25

158 19 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Alfina sudah bangun sedari subuh karena ia harus menyiapkan baju dan segala perlengkapan untuk acara promnight nanti malam.

"Baju udah, aksesoris udah tinggal... apa ya? Ah make up?" Alfina melihat dirinya didepan kaca "Ngga usah make up lah ya males gue pake kayak gituan." Keputusannya bulat dan mungkin ia hanya akan menggunakan bedak yang tipis. Tipis sekali setipis tissue.

"Selesai." Alfinapun tersenyum.

Drrrrt drrrrt drrrt. Handphonenya bergetar.

"Kenapa Yan?" Lian yang menelfonnya.

"Uhuk," Terdengar batuk disana.

"Lo kenapa?" Tanya Alfina khawatir.

"Duh, Al kayaknya gue ngga bisa datang deh. Badan gue ngga enak nih."

"Yaaah!" Alfina berseru sedih.

"Sorry ya, siapa juga yang mau sakit. Kan?"

"Terus gue sama siapa?" Tanya Alfina sedih.

"Yaelah lo kira anak kelas ngga mau temenin lo apa?" Lian berseru.

"Iya mau sih, tapi kan-"

"Yaudah lo sama mereka aja ya."

"Gue ngga usah datang aja deh Yan. Yakali sahabat gue lagi sakit gue tetap datang?"

Lian terkekeh, "Lo harus ikut. Acara ini tiga tahun sekali loh itupun hanya ada di masa - masa SMA aja. Lo ikut ya Al. Kalau lo ikut gue seneng."

"Tapi Ya-"

"Lo harus ikut, gue disuruh istirahat nih. Udah ya. Have fun Al."

Tut. Telfon dimatikan sepihak.

Alfina menatap sedih layar handphonenya.

Kalau lo ikut gue seneng.

Ucapan Lian tadi berputar - putar di otaknya.

Alfina mengangguk, "Gue harus ikut biar Lian seneng. Ya pasti." Alfina tersenyum.

-------------
Alfina menatap dirinya yang berada di cermin sekali lagi. Ia tak menyangka penampilannya sungguh berbeda malam ini.

Dengan bantuan bundanya, Alfina tampil bak tuan putri dari khayangan.

"Bun, aku..."

Bunda Alfina tersenyum. "Cantikkan?"

"Duh, Bun make upnya ketebelan aku ngga sukaaa." Alfina sedikit berteriak.

"Ngga kok, ini tipis sayang."

Alfina menatap bundanya yang memberi semangat lewat tatapan mata.

"Yaudah aku berangkat ya Bun." Pamit Alfina.

"Iya."

Belum juga Alfina keluar rumah tepat diteras rumahnya duduk Vian menatapnya aneh.

"Mau ke undangan lo?" Vian bertanya.

Alfina menghiraukan adiknya.

"Al mau kemana? Gue anter." Vian berteriak.

Alfina menatap adiknya sebal, "Telat lo gue udah pesen taksi."

Vian terkekeh tak lama kakaknyapun masuk kedalam taksi yang berada didepan rumahnya.

-----------
Penampilan Alfina memang sederhana namun terlihat elegan.

Gaun berwarna silver yang dipakainya tidak memiliki tangan, balutan kain satin itu meliuk indah pada tubuh Alfina. Gaun yang hanya sampai lutut itu dipadukan dengan heels berwarna silver serupa. Sangat indah.

Childhood MemoriesOnde histórias criam vida. Descubra agora