7

241 14 0
                                    

Setelah selesai bernyanyi Alfin membawa Alfina kesuatu tempat yang bahkan belum pernah Alfina singgahi tempatnya.

Alfin membawa Alfina kesuatu tempat yang bagi Alfin adalah rumah kedua baginya.

Venderan, cafe kecil yang tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.

"Apa cuma gue yang ngga tau kalau didekat sekolah ada Cafe?" Batin Alfina mengeluh.

Tanpa disuruh, pelayan datang membawa menu makanan yang ada di cafe ini.

Alfin terdiam sembari melihat buku menu, dibaliknya halaman demi halaman buku itu.

"Lo pesan apa?" Tanya Alfin yang sudah menutup buku menunya.

"Sweet cappucino sama Red velvet" Ucap Alfina lantang.

Alfin mengangguk, "Sweet cappucino dua, red velvet satu dan brownies choco chip satu ya."

Setelah pelayan menulis pesanan, kini hening Alfina yang melihat pemandangan luar dan Alfin yang melihat pemandangan sekitar cafe.

"Lo-" Ucap mereka tak sengaja bersamaan.

"Lo dulu aja" Alfin berucap.

"Ngga lo dulu aja." Alfina tersenyum.

"Yaudah, lo. Eh, lo dulu deh, ladies first" Ucap Alfin beralasan.

Alfina tersenyum, "Yaudah, lo waktu dulu gugus berapa waktu MOS?"

Alfina tersenyum getir, sebenarnya bukan itu yang ingin ia tanyakan.

"Lo masih inget masa kecil kita waktu di taman kanak - kanak?"

Namun, yang terucap bukan itu, hanya kalimat bahkan bukan. Lebih tepatnya, pertanyaan aneh.

Alfin memejamkan matanya, berusaha mengingat masa beberapa bulan yang lalu.

"Gugus satu, kenapa?" Tanya Alfin setelah mengingatnya.

Alfina mengangguk.

Alfin hanya mengangguk, "Giliran gue ya. Lo... kenal Rio dimana?"

Alfina tersenyum, "Rio, gue kenal dia karena kita teman waktu di sekolah dasar. Kenapa?"

"Oh, ngga apa - apa sih. Hehe" Alfin terkikik.

"Ini pesanannya, ada tambahan?" Tanya sang pelayan.

"Ngga ada, makasih." Ucap Alfin sembari tersenyum.

Mereka memakan dengan keheningan di awal lagi.

"Ohiya, kok tiba - tiba lo ngajak gue kesini?" Tanya Alfina keheranan.

Alfin terdiam, "Gue emang biasa kesini. Tadi ngga sengaja liat lo, ya gue ajak." Ucapnya setelah diam beberapa saat.

Alfina melanjutkan makannya, Alfin tidak.

"Al, lo sendiri tadi ngapain duduk di trotoar? Kaya...." Alfin terkikik tidak melanjutkan ucapannya.

"Kaya pengemis? Haha. Kalau bicara sama gue langsung aja, anggap aja udah kenal lama." Kiara berkata jujur, memang sebenarnya ia harus mengatakan hal itu.

"Gituya? Okedeh. Eh pertanyaan gue belom lo jawab" Alfin memakan lagi brownies choco chipnya.

"Ceritanya jogging, tapi karena adik gue maunya naik sepeda, ya keliling jalanan raya. Ya, soal gue yang kaya PENGEMIS itu. Kita lagi istirahat gue duduk nunggu adik gue beliin minuman." Ucap Alfina menjelaskan, yang sengaja ia tekankan di kata pengemis.

"Hahaha, mis mis." Alfin merasa kasihan

"Dih, songong!" Ucap Alfina melotot.

Alfin tertawa, "Haha, kata lo bicara sama lo jujur aja ya kan?"

"Iya, iya sih. Tapi ngga, ah udahlah." Ucap Alfina melanjutkan makannya.

---------

"Ini rumah lo?" Tanya Alfin ketika sudah sampai didepan rumah Alfina.

"Iya, mau masuk?" Ajak Alfina.

Alfin tersenyum, "Lain kali kayaknya, gue mau langsung pulang aja."

