Part 9

3K 310 24
                                    

7112017

Demi Dewa, suka sama seseorang sampai uring-uringan itu nggak enak banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Demi Dewa, suka sama seseorang sampai uring-uringan itu nggak enak banget. Seperti ada diposisi serba mikir, karena takut salah langkah.

Tolonglah, siapapun katakan padaku kalau aku sedang percaya diri berlebihan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Tolonglah, siapapun katakan padaku kalau aku sedang percaya diri berlebihan. Katakan padaku kalau aku sudah jatuh malam ini. Jatuh sejatuh-jatuhnya dalam permainan yang dilakukan laki-laki itu hingga aku terlarut di dalamnya. Dia terlalu halus, bahkan sampai aku lupa kalau apa yang dilakukannya adalah sebuah keharusan seorang sahabat. Dia yang kumaksud tentu saja Deon, siapa lagi?

Seharusnya aku sudah terbiasa dengan perlakuan lawan jenis yang cheesy abis malam ini. Tapi anehnya, ketika aku bersama Deon ... itu beda banget!

Malam ini, terang-terangan dia memujiku, terang-terangan dia melihatku seperti seorang yang dia puja, dan terang-terangan pula dia memberikan perhatian padaku.

"Istirahat ya Ai, udah malem juga, hati-hati di rumah sendirian."

Hanya se-simple itu, tapi berhasil memutar balikkan otak dan hatiku, membuatku bertanya-tanya, 'apa maksudnya Deon seperhatian ini?' dan bukan hanya itu, dia sempat membuatku gede rasa karena telah membukakan seat-belt dan mengusap pelan puncak kepalaku. Aku merasa ada yang beda dengan perlakuannya, entah aku yang terlalu larut dalam perasaanku sendiri, atau dia yang jelas-jelas memperlakukanku berbeda malam ini.

Caranya menyentuh puncak kepalaku terlalu lembut, bahkan Levin yang sudah biasa menyentuh kepalaku--atau malah mengacak-acak--rasanya tidak sama ketika Deon yang melakukannya.

Hingga aku masuk ke dalam rumah pun, Deon masih setia menunggu dan memastikan aku masuk ke rumah dalam keadaan baik-baik saja. Itu semua membuatku ... argh, entahlah.

Sambil terus membersihkan make-up, aku memikirkan antara 'apakah aku masih baik-baik saja' dan 'kenapa sih dengan Deon malam ini?', harus terinterupsi dengan dentingan di ponselku.

Aku meliriknya, ternyata Levin yang menyapa grup dan menanyakan apakah sudah sampai di rumah dengan selamat atau belum.

Ini yang kusuka darinya, sekampret apapun perlakuannya terhadapku, berpenampilan seolah dia tak peduli pada dunia, tapi pada teman-temannya Levin adalah orang yang paling sempurna. Seolah dia ikut andil dalam menjadi penjagaku karena keluargaku sudah pergi walau masih ada.

Sehitam Brownies Seputih SusuWhere stories live. Discover now