PART 32

10.4K 813 15
                                    

Ruangan dengan cat berwarna cokelat itu tampak tegang dengan suasana yang sedikit mencekam.
Di dalam ruangan tersebut ada beberapa mata tajam yang menatap seorang gadis yang memasang wajah polos tak bersalah.

"Jadi, ada yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" Pak Wira selalu rektor di universitas tempat Digo mengajar membuka suara terlebih dahulu.
Sungguh ini bukan perkerjaannya yang menangani mahasiswi bertengkar, masih ada dosen lain yang bisa mengurus masalah sepele ini namun, itu berlaku jika ada mahasiswa atau mahasiswi yang berbuat ulah dan dalam target DO baru ia akan turun tangan. Tetapi, masalahnya kali ini bukan hanya pada mahasiswi saja tetapi, ini menyangkut tentang dosen pembimbing Ekonomi Manajemen di universitasnya. jadilah ia juga akan turun tangan.

"Aku enggak tahu Pak, perempuan itu yang memulai duluan menyiram aku dengan air sambal," tunjuk seorang gadis pada gadis yang duduk dengan tenang di kursi depan rektor.

"Apa benar Anda melakukan hal tersebut pada Saudari Bella?" tanya Pak Wira pada gadis yang masih duduk tenang di depannya.
Sementara seorang pria yang berdiri tepat di samping kanan gadis yang di tanya Pak Wira tadi memandang cemas pada gadis yang berstatus sebagai Istrinya.

Treandigo, Pria itu tengah berada di ruang rektor karena masalah yang menimpa istrinya.
Sejak tadi Prissy dan Digo di panggil oleh rektor untuk meluruskan masalah yang terjadi antara Bella mahasiswinya dengan Prissy yang tak lain adalah Istri dari dosen muda di universitasnya.

"Benar saya melakukan itu Pak!" aku Prissy jujur dengan anggukan berapa kali.

"Apa alasan Anda menyiram saudari Bella dengan air sambal? Anda tahu itu perbuatan yang tidak menyenangkan?" tanya Pak Wira sekali lagi.
Ia hanya ingin berlaku adil dengan menanyakan maksud dan tujuan Prissy melakukan hal ini. Karena tidak mungkin ada asap jika tidak ada apinya, yang artinya tidak mungkin perempuan yang berstatus sebagai Istri Digo ini tiba-tiba menyerang mahasiswinya.

"Begini Pak Wiratno. Saya mau menanyakan hal ini pada Bapak dan jawab dengan jujur. Bisa?" tanya Prissy pada Pak Wira.

Pak  Wira meskipun bingung akhirnya mengangguk saja jika Prissy ingin bertanya dan Ia akan jawab dengan jujur. Jujur adalah moto hidup Pak Wira, Ia di kenal selalu jujur dan adil.

"Apa yang akan Bapak lakukan jika Bapak di pukul orang yang enggak Bapak kenal?" tanya Prissy menatap tepat di bola mata Pak Wira.

"Tentu saya akan tanya baik-baik dulu pada orang itu," jawab Pak Wira tegas.

"Lalu jika Bapak sudah nanya baik-baik tapi responnya justru membuat Anda marah dan merasa tersinggung apa yang akan Anda lakukan?"

"Jika tidak ada jalan lagi untuk bersikap baik-baik maka saya akan membalas memukulnya juga," sahut Pak Wira tegas tanpa pikir panjang ia menjawab pertanyaan Prissy.

Prissy tersenyum lebar sembari melirik Bella dengan tatapan 'kena loe-'.

"Nahh itu yang saya lakuin sama dia. Saya tidak tahu apa masalah saya sama dia, bahkan saya enggak kenal dengan dia," ujar Prissy menjeda kalimat sejenak. "Tapi tiba-tiba dia dateng dari  belakang saya dan nyiram saya pake segelas air. Saya tanya baik-baik sama dia ehh dia malah nyuruh saya pergi dari hidup suami saya, dia juga ngomong kalau saya benalu dan enggak pantes dan enggak cocok sama Digo," jelas Prissy panjang lebar.
Ia melirik Digo yang berdiri di sampingnya. Wajah Digo berubah keruh dengan wajah keras dan rahang mengetat ia menatap Bella dengan pandangan tajamnya. Tak menyangka jika mahasiswinya berani berbuat seperti itu pada Istrinya.

"Enggak Pak. Itu bohong, dia Bohong," elak Bella dengan wajah pucat pasinya.

"Kalau Bapak enggak percaya Bapak bisa tanya saja ke orang-orang di kantin yang melihat dan mendengar ucapan dia," tunjuk Prissy dengan bibir di majukan ke arah Bella yang menunduk takut duduk di sampingnya.

PENGANTIN BAJAKAN [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now