"Okey, Ohiya, gue masuk ya. Makasih buat hari ini." Ucap Alfina yang melambaikan tangannya kearah jendela mobil Alfin.

Didalam mobil Alfin ikut melambaikan tangan kirinya.

"Lama banget lo, ribet nih gue bawa sepeda dua." Ucap Vian yang menggerutu ketika Alfina memasuki rumah.

"Yee, kan tadi lo yang mau bawain sepeda gue. Gimana sih?" Alfina menatap adiknya yang sedang tiduran di sofa ruang tamu.

"Ya kan, tadi pacar lo ya? Kok gue kayak pernah liat dia ya?" Vian menatap Alfina yang ikut duduk disofa lain dihadapannya.

"Temen gue. Mungkin lo salah liat." Alfina menatap adiknya yang sebenarnya ucapannya benar.

Dia itu udah kenal sama keluarga kita sejak kita kecil Yan. Dan jelas lo pasti kenal dia.

"Oh gue tau! Dia Alfin temen TK lo dulu kan? Yang waktu kelas tiga SD pindah ke Bandung?" Vian duduk seketika.

Alfina mengangkat bahunya acuh, "Iya kali. Semoga aja memang dia orangnya." Alfina berlalu meninggkalkan adiknya di ruang tamu sendirian.

"Iya kok bener. Masih inget banget gue wajah dia dengan jelas waktu itu. Tapi kok dia ngga inget gue? Apa gue terlalu ganteng ya? Sampai orang - orang ngga kenal gue?" Vian tersenyum sendiri.

Alfina kembali ke ruang tamu memegang kening adiknya yang ternyata hangat, "Yan, gue anter lo ke dokter 24 jam. Mau?"

Vian memukul lengan Alfina yang berada di keningnya. "Aal gila lo ya?"

Alfina tersenyum, "Justru lo yang ngga waras. Bilang lo ganteng. Iya ganteng kalau diliat dari monas!" Alfina berlari menuju kamarnya.

"Bunda!! Si Aal bilang aku gilaaa!" Vian berteriak memanggil bundanya.

"Huuu, cowok kok letoy? Bhak." Alfina yang sudah memasuki kamarnya masih bisa mendengar suara teriakan Vian.

"Iya lo bener Yan. Dia itu Alfin temen gue semasa TK dulu. Dan dia yang pindah ke Bandung disaat kita kelas tiga SD. Dan hal yang bener juga, gue ngga tau kenapa dia bahkan ngga ingat gue sama sekali." Alfina tersenyum miris menatap fotonya dengan Alfin yang saat itu sedang wisuda TK.

-------------
Alfin POV

Setelah mengantar Alfina pulang sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal di hati Alfin. Kenapa dirinya seperti pernah kerumah Alfina sebelumnya? Padahal itu adalah kali pertama ia kerumah Alfina.

"Kok kayak ada sesuatu yang hilang ya?" Alfin memijat pelipisnya yang mulai mengeluarkan denyutan yang memusingkan.

Alfin menghentikkan mobilnya di pinggir jalan. Ia memegang kepalanya yang mulai pusing dan beranjak untuk menelfon seseorang.

"Yo, tolongin gue." Satu kalimat yang membuat Alfin seketika pingsan ditempat.

----------
Rio yang sedang menghabiskan minggu paginya dengan bersantai dirumah seketika merasa terganggu dengan bunyi handphone yang mengganggu hari santainya.

"Siapa sih ganggu gue aja," Ucap lelaki itu kesal. Tak lama Rio melihat nama Alfin yang tertera dilayar handphonenya.

"Iya, Halo fin?" Tanya Rio pada Alfin.

"Yo, tolongin gue."

Tut, telfon dimatikan.

"Halo? Fin. Lo dimana?" Segera Rio melihat layar handphonenya. "Sial, dimatiin lagi."

Dengan secepat kilat Rio mengambil kunci motornya, dan dengan segera mencari Alfin di Jakarta yang luas ini.

-------
Hai. Akhirnya update lagi hihihi. Sesuai janjikukan? Setelah Alone selesai aku fokus ke cerita ini hehehe. Maafkan diriku ini ya guys!

Childhood MemoriesWhere stories live. Discover now