PART 38

10K 795 26
                                    

Berlari kencang dari tempat penyekapan membuat Prissy tidak ingin menoleh ke belakang. Kata orang jika kita ingin melangkah ke depan tanpa hambatan apa pun, maka jangan pernah menoleh ke belakang karena di belakang belum tentu lebih baik dengan apa yang ada di depan.
Prissy berlari melewati rumput ilalang. Sinting sekali orang yang menculiknya itu dengan sengaja menyembunyikan dirinya di tempat sepi seperti ini. Kenapa orang-orang itu tidak menyekapnya di tempat yang ramai penduduk saja,  jika mereka menyekapnya di tempat ramai penduduk Prissy tidak akan jauh-jauh lari dari rumah penyekapan melewati sebuah padang rumput yang penuh dengan ilalang.

"Woahh coba saja kalau gue enggak lagi kejar-kejaran sama penculik itu, gue jamin deh pasti gue udah salto disini sama Bang Digo," pikir Prissy ngawur. Ia berhenti di tengah-tengah padang rumput dan memperhatikan keadaan sekitarnya. Terik matahari yang menyinari bumi dan membuat cuaca cerah apa lagi dengan angin yang berhembus lembut,  serta bunga dendalion yang terbang karena tertiup angin membuat suasana menjadi  damai, sejuk sekaligus panas. Ah ntah lah Prissy tidak tahu harus menyebutnya apa, Ia juga bingung dengan suasana seperti ini.

"Gue mau tidur-tiduran ah,  kayaknya seru nih bobo cantik disini." namun baru sedetik Prissy menempelkan bokongnya di atas rumput, terdengar langkah sepatu yang berlari ke arahnya. Kontan saja ia mengingat jika dirinya lari dari para penculik.

"Astaga, lari Prissy bukannya loe enak-enakan mau nyantai disini," gerutu Prissy pada dirinya sendiri. Kemudian tanpa mau menoleh ke belakang lagi Prissy terus berlari cepat takut jika dirinya sampai tertangkap kembali maka habis lah riwayat nya.

"Hey itu dia. Ayo kita kejar!" seru Bejo pada Edi yang berlari di sampingnya.

"Iya Jok. Kita harus nangkep dia sebelum Nona Dilla marah," ujar Edi pada Bejo.

Prissy berlari kencang di ikuti oleh Edi dan Bejo yang mengejarnya di belakang.

"Itu jalanan!" seru Prissy saat matanya melihat ada jalanan beraspal yang berada tak jauh darinya.

Dalam pikiran wanita itu bertanya-tanya, sebenarnya ia di sekap di daerah mana karena ia sedari tadi berlari melewati padang rumput dan kebun. Baru sekarang ia bisa melihat ada jalanan ber aspal yang ada di depan matanya.

Setelah kakinya menginjak aspal, Prissy berlari kencang mencoba mencari bantuan siapa tahu ada orang-orang atau kendaraan yang melintasi jalan yang terlihat sepi menurut Prissy.

Langkah kakinya masih terus melaju cepat, begitu pula dengan Edi dan Bejo yang semakin dekat dengan posisi Prissy berada.

"AAA … TOLONG ADA YANG MAU NYULIK BIDADARI CANTIK!" teriak Prissy heboh. Kini Prissy menoleh kepalanya ke belakang dan ia sedikit bisa bernafas lega karena jarak posisinya dengan Edi dan Bejo sedikit jauh dan saat kepalanya ia putar ke depan tiba-tiba sebuah becak melaju ke arahnya.

"AAA!"

Brukk

"Non Prissy, kembali Non jangan kabur!" teriak Bejo panik saat melihat Prissy yang melambaikan tangannya pada Bejo dan Edi layaknya miss universe dengan senyum lebarnya.

Bejo dan Edi berusaha mengejar becak tersebut dengan kencang namun, nasib baik tidak berpihak pada mereka karena tukang becak mengayuh becaknya dengan kencang .

Ya, saat melihat sebuah becak yang melaju kencang ke arahnya, Prissy memutuskan untuk melompat ke dalam becak dan memerintah tukang becak tersebut untuk membawanya pergi dari para penculik, dan karena tak tega dengan perempuan berwajah kusam, akhirnya tukang becak tersebut memutuskan untuk membawanya pergi apa lagi saat melihat ada dua orang preman yang mengejar gadis itu.

"Bye-bye semua! Gue pergi dulu ya, nanti tunggu Pak Polisi yang bakalan nangkep kalian berdua. Wleek," ejek Prissy menjulurkan lidahnya pada Bejo dan Edi yang sudah frustrasi karena tawanan mereka berhasil kabur.

PENGANTIN BAJAKAN [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now