18

178 16 0
                                    

Suasana terminal sedikit sepi karena penumpang sudah pulang kerumahnya masing - masing. Namun berbeda untuk Arin saat ini. Perempuan yang sudah menghabiskan waktu enam bulan terakhir di Jakarta kini sedang terduduk di kursi panjang yang tersedia di terminal dua.

"Nunggu siapa lagi?" Alfin yang sedari tadi kebingungan dengan Arin yang selalu menatap kesekeliling akhirnya bertanya.

Arin menatap Alfin, "Temen.."

"Lo punya temen lain di Jakarta? Kok ngga bilang gu-"

"Tuh temennya." Arin tersenyum dengan kedatangan Alfina yang membuat Alfin sontak terbungkam.

"Hai Arin," Sapa Alfina yang disusul oleh Lian, "Hai Rin,"

Arin menatap kedua teman barunya senang, "Hai Alfina Lian. Gue kira ngga bakalan datan-"

"Datanglah! Janji harus ditepatikan?" Alfina tersenyum ia menatap Alfin sekilas yang kini ternyata sedang menatapnya juga.

"Iya harusdong! Nah, karena semuanya udah lengkap jadi gue mau salam perpisahan ni-"

"Eeeit, gue ngga ditungguin nih?" Rio tiba - tiba datang dengan nafas yang tidak teratur.

Arin menahan tawa, "Ah elo Yo. Sorry gue lupa hehe. Maaf ya?"

Rio mengangguk, "Untung aja si Alfin kasih tau gue kalau lo mau balik."

Arin menatap Alfin, Alfin tersenyum.

Bis menuju Bandung akan berangkat lima belas menit lagi. Harap semua penumpang sudah menaiki bis.

Arin tersenyum saat pemberitahuan berakhir, "Yaudah ngga usah basa basi intinya makasih kalian semua udah datang untuk antar gue pulang. Makasih juga udah jadi teman baru gue, walaupun semasa gue sekolah kita ngga terlalu dekat tapi gue rasa gue sangat bahagia bisa punya teman baru seperti kalian.

Gue sangat yakin setelah ini hubungan pertemanan diantara kita akan semakin erat. Ah kenapa sih kita ngga temenan kayak gini waktu gue masih sekolah?" Arin mengerucutkan bibirnya. "Yang penting sekarang kita udah temenankan?" Arin bertanya.

"Iya," sontak semuanya berseru.

Arin tersenyum lagi, ia merentangkan tangannya agar semuanya bisa berpelukan.

"Aaah, gue senengg!" Ucap Arin yang kini lengannya sudah saling berkaitan dengan lengan yang lain hingga kini mereka sekarang sudah berpelukan seperti teletubies.

"Gue juga," Alfina tertawa.

Alfin tersenyum lelaki yang sedari tadi terdiam itu kini bersuara. "Iya gue juga."

"Gue juga!" Ucap Lian dan Rio bersamaan.

Arin tersenyum. Mereka berhenti dan Arin segera mengambil kopernya, "Yaudah gue pamit. Assalamualaikum." Ucapnya yang segera berjalan menuju bis.

"Walaikumsalam," Semuanya melambaikan tangannya pada Arin.

Tak lama bis yang Arin naiki akhirnya berjalan untuk menuju Bandung dan tersisalah disini Alfina, Lian, Alfin dan Rio.

Suasana canggung melingkupi mereka.

Gue harus minta maaf sama Alfin. Tapi, ada Rio gimana ya? Batin Alfina kebingungan.

"Lo pulang naik apa?" Rio bertanya pada Alfina yang kini berada disampingnya.

Alfina menatap Rio, "Pulang bareng Lian tadi dia bawa motor,"

Rio mengangguk. Alfin yang sedari tadi menatap lantai terminal hanya menarik nafas ketika Alfina menatapnya.

"Yaudah gue duluan." Pamit Alfina dan Lian sebelum mereka pergi.

