BAB 24 - Ada Apa, Sih?

1.6K 157 16
                                    

"Lo atau gue yang ngomong ke Samudra?" Nadine mengangkat kepalanya, menatap Camila yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapan wajah Nadine.

Nadine terkejut, tetapi segera menghela napas begitu mendengar pertanyaan Camila. Nadine hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Camila. "Nanti gue coba," jawabnya pelan tanpa suara.

Kepalanya tiba-tiba saja menoleh ke kanan, menatap Samudra yang sedang asik mengobrol dengan David. Tawanya tulus, senyumnya begitu mengembang. Nadine tak bisa bayangkan bagaimana reaksi Samudra jika ia memberitahukan padanya tentang Rayn.

"Nadine, dicariin Rayn,"

Tepat sebuah suara itu berakhir, tawa Samudra sontak berhenti membuat Nadine panik akan tawa tersebut, tawa yang belum tentu akan hadir lagi. Bahkan hanya dengan mendengar nama Rayn saja, Samudra sudah sesensitif ini.

"Nggak usah keluar," perintah Samudra tajam. Matanya tetap menatap ke arah pintu, tetapi nada bicaranya sangat tegas pada Nadine yang berada di seberang mejanya.

Nadine menurut. Ia tetap duduk di mejanya. Ingin tak peduli pada Bintang yang duduk di depan pintu dan asik memanggil namanya. Nadine fokus pada novel di atas mejanya, membacanya, tetapi pikirannya tetap berkeliaran.

Tiba-tiba saja, Samudra bangkit dari duduknya. Nadine ikut panik, kepalanya terangkat dan betapa terkejutnya kala menatap Samudra sudah berdiri di hadapannya memunggunginya. Kepala Nadine bergerak tak tentu arah, dan matanya menangkap Rayn yang sudah masuk ke dalam kelas dan berdiri di hadapan Samudra.

"Mau ngapain?" Nada bicara Samudra benar-benar tajam dan marah.

Nadine ikut bangkit dari duduknya, menatap Rayn yang kini tersenyum pada Samudra.

"Ada perlu sama Nadine," jawabnya santai.

"Bisa nggak sih berhenti berurusan sama Nadine?" Nadine buru-buru menoleh pada Camila yang tiba-tiba saja berteriak pada Rayn.

Samudra yang tak paham segera menatap Camila dengan raut kebingungan. Kenapa Camila seolah sangat marah pada Rayn?

"Lo tahu nggak sih, apa yang udah Nadine lakuin buat lo? Apasih balasan lo buat Nadine?" Lagi. Camila berteriak.

David yang berada disitu buru-buru mendorong Rayn guna mendekat pada Camila.

"Lo kenapa Cam?"

Camila menepis tangan David dan bergerak maju mendekati Rayn. "Mending lo jauh-jauh deh dari Nadine. Kalau bukan karena lo ngemis-ngemis, Nadine juga nggak mau bantuin lo."

Rayn melongo begitu Camila menonjok bahu Rayn dengan kencang dan penuh kekesalan.

David ikut panik. "Mau gue yang hajar Rayn, Cam?"

"Lo nggak tahu apa-apa, woi, nggak usah ikut-ikutan," jawabnya santai dan kembali menatap Rayn. "Pergi atau gue bongkar di depan Febby?"

Rayn menghela napas, melirik Nadine yang kini seolah enggan menatapnya. "Nad," panggil Rayn sambil sedikit bergerak mencari celah untuk berbicara kepada Nadine.

Samudra buru-buru ikut bergerak menghalangi Rayn untuk berbicara kepada Nadine. Samudra seolah tak ikhlas jika Rayn menatap Nadine. Samudra menyadari satu hal, ada sesuatu yang tidak Samudra ketahui tentang Nadine dan Rayn.

Biasanya Nadine akan marah jika Samudra ikut campur urusannya dengan Rayn. Namun kali ini, Nadine seolah ikut menghindar dari Rayn dan hal tersebut berhasil memancing rasa keingintahuan Samudra.

"Nanti pulang aku mau ngomong sama kamu," ujar Rayn dan hanya dijawab dengan anggukan dari Nadine.

Rayn buru-buru berpamitan pergi meninggalkan Nadine juga Camila yang masih terlihat sangat tak bersahabat dengan Rayn. Lagipula, siapa juga yang ingin bersahabat dengan Rayn?

Sepeninggalan Rayn, semua mata menatap Nadine termasuk Rangga yang sedari tadi melongo menyaksikan drama pagi yang sebenarnya tak berfaedah.

"Kenapa sih, Nad?"

Nadine ambruk. Tubuhnya kembali ia dudukan di atas kursinya. Nadine bungkam, tak ingin berbicara pada siapapun apalagi Samudra.

"Lo juga kenapa, Mil?" Kini pandangan Samudra beralih kepada Camila yang menatap Nadine dengan tatapan tajamnya.

"Kalian tuh kenapa sih? Cerita dong sama gue. Nad, lo nggak anggap gue saudara lo? Oh, atau lo angga gue orang lain gitu?"

Nadine mengangkat kepalanya, menatap Samudra yang tatapannya menyiratkan rasa kecewa. "Bukan gitu, Sam," jawab Nadine cepat.

Camila ikut bungkam, tak ingin campur.

"Assalamu'alaikum," ujar guru mata pelajaran Sejarah yang baru saja memasuki kelas.

"Mending lo cerita sama Samudra, sebelum dia cari tahu sendiri."

Samudra mendengar perkataan Camila. Dalam hati, ia berujar, "Baiklah, sambil menunggu Nadine bercerita, ada baiknya gue cari tau sendiri dulu."

***

Senin, 16 Oktober 2017

SAM & NAD 1Where stories live. Discover now