BAB 20 - Kabur-kaburan

1.3K 155 22
                                    

Sabtu pagi tak kunjung membuat Samudra bisa tidur dengan nyenyak dan bangun siang seperti biasanya. Pagi tadi sekitar pukul enam, ia sudah terbangun, padahal pukul lima ia baru saja tertidur kembali setelah melakukan ibadahnya.

Matanya menatap jendela kamarnya yang masih dilapisi gorden tipis berwarna putih. Matanya dapat menembus gorden tersebut, menatap langit biru yang dihiasi gumpalan-gumpalan awan. Suara burung pagi ini benar-benar begitu indah dan sangat berhasil membuat Samudra tenang duduk di balkon kamarnya.

Pohon di depan rumahnya, menjulang tinggi ke hadapan balkon kamarnya. Embun-embun di dedaunan masih begitu terasa nyata. Pagi ini masih begitu dingin baginya.

Samudra berjalan ke arah pembatas balkon, melongok ke bawah untuk menatap siapapun yang sedang menyirami tanaman di halaman rumahnya.

Senyumnya mengembang kala memperhatikan mamanya yang sedang asik menyirami tanaman ditemani papanya sambil mengopi di teras rumah. Sambil memperhatikan mamanya, tiba-tiba saja ia terbayang sosok Nadine. Perempuan yang akhir-akhir ini menghindarinya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada saudara tirinya itu?

Tangan Samudra meraih daun yang terjangkau tangannya, membuat pohon tersebut bergoyang dan daun-daun tua berjatuhan ke bawah. Saat mengenai mamanya, Samudra buru-buru mundur, mengumpat.

Seling beberapa detik, ia melirik lagi ke bawah, mendapati mamanya sudah kembali fokus dengan tanamannya. Ia kembali mengulangi kegiatannya. Saat sedang asik mencoba meraih daun, dan menggoyangkannya. Matanya buru-buru melirik ke bawah mendapati mamanya sedang mendongak menatapnya.

"SAMUDRA! MAMA UDAH NYAPU!" teriaknya membuat Samudra terkikik karenanya. Mamanya manyun, ngambek, percis seperti Nadine. Tiba-tiba saja Samudra merindukan sosok Nadine, sosok yang jika diganggu satu kali akan mengamuk selama satu jam.

"Kok nggak bangunin Sam, sih, Ma?" Samudra ikut manyun.

"Mana pernah kamu bangun jam segini, biasanya juga bangun-bangun pas mau makan siang. Mau pergi?" tanya Mama dari bawah, masih dengan volume kencang sedikit berteriak.

"Enggak kok. Nadine kemana, Ma?" tanya Samudra.

"Nggak tahu, tadi pagi-pagi banget udah keluar. Mau lari pagi kayaknya, bareng Camila, Reina, sama Shania."

Samudra buru-buru mengangguk. "Samudra jadi pengen pergi juga deh," katanya diiringi kikikan membuat Mama menggelengkan kepalanya.

"Turun kamu, leher mama patah nanti ngobrol sama kamu,"

Sekali lagi, Samudra menarik daun dan menggoyangkannya membuat Mama berteriak marah dan Samudra tertawa kemudian melarikan diri masuk ke kamar mandi untuk mandi dan siap pergi, mencari Nadine.

***

"Gila, sih, lo mah." Camila mencibir sambil menikmati bubur ayamnya.

"Lo abis buat salah ya di rumah?" tanya Shania membuat Nadine tersedak kala menelan buburnya. Lemah sekali, nelen bubur aja pakai keselek, gimana nelen yang lainnya.

"Ngeselin lo," pekik Nadine akhirnya setelah berhasil menelan buburnya. Pikirannya kembali berputar pada kejadian kemarin malam, di kamarnya.

Tidak. Bukan. Bukan artinya Nadine mengiyakan perkataan asal Rayn, sama sekali tidak. Kalau ditanya, jelas sekali perempuan itu menyayangi Samudra, bagaimana tidak, meskipun laki-laki itu kadang iseng, menyebalkan, dan jail bukan main, Samudra tetaplah saudaranya yang akan selalu menjaganya.