Alfin mengangguk, Rio menimpali "Hati - hati," ucap Rio yang hanya diberikan jempol tanda "Ok" oleh Alfina tanpa berbalik badan.

"Yaudah gue juga duluan Yo. Gue bawa mobil lo mau bareng?" Alfin bertanya.

Rio menggeleng, "Gue bawa motor matic gue kok Fin."

"Yaudah gue duluan." Alfin berjalan meninggalkan Rio sendirian.

Rio yang tertinggal sendiri menatap kepergian Alfin dan Alfina bergantian. "Semoga kalian berdua bisa bersama lagi. Gue rela. Asalkan Alfina bahagia." Ucapnya lalu segera berjalam menuju parkiran terminal dimana motor maticnya berada.

-----------------
"Lo yakin mau minta maaf sama Alfin?" Tanya Lian yang kali ini memang sengaja sedang menginap dirumah Alfina.

Alfina mengangguk, "Iya tapi gue bingung harus gimana minta maafnya?"

Lian menatap Alfina, "Lewat chat? Tapi lebih baik ketemu langsung sih."

Alfina menatap Lian tak yakin, "Gue bicara sama Alfin? Tadi di terminal aja gue sama dia sama - sama diam. Mungkin dia marah karena selama ini gue cuek?"

"Al, ingat ngga selamanya apa yang ada dipikiran lo itu benar. Lo selalu mikir yang negative tentang Alfin dan akhirnya kemarin - kemarin lo nyeselkan? Al disetiap permusuhan harus ada salah satu yang mengalah kalau mau merubah permusuhan jadi persahabatan lagi. Dan lo yang harus mengalah." Lian yang berada disamping Alfina menasehati.

Alfina menatap lantai kamarnya hampa. "Yaudah gue mengalah, tapi gue belum siap buat bicara sama Alfin."

Lian tersenyum, "Ngga apa - apa. Timingnya memang belum tepat. Kalau lo udah siap buat bicara sama Alfin gue siap juga ngebantu lo."

Alfina memeluk Lian, "Yaaan! Makasih ah lo memang moodboster gue!!"

Lian balas memeluk Alfina, "Iya iya, yaudah sekarang kita tidur ya. Gue udah ngantuk banget ini."

Alfina melepas pelukannya, "Iya sorry, yuk tidur gue juga ngantuk."

Lian mengangguk, lalu ia mematikan lampu kamar Alfina yang digantikan dengan lampu tidur.

Alfina tersenyum dalam tidurnya, perempuan itu memang belum benar - benar tertidur.

Suatu hari nanti, aku akan bersamamu Alfin. Tunggu aku.

--------------
Hai guys! Selamat Idul Fitri yaaaks. Taqobbalallahu minna wa minkum. Barakallahu Fiikum. Maafin holis ya kawan kawan 😊. Walaupun udah H+6 lebaran tapi kalau minta maaf masih boleh dong?

Maafin aku yang updatenya lama terus ceritanya makin ngaco atau gajelas kalau kalian complain aku terima ko. Itu semua aku yakin bentuk sayang kalian ke aku biar aku nulisnya lebih baik lagi. Maaf juga ada typo dimana mana yang terkadang udah cape jadi males edit edit langsung publish.

Maafin yaaa. Tapi makasih loh kalian udah follow aku, vote cerita aku, add dan baca cerita aku. Makasih banyaaaak 😘

Udah ah. Ohiya cerita ini aku masih belum yakin dengan endingnya niatnya mau sad ending tapi gatau deh liat nanti yaw! Hehe.

Ohiya mau curcol. Kalau momen lebaran gini pasti maaf - maafan kayak aku gini. Nah, kemaren itu mantan tiba2 minta maaf. Duh, udah move on bertahun - tahun cuma dengan ucapan maaf gitu langsung bikin hati gue duh sebellah senenglah campur aduk. Abis itu udah aja orangnya ngilang lagi. Rasanya asdfghjkl. Udahdeh makasih udah baca curhatan aku 😘

Childhood MemoriesWhere stories live. Discover now