3

415 26 2
                                    

Hari ini adalah hari senin seperti biasanya.

Seperti pelajar lainnya, Alfina atau yang sering kita sebut sebagai Aal juga hanya pelajar biasa yang bisa mendadak bangun kesiangan di hari senin pagi.

Alfina POV

Ngejar - ngejar bis itu sama aja kaya ngejar bintang, mau lari segimana cepetnyapun tetep aja ngga bisa diraih.

Sama kaya sekarang, secepet apapun gue lari dari komplek rumah sampai halte ngejar bis tetep aja ngga bakalan dapet. Percuma.

Bukan salah abang, mas atau om bisnya juga sih. Salah gue juga eh bukan salah gue, salahin orang yang gue suka. Mmm, Alfin maksudnya. Hihi.

Sekarang udah jam tujuh lewat lima. Dengan angkuhnya sopir bis, cuma lewat didepan gue tanpa mau ngeliat muka memelas gue sedikitpun.

Bukan abang, om, atau mas sopir bisnya sih. Karena, bis mereka penuh jadi ya bisnya lewat aja gitu didepan gue.

Huft, senin absurd. Right?

Kriiiiit.

Ah, akhirnya. Satu bis yang lumayan kosong berhenti pas didepan gue.

Beri tepuk tangan untuk abang bis itu. Prok prok prok.

Naiklah gue dari tangga pertama bis, tangga kedua bis. Dan gue dapet tempat duduk yang aman dan nyaman.

"Alfina?" Panggil seseorang dibelakang gue.

Lagi telat gini, harus ya saling Say Hi?/

Sebagai pelajar yang harus menghargai sesama, akhirnya gue berusaha buat memalingkan wajah gue kebelakang.

Dan.

A L F I N.
Ada disana.

Alfin?

Lo yang nyapa gue?

"Alfina?" Panggil seseorang disebelah Alfin.

Ah, "Rio?".

Kecewa itu ketika seseorang yang peduli padamu adalah orang lain bukan seseorang yang kau sukai.

"Lo telat Alfina? Tumben biasanya di sekolah dasar paling rajin" Rio berucap.

"Iya, Yo gue lagi males sekolah jadi telat" Gue tersenyum tipis dan membalikkan pandangan kedepan.

Di taman kanak - kanak gue paling rajin juga loh fin.

Terdengar suara sedikit bisik - bisik tapi terdengar sampai telinga gue.

"Itu siapa?"

"Itu? Alfina. Temen sekolah dasar gue."

"Ohgitu"

"Kenapa? Lo lagi love at first sight ya?"

Tak ada jawaban apapun. Hanya sampai situ pendengaran yang gue denger.

Apa iya Alfin suka sama gue di pandangan pertama? Ini bukan pandangan pertama loh Fin.

"Alfina," Rio memanggil lagi.

Gue menengok kebelakang, dan menaikkan alis bertanda bertanya.

"Hmmm, temen gue.."

"Eh, Yo. Udah sampe. Bye!" Gue pergi dengan senyuman terakhir di ambang pintu bis untuk Alfin.

Please hati, jangan dag dig dug serr sekarang.

Please hati, jangan baper sekarang.

Please hati,






Childhood MemoriesWhere stories live. Discover now