PART 23

19.6K 1.2K 45
                                    

Jangan lupa hari ini PROMO terakhir PDF ya

"Memang kamu bisa?" tanya Digo ragu sembari sesekali matanya melirik pada sang istri yang tengah duduk dengan manis di kursi sampingnya.

Prissy baru saja menceritakan kegiatannya hari ini yang menggantikan Alify sang sahabat sebagai guru les.

"Enak saja. Begini-begini aku bisa tahu, ya meski pun cuma satu di tambah satu sama dengan dua."

"Abang serius Ssy," ujar Digo yang sedikit sebal dengan guyonan gadis di sampingnya.

"Iya aku juga serius loh.  Siapa bilang aku bercanda," timpal Prissy santai membuat Digo tanpa sadar mendengus kesal.

"Iya aja deh. Kamu udah makan Ssy?"

Prissy menyentuh perutnya dengan ekspresi memelas. Ia bergumam,
"Belum, aku belum makan."

"Kamu serius Ssy enggak bercanda?" tanya Digo terkejut mendengar jika sang istri belum makan padahal ini sudah sore. Digo takut istrinya akan sakit jika tidak makan.

Prissy mengangguk sebagai jawaban.
"Perut kamu berarti enggak isi apa pun? Nanti kalau kamu sakit gimana?" omel Digo yang panik saat mendengar jika sang istri belum makan.

"Kalau tadi sih udah di isi sama pecel, lontong,  soto, pizza, Ah sama mie ayam.  Itu aja kayaknya yang aku inget," ujar Prissy mencoba mengingat-ingat jenis makanan apa saja yang masuk ke dalam perutnya hari ini. "tapi kalau nasi belum." Prissy menatap polos Digo dengan senyum lebar.

Tanpa sadar Digo menghembuskan napasnya mendengar pernyataan yang keluar dari mulut manis Prissy.

"Itu kan sudah banyak jenis makanan yang masuk ke perut kamu Sayang," kata Digo gemas dengan pola pikir sang istri.

"Loh tapi kan makan nasinya aku belum Bang. Kalau belum makan nasi itu belum makan namanya," bela Prissy tak terima.

Digo kemudian tersenyum kecil dan tangan kirinya yang tidak memegang setir terulur dan mengusap lembut kepala sang istri dengan sayang.

"Kita cari makan aja yah. Kamu mau makan apa?"

Wajah Prissy semringah dan kini matanya berbinar mendengar kata cari makan yang keluar dari mulut Digo.

"Pengin makan nasi Padang Bang, tapi yang di daerah sini ya. Jangan langsung ke Padang karena lama saampenya," sahut Prissy antusias yang di angguki oleh Digo.

Digo mengedarkan pandangannya ke penjuru jalan mencari restoran Padang di daerah yang akan mereka lewati.

Setelah menemukan restoran Padang, Mobil yang di kendarai Digo masuk ke lahan parkir yang sudah tersedia. Kemudian ia dan Prissy keluar dari mobilnya dan memasuki restoran Padang tersebut yang dari luar saja bau harum makanan sudah tercium menggoda perut yang kosong.

"Abang gimana ngajar hari ini? Capek?" tanya Prissy setelah mereka menyebutkan pesanan mereka pada seorang pelayan.

"Lancar seperti hari biasa," jawab Digo lembut.

Tangan kanannya terulur mengelus pipi Prissy dengan lembut dan merasakan hangat nya pipi sang istri.

Prissy menatap dalam tepat di kedua bola mata Digo. Jantung nya berdetak cepat dan perasaan membuncah hebat,  Prissy tidak tahu apa yang ia rasakan saat ini,  tapi, yang jelas ia hanya ingin menjalankan kehidupan normal seperti pasangan suami istri yang lain.

Sementar jantung Digo juga ikut berdetak cepat apalagi saat ia merasakan tatapan polos dari sang istri. Hatinya menghangat, perasaan ini pernah ia rasakan dulu pada seseorang tetapi tidak menggebu-gebu seperti ini.

PENGANTIN BAJAKAN [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now