BAB 13 - Gue Saudara Lo, Nad

1.9K 175 28
                                    

Masih dengan sebuah toples dipangkuannya, Samudra duduk di atas kasur Nadine sambil memperhatikan saudaranya yang asik bermain laptop.

"Hitungan kelima lo nggak keluar, gue bener-bener bakal teriakin mama sama papa biar lo diusir," ancam Nadine.

Perasaan Nadine masih tak tenang, memang ini kesalahannya, tetapi karena Samudra juga kan Nadine sampai harus berbohong pada Rayn bahkan seperti menjatuhkan harga dirinya seperti itu.

Tidak sih, tidak bisa dibilang ini salah Samudra. Emang dasar saja Nadine kelewat kreatif sampai mengarang cerita sebegitu kerennya. Kalau ditanya siapa yang salah, ya Nadine lah orang paling salah.

"Kenapa diusir?" Samudra mengunyah cheese steak nya dengan irama beraturan, membuat Nadine kembali mengerang kesal.

"Gue bisa bilang ke Papa kalau lo macem-macem sama gue," Samudra masih terkekeh mendengar ancaman demi ancaman Nadine. "Gue lagi males ngomong sama lo, gue kesel sama lo."

Samudra berdecak kali ini, meletakan sembarang toplesnya kemudian meringsek maju mendekati Nadine. "Lo yang bocor, lo yang ngerusak rencana gue, lo juga yang marah sama gue? Situ sehat, neng?"

Nadine menarik guling kecil di sampingnya dan segera memukul kepala Samudra. "Iya, gara-gara itu semua harga diri gue jatoh di depan Rayn tahu nggak? Malu gua tuh," keluhnya sambil mengusap wajahnya.

"Emang lo ngomong apa sih?" Berpikir bahwa Nadine sudah mulai menghangat, Samudra membenarkan posisi duduknya kemudian memangku kembali toples keripiknya dan segera memperhatikan Nadine.

"Ngapain ambil posisi lagi, anjir? Pergi sana!" teriaknya membuat Samudra menghela napas panjang.

"Jelasin dulu apa susahnya, sih, Nad. Gue nggak minta lo datengin Rayn kali, nggak usah panik,"

"SIAPA YANG PANIK, GILA?"

Samudra terkekeh melihat Nadine yang kesal, bahkan perempuan itu sudah menutup laptopnya dan duduk berhadapan dengan Samudra.

"Oke, kita berteman malam ini." Samudra menyodorkan tangannya. "Apapun yang lo katakan sama Rayn kemarin siang, gue berterima kasih banget. Soalanya karena itu, Rayn nggak mempermalukan Febby."

Lihat? Dengar? Samudra sebegitunya dengan Febby. Bagaimana bisa Nadine sebodoh itu ingin menghancurkan kebahagiaan Samudra?

"Juga, Febby hampir mau ngejauhin gue. Gue nggak kebayang kalau Rayn datang terus benar-benar marah-marah bahkan maki-maki Febby saat itu. Bisa gue pastiin sih, kalau gue bakal hilang control tadi siang," lanjut Samudra membuat Nadine memainkan pipinya malas.

Sungguh, Nadine sedang malas sekali mala mini jika harus membahas soal Rayn dan Febby tadi siang.

"NADINE LO NGGA BISU KAN?"

Nadine sontak mengangkat bantalnya dan memukulkan pada kepala Samudra. "Sembarangan, anjir lo."

"Ya ngomong makanya," desak Samudra cepat.

"Berisik lo! Pergi sana, Rayn mau telepon malem ini. Sana pergi," usir Nadine buru-buru.

Samudra mendelik. "Eh anjir ini cewek dah," Samudra geleng-geleng kepala. "Cowok punya pacar gitu aja masih diharap-harapin. Gila nanti lo," lanjut Samudra membuat Nadine benar-benar naik pitam.

"SIALAN ANJIR LO. PERGI NGGAK?!"

Samudra berdecak, "Ini juga gue mau pergi, ngapain juga gue gaul sama PHO. Ntar ketularan jadi PHO gue. Ihiy, takut," Samudra menarik pintu kamar Nadine hendak keluar.

"NGACA GILA, LO LEBIH PHO. DASAR NGGAK TAHU DIRI," Bersamaan dengan itu Samudra membanting pintu kamar Nadine membuat Nadine menghela napas panjang.

SAM & NAD 1Where stories live. Discover now