PART 10

21.4K 1.3K 27
                                    

"Jadi, maksud kalian cucu ku Prissy sudah menikah dengan Anak kalian,?" tanya opa Prissy tak percaya.  Jelas saja tak percaya karena orang gila mana yang mengaku-aku jika cucu nya sudah menikah tanpa sepengetahuan nya.

"Iya Pak. Itu benar, bahkan kami ada rekaman Videonya. Ini coba Bapak lihat, " ujar Tomy pada Opa Hamdan yang duduk di sopa dengan wajah tak enak di lihat.

Tomy dan Dina memang sedang berada di rumah Opa nya Prissy karena mereka ingin memberitahu tentang Prissy yang sudah menikah dengan Anak mereka.

Setelah Melihat Video tersebut wajah Opa memerah menahan Amarah.

"Prissy Constantia,  Kancil itu selalu saja membuat aku darah tinggi, " geram Opa.

Sementara di lain tempat, tepat nya di sebuah Halte, Prissy yang sedang asyik menjilati Es Krim nya tiba-tiba bersin sebanyak 3 kali hingga hidung nya menyentuh Es krim yang sedang Ia pegang.

"Aisssh, Es krim nya masih banyak tapi nggak bisa gue makan lagi. Kepaksa deh loe gue buang, " ujar nya berbicara pada Sebatang Es krim rasa Stroberi lalu di lempar nya Es krim tersebut ke tong sampah yang letak nya tak jauh dari tempat Ia duduk.

"Tapi tenang gue masih punya ini, " ujar nya pada diri nya sendiri lalu tangan nya meraih satu bungkus Keripik kentang dengan ukuran besar yang ada di lengan kiri nya.

Lima bungkus keripik singkong dan kentang rasa balado dengan ukuran besar di peluk Prissy di lengan kiri nya,  sementara tangan kanan nya Ia gunakan untuk membuka bungkus plastik kripik Singkong yang Ia peluk di lengan kiri nya.

Dengan mulut penuh karena berisi kunyahan keripik Prissy menoleh ke sekitar yang di penuhi banyak  kendaraan dan orang-orang yang berjalan kaki di zebra cross apa bila lampu merah sedang menyala.  Seteiah menerima gaji yang tidak seberapa dari Amara, Prissy memang langsung meninggalkan Restoran dengan semangat dan berlalu memasuki Sebuah super market yang letak nya tak jauh dari tempat Restoran Amara. Ia membeli beberapa makanan ringan seperti Snack, Keripik bergambar singa dan beberapa jenis Es krim, tetapi yang paling Banyak Ia ambil di jejeran rak makanan Prissy lebih banyak mengambil Keripik dengan rasa balado yang merupakan keripik favorit nya.  Sebagian memang Ia pegang dan sebagian lagi Ia masukan ke dalam Tas ransel nya yang melekat di punggung gadis itu. Tas Ransel berwarna Biru dan berukuran besar memang selalu gadis itu bawa kemana-mana karena dengan Ransel itu Prissy bisa membawa apa saja di dalam nya. Prissy memang lebih menyukai Ransel dari pada Tas selempang.

"Hay, " sebuah suara menyapa nya. Prissy yang tengah memperhatikan dengan serius sepasang kekasih yang tengah bertengkar di seberang jalan kontan memutar kepala nya ke asal suara dengan mulut yang masih penuh dengan kunyahan keripik nya hingga bibir Prissy terlihat mengerucut mungil di mata seseorang yang menyapa nya.

Treandigo, Pria itu kini sudah berdiri tepat di samping Prissy. Digo mengulum senyum saat melihat tingkah lucu Prissy apalagi dengan pipi menggelembung dan bibir mengerucut akibat kepenuhan serta tak lupa mata bulat nya yang kini menatap penuh pada Digo.

Prissy menoleh kepala nya ke kanan dan ke kiri lalu pandangan gadis itu teralih kembali pada pria asing yang menyapa nya karena Ia merasa jika Pria tak di kenal nya menegur nya atau orang lain di sekitar nya tapi melihat tak ada orang lain yang duduk di halte ini selain dirinya berari pria ini menegur nya kan?  Ujar Prissy dalam hati.

Dengan susah payah Ia menelan makan nya lalu bertanya dengan pria yang menegur nya dengan nada curiga yang kentara
"Loe nyapa gue??  Emang kita kenal yaa,? Wahh jangan-jangan loe fans gue,? "

Digo sempat terbengong di tempat nya beberapa detik mendengar pertanyaan  Prissy yang lebih seperti gadis dengan kepercayaan tinggi tingkat langit. Masa iya sih dia tidak ingat dengan Digo, padahal ini kali ke-tiga mereka berjumpa. Pertama di Masjid, ke-dua di Restoran dan Ke-tiga di sini dan Prissy tidak mengingat nya. Batin Digo berkecamuk karena gadis di depan nya tidak mengenal nya sama sekali.

PENGANTIN BAJAKAN [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now