PART 21

18K 1.2K 33
                                    

Setelah seminggu sejak kejadian Digo dan dirinya hujan-hujanan, hari-hari mereka berjalan seperti biasanya. Dengan Oma Nani yang makin cerewet serta Digo yang semakin perhatian pada Prissy.

"Abang mau ajak aku kemana?" tanya Prissy penasaran.
Pasalnya Digo tadi mengajaknya untuk keluar tetapi,  tidak mengatakan kemana arah tujuan mereka.

"Kita mau makan malam di restoran. Kamu belum makan kan?" tanya Digo menoleh sejenak pada tubuh ramping sang istri yang malam ini terbalut kemeja putih dan levis hitam.

"Belum Bang. Tapi, aku pengen makan sate Bang," ujar Prissy bersemangat jika soal makanan.

"Iya nanti kamu pesan apa yang mau kamu makan," ujar Digo lembut dengan sebelah tangan kirinya mengacak rambut Prissy yang di ikat semua ke samping dan hanya menyisakan beberapa helai rambut yang kini menjuntai ke bawah menambah kecantikan Prissy.

"Enak ya Bang sate disini?  Boleh nambah enggak Bang?" ujar Prissy saat sudah menghabiskan 20 tusuk sate dalam sekali makan dan kini ia meminta tambahan lagi.

Digo tersenyum geli pada Prissy yang meminta tambahan padahal Sudah dua puluh tusuk sate masuk ke dalam perut mungilnya namun ia tak juga kenyang.

Badan boleh mungil tapi, jika urusan makan, perut harus di buat besar.

"Boleh kok, tambah aja."

Saat Prissy dan Digo tengah menyantap makanan mereka sebuah suara menginterupsi. Hanya Digo yang menoleh ke sumber suara sedangkan Prissy ia tetap asyik dengan sate di piringnya.

Digo melihat seorang pria dan wanita yang berdiri tak jauh dari mejanya.
Pria itu menatap Digo dengan pandangan tak terbaca.

Digo bangkit dari duduk dan menyapa pria yang berstatus sebagai kakak kandungnya.

"Kak Reno," panggil Digo pelan.

"Apa kabar Digo?" tanya Reno datar.

"Aku baik Kak. Silakan duduk," suruh Digo hingga akhirnya Reno dan kekasihnya duduk di satu meja yang sama. Sementara Prissy tidak menoleh sedikit pun pada dua orang yang baru duduk di meja yang sama dengannya, karena fokusnya hanya pada makanan yang ada di piringnya.

Perempuan yang bersama Reno bernama Rita mendecih sinis melihat cara makan Prissy yang menurutnya sangat kampungan dan tidak elegan.
Tidak seperti dirinya yang terlihat sexy dengan gaun merah dan punggung yang terbuka lebar serta bawahan yang ketat setengah paha memprihatinkan kaki jenjangnya yang putih mulus.

"Norak," komentar Rita pedas. Membuat Digo menatapnya tajam. Namun, di balas Rita dengan senyuman manis mencoba menebarkan pesonanya pada Digo.

"Siapa?" tanya Reno pada Digo saat dirinya tengah memperhatikan Prissy yang sibuk dengan satenya.

"Istri aku Kak. Sayang," panggil Digo menyentuh lengan Prissy membuat fokus Prissy yang sedang menyantap satenya teralihkan pada Digo.

"Itu kenalan dulu sama Kakak aku," ujar Digo lembut.

Prissy menatap sekilas pada Reno dan tersenyum lembut pada Digo, "Nanti ya bang, aku habisin Satu tusuk sate terakhir ini."

"Kak, kenalin ini Istri aku Prissy dan Prissy kenalin ini Kakak kandung aku satu-satunya namanya Reno," ujar Digo lagi setelah Prissy menghabiskan makanan yang ada di dalam piringnya.

Prissy bangkit dari duduknya dan tersenyum tulus pada Reno.

"Halo Kak Reno. Kenalin Aku Prissy Constantia Jarec, istri paling cantiknya Treandigo Jarec Constantia," ujar Prissy santai di akhiri dengan cengirannya.

Reno menatap uluran tangan Prissy sejenak kemudian ia bangkit berdiri dan membalas uluran tangan Prissy.

"Moreno Jarec," jawab Reno memperkenalkan diri.

PENGANTIN BAJAKAN [SUDAH TERBIT] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt