa." Alfin menaik turunkan alisnya.

"Yeee kamu tuh." Alfina menggelengkan kepalannya.

Tiba saatnya acara potong kue. Aldin- Adik Alfin sekaligus Ibu Ayana membantu Ayana memotong kue.

"Ini buat Bunda sama Ayah." Ayana memberi kue pertamanya untuk kedua orang tuanya.

Semuanya bertepuk tangan.

"Yang kedua buat Om Alfin dan Dokter cantik." Ayana memberikan kue pada Alfin dan Alfina.

"Wah, aku dapat juga. Makasih ya Ayana." Alfina mencium pipi Ayana.

"Saya mau dong dicium juga." Alfin menunjuk pipi kirinya pada Alfina.

Alfina melotot, dengan tingkah Alfin. "Banyak anak kecil." Ucapnya sambil tersenyum kikuk.

Alfin tersenyum.

Hari ini Alfin bersama Alfina lagi setelah bertahun - tahun lamanya akhirnya mereka bersama lagi.

Inilah yang diinginkan Alfina. Bersama Alfin tanpa ada rasa takut kehilangan lagi dan seharusnya mereka seperti ini sejak dahulu. Bersama, tanpa mendengarkan ego di hati masing - masing.

--------------

Childhood Memoriesजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें