Bab 47 ( Kecewa )

Start from the beginning
                                    


"nak,pulanglah. Hari sudah malam, dan bapak perhatikan kau sudah menunggu disini sejak pagi hari"


Naomi kembali mengangkat kepalanya saat mendengar suara cukup keras dari seorang lelaki cukup berumur yang berlindung dibawah payung sedang berdiri disampingnya.


"g-gak pak. s-saya masih disini. S-saya nunggu seseorang" kata Naomi dengan suara bergetar menahan cuaca yang semakin dingin.


Bapak tersebut terdiam mendengarnya, dalam hatinya dia kasihan melihat Naomi yang sudah basah kuyup dan dia bisa melihat bahwa bibir Naomi sedikit membiru karena terlalu lama menahan hawa dingin.


"kalau mau menunggu seseorang, sebaiknya kamu menunggu di pos jaga bapak saja. Jaraknya tak begitu jauh dari pintu masuk taman, disana kamu bisa minum teh untuk sekedar menghangatkanmu yang sudah kedinginan" Naomi mengelengkan kepala menolak ajakan bapak itu, dalam hatinya dia berfikir jika dia pergi mungkin Ve tak akan menumukannya disini.


Bapak itu menghela nafas melihat reaksi Naomi yang menolak ajakan bapak itu.


"jika kamu menunggu disini hujan-hujan demi sebuah cinta yang sebenarnya tak pernah ada, kau bodoh sekali nak."


Perkataan bapak itu membuat Naomi terdiam, air matanya mulai jatuh seiring air hujan yang ikut menghapus air matanya agar tak terlihat orang lain.


"lihat sekelilingmu, taman yang dari paginya ramai hingga sepi seperti ini. Bahkan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Cuman kamu yang belum bergerak sedari tadi hanya untuk menunggu seseorang yang mungkin lupa dengan janji untuk bertemu denganmu hari ini. Tapi bodohnya kamu, kamu masih mau menunggunya meski kepercayaanmu tentang kehadiran orang itu mulai memudar"


Bahu Naomi bergetar seiring derasnya air mata yang mulai turun dengan deras dari matanya. Bapak ini benar, dia terlalu bodoh menanti seseorang yang mungkin lupa dengan janjinya untuk datang menemuinya disini.


"pulanglah dan hangatkan tubuhmu yang sudah basah itu, tapi jika kau masih tetap teguh untuk menantinya. Sebaiknya kamu ke pos jaga saya untuk berteduh dan menunggu orang itu untuk datang"


Bapak itu mulai berlalu meninggalkan Naomi yang masih menyembunyikkan wajahnya diantara lututnya. Air matanya turun  dengan deras, perasaan sesak menghantui dadanya. Terlalu sesak hingga membuat Naomi menjadi lelah untuk sekedar mengambil nafas dan membuangnya. Naomi meremas dadanya sendiri dan memukulnya untuk sekedar menghilangkan rasa itu, namun sayang. Sesak ini tetap ada bahkan semakin menghimpitnya kejurang putus asa.


Dengan pasrah, Naomi mulai melangkahkan kakinya meninggalkan bangku taman yang sudah seharian bersamanya. Namun langkahnya berbelok sebentar kearah pos jaga yang dimaksud bapak tadi.


"oh, kau yang dari tadi duduk disana. Masuklah, kukira kau mau menjadi orang bodoh menunggu dibawah hujan yang deras" kata bapak itu sambil meminum kopi hangat buatannya.

"ada kertas sama pulpen ?"


Bapak itu mengernyitkan keningnya bingun dengan permintaan Naomi tadi. Tapi tanpa banyak Tanya, bapak itu langsung memberikan apa yang Naomi minta tadi.

Dear Shinta NaomiWhere stories live. Discover now