PART 36

9.9K 777 22
                                    

Happy Reading;;

¶¶¶¶¶¶

"APA DICULIK?!" teriak opa sembari menggebrak meja tamu kediaman Jarec.

Ia baru saja di hubungi oleh  Dina jika cucunya di culik. dan dengan cepat opa melesat ke kediaman Jarec,  sesampainya disana ia mendengarkan penjelasan beberapa saksi yang melihat Prissy di culik.

"Kurang ajar. Siapa yang berani menculik cucuku?  Cari perkara  saja denganku, aku tau biar pun cucuku itu tidak cantik dan justru urakan, tapi dia cucu kesayanganku."

Opa masih saja mengomel tentang cucunya yang hilang sementara Digo di bantu oleh teman-temannya mencari keberadaan Prissy tak tentu arah.

"Kami juga tidak tahu Pak. orang-orang kami dan juga Digo sedang mencari nya," jelas Tomy pada kakek tua yang sedang marah dan mondar-mandir di hadapannya.

"Assalamualaikum," sapa sebuah suara yang berasal dari arah pintu.
Kontan Dina, Tomy, Oma Nani menoleh ke asal suara,  sementar opa terlihat tidak terlalu memerdulikan siapa yang mