BAB 14 - Cinta Pertama, Cinta Kedua

1.8K 170 22
                                    

Siapa yang belum lebaran sama Sam dan Nad? Sini sini ehehe. Maaf buat late updatenya, ya.

Aku juga mau ngucapin Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin, ya. Maaf buat salah-salah katanya di author note hehe. Semoga tetep setia sama Sam eemm atau sama Rayn? Hehehe

***

Nadine bingung setengah mati dengan Samudra pagi ini, sejak bangun tidur Samudra tak berbicara barang sekalimat pun. Kemudian di motor, Samudra tak berisik seperti hari-hari sebelumnya, juga saat masuk ke dalam kelas, Samudra langsung duduk di tempatnya kemudian menyangkutkan headset ke telinganya.

Nadine hanya duduk di tempatnya, menatap Samudra yang fokus bersandar pada dinding sambil memejamkan matanya. Nadine tak mengerti apa yang salah dengan Samudra, ia tak tahu apa yang terjadi pada saudara tirinya itu.

"SAMUDRA!" Nadine menoleh ke pintu, mendapati David berteriak dari sana tanpa masuk. Detik berikutnya Nadine menoleh ke Samudra, laki-laki itu masih asik memejamkan matanya, berdiam, seolah tak menikmati alunan musik yang keluar dari headsetnya. Mungkin, bisa saja, Samudra sedang memikirkan sesuatu.

"Nad, panggilin abang lo dong," Nadine sontak bangun dari duduknya, menghampiri Samudra perlahan. "Buruan," lanjut David.

"Dra," Nadine berteriak di hadapan Samudra, berharap Samudra mendengarnya. Namun nihil, laki-laki itu masih memejamkan matanya.

"Dra," Tangan Nadine mencolek tangan Samudra, dan siapa sangka tangan Samudra bergerak begitu cepat menepis tangan Nadine, membuat Nadine terkejut.

Samudra kini sudah menegakan tubuhnya, seolah menghindari Samudra. "SAM," teriak David lagi.

Samudra segera melepaskan headsetnya, dan naik ke atas meja kemudian meloncat. Bagaimana bisa ia keluar, sedangkan Nadine berdiri menghalangi jalan keluar Samudra.

Nadine masih bergeming di sana, tak biasanya Samudra seperti ini padanya. Samudra menepis dirinya, tak ingin disentuh barang secolek pun oleh Nadine. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Nadine, dicariin Rayn, tuh," teriak David lagi membuat Nadine langsung menoleh. David ini kenapa jadi hobi berteriak sih, sejak punya pacar. Nadine jadi kasian dengan Camila.

Nadine segera berjalan keluar, menghampiri Rayn yang sedang berdiri di depan kelas. "Peringatan terakhir gue ini," Nadine memincing mendengar Samudra mengobrol dengan Rayn.

Apa ini?

"Ray," Percis setelah Nadine berucap, Samudra sontak menyingkir, tak ada basa-basi sedikit pun pada Nadine. Laki-laki itu segera berbalik pada David dan terlibat obrolan lagi.

Nadine menatap Rayn, seolah meminta penjelasan atas Samudra. Rayn hanya mengangkat kedua bahunya seolah tak peduli.

"Nad, soal Febby kemarin," Rayn akhirnya membuka suara. Nadine terdiam, memainkan poninya yang sudah mulai memanjang. "Aku minta penjelasan sama dia," lanjut Rayn.

Nadine menatap wajah Rayn sambil mengkerutkan keningnya. Tak mengerti apa lagi yang dicurigakan dari kejadian kemarin? Bukannya semua sudah jelas, juga kemarin Rayn tak terlihat marah sedikit pun, untuk apa meminta penjelasan lagi?

"Dan dia bilang, memang dia diajak sama Samudra. Dan, ya, sesuai sama alasan kamu."

"Aku jelasin alasan kamu ke Febby," kata Rayn. Nadine melotot sempurna. Hancur sudah harga dirinya di mata adik kelasnya. Bagaimana jika Rayn bercerita pada temannya, kemudian temannya menceritakan pada teman temannya. Terus kemudian temannya teman Rayn menceritakan pada teman-temannya, kemudian satu sekolah akan tahu seberapa getolnya Nadine. Huft. Samudra memang.

Mata Nadine tiba-tibe melirik ke belakang pundak Rayn, mendapati perempuan dengan bandana ungu menghentikan langkahnya percis di belokan ke arah kelasnya. Febby. Perempuan manis itu berdiri diam, menatap punggung Rayn dengan tatapan cemas.

Nadine buru-buru menoleh ke belakang, mendapati Samudra yang juga melihat Febby dan segera berniat berlari menghampiri. Mengejar Febby yang kini sudah berbalik badan. Nadine menghela napas pelan.

"Samudra kenapa?"

Nadine memincing, "Kenapa apa?"

Rayn jadi gelagapan kemudian segera menggeleng. "Nanti pulang sama Samudra?"

Nadine terdiam. Sepertinya tidak mungkin, jika dilihat dari kondisi saat ini di mana Samudra begitu dingin padanya. Tetapi jika bilang pada Rayn bahwa ia tidak pulang bersama Samudra apakah Rayn akan mengantar Nadine pulang. Lalu bagaimana dengan Febby?

Cukuplah. Cukup Nadine menyakiti Febby, kemarin. Mereka sama-sama perempuan, tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Juga mereka sama-sama jatuh cinta kepada laki-laki yang sama. Hanya bedanya, Febby menang dan Nadine kalah.

Sambil memikirkan kenyataan yang begitu menohok hatinya, kepala Nadine mengangguk perlahan, membuat Rayn ikut mengangguk sambil tersenyum.

***

"Kenapa kamu lari?" tanya Samudra saat sudah berhasil meraih tangan Febby yang sedari tadi berusaha lari menghindari Samudra yang juga berlari di belakangnya.

"Percaya sama aku, Rayn nggak macem-macem. Aku dartitadi dengar pembicaraan mereka, Rayn cuma ngasih tahu kalau kalian baik-baik aja, soalnya udh saling jelasin tentang kejadian kemarin."

Febby menghela napas. Gigi atasnya terlihat mencari bibir bawah, kemudian digigtnya bibir bawah itu pertanda ia gugup. "Aku ke sana,"

Samudra menaikan kedua alisnya, menunggu lanjutan kalimat Febby. "Aku ke sana mau ketemu sama Kak Sam, makanya pas papas an sama Rayn tadi, aku takut dia marah karena aku nemuin kamu, Kak."

"Memangnya kenapa?"

"Rayn ngelarang aku ketemu sama kamu," ujar Febby.

Samudra? Tersenyum kecut kemudian menganggukan kepalanya. "Masuk kelas gih, 5 menit lagi bel."

Febby menganggukan kepalanya dan segera berjalan menuju kelasnya begitupun Samudra. Setelah berbelok, ia bertemu Rayn yang juga baru saja meninggalkan Nadine.

Pikirannya berputar. Kalau Rayn sudah berani memberi peringatan kepada Febby, itu artinya Rayn begitu tidak ingin kehilangan Febby. Lalu bagaimana dengan Nadine? Bagaimana dengan Saudranya.

Sampai Rayn berani sekali saja menyakiti Nadine, jangan harap Samudra akan diam begitu saja.

Tetapi tunggu, Samudra percaya dengan kalimat, "Tak akan ada cinta kedua, jika kamu mencintai yang pertama."

Lalu apa yang terjadi pada Nadine. Sebentar, siapa juga yang bilang bahwa Rayn mencintai Nadine? Bisa saja Rayn hanya sedang jenuh dengan Febby, maka dari itu laki-laki 'sok kegantengan' itu mencari pelarian. Bisa saja, Rayn sedang cekcok dengan Febby, sampai-sampai Rayn berkata ia menyukai Nadine.

Samudra mengacak rambutnya sambil menggeram. "Perasaan bukan gue, deh, mikirin amat, sih." Dalam hati ia berujar sambil tangannya terus mengacak rambutnya.

"Dra," Samudra menghentikan kegiatannya kemudian menatap Nadine yang menatap Samudra dengan kedua alis terangkat, kebingungan.

"Lo kenapa?"

Tak mempedulikannya, laki-laki itu segera berbelok masuk ke dalam kelas, meninggalkan Nadine di depan kelas dengan diiringi bel masuk. 

***

Mau minta pendapatnya dooong hehe

1. Sam dan Febby, Rayn dan Nad

2. Rayn dan Febby

Aku nggak mau kasih pilihan Sam dan Nad, ntar dibilang PHP kl mereka ngga bersatu hehehe. Yuk, yuk komentarnya yaaa. Makasih-makasih, next updatenya diusahain secepatnya yaaaa.

Jum'at, 30 Juni 2017.

SAM & NAD 1Where stories live. Discover now