Baiklah, awalnya mungkin Nadine merasa marah karena Samudra selalu ikut campur tentang masalahnya dan Rayn, tetapi semakin kesini, Nadine merasa beruntung karena di sisinya masih ada orang lain yang begitu memperhatikannya. Dan menurut yang ia tangkap dari setiap ceramah Samudra adalah, bahwa apa yang ia lakukan ini benar-benar salah, sangat salah.

Tolong, jangan dengarkan perkataan Rayn.

"Lo abis nyuri duit nyokap?" tembak Reina membuat Nadine melotot.

"Atau lo abis nyoret-nyoret mobil bokap lo?" Kini Shania berhasil membuat Nadine makin melotot.

"Oh, lo abis jailin Samudra sampe dia sekarat ya?"

Plak.

Lihat, bahkan Nadine begitu responsif kala mendengar nama Samudra diucapkan. Ya kali ia sebodoh itu. "Jail gue mah nggak lebay, nggak kayak Samudra."

"Terus lo kenapa, semalem balik ke rumah hampir jam sepuluh, tadi pagi jam enam udah minta disamper lagi," ujar Camila.

Iya, kemarin malam, setelah insiden perkataan kurang ajar Rayn, Camila memutuskan untuk pergi ke rumah Camila, menenangkan dirinya dengan alibi merindukan Camila. Tadinya ia ingin menginap, tetapi rasanya tidak mungkin, ia tidak ingin Samudra menyadari perubahannya.

Sungguh, Nadine tak memiliki perasaan lebih selebih-lebihnya pada Samudra. Ia benar-benar hanya menganggap Samudra. Mungkin semalam, Rayn sangat teramat cemburu pada Samudra sampai berkata seperti itu.

Omong-omong, soal perkataan Rayn semalam, itu benar.

"Kamu pernah batalin janji makan malam sama aku, demi nemenin Samudra pas lagi sakit di rumah. Kamu pernah nggak jadi nonton sama aku, demi bayar utang kamu ke Samudra buat nonton sama dia. Kamu juga pernah nolak novel pemberian aku, demi minta sama Samudra, meskipun pada akhirnya kamu nggak dapetin novel itu."

Karena dengan atau tanpa Nadine memiliki perasaan lebih pada Samudra, Nadine tetap akan pilih Samudra dibanding Rayn. Bagaimanapun Samudra adalah keluarganya. Dan soal novel, baiklah, Nadine akui, ia hanya senang menggoda Samudra, meskipun pada akhirnya ia tak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Satu hobi baru Nadine; menjahili Samudra sebagaimana laki-laki itu menjahili dirinya.

"Terus lo kenapa, Nadine?" Rupanya teman-temannya memiliki jiwa kepo yang sangat akut.

Nadine menghela napas, "Nggak papa, Cuma bosen aja," jawabnya pelan.

Kring.

Tangannya merogoh kantung jaketnya, menatap nama Samudra bertengger bersama notifikasi line.

Samudra : Lo di mana, anying. Kalo lo naksir gue more than just a brother to you, gapapa kok. Nggak usah kabur gitu. Pulang buruan!

Nadine menggeram kesal membaca pesan Samudra. Rupanya langkahnya salah. Seharusnya ia diam di rumah, bukannya malah kabur seolah menutupi perasaan yang sebenernya.

Tangannya mengetikan balasan untuk Samudra.

Nadine : Diem lo, Bacot! Traktir gue novel, baru gue pulang.

***

HAI. SORRY BARU UPDATE LAGI. YUK KOMENTAR LAGI.

Aku bener-bener baru sadar, kalau sikap Nadine semalam itu benar-benar kayak gambarin dia punya perasaan lebih sama Samudra ya? Sebenernya Nadine cuma nutupin atau benar-benar nothing, sih sama Samudra?

Dan baru sadar juga kalau #SAMNADSHIPPER banyak juga!!!! Semoga mereka berjodoh, doa aja yang banyak. Mau doain Nadine sama cowok lain, Samudra sama cewek lain juga boleh aja kok hahaha

Yuk, komentar. Mampir ke lapak sebelah juga, yuk, yang covernya pink-pink unyu ituuuuu, ditunggu juga di sana hehe

Selasa, 15 Agustus 2017.

SAM & NAD 1Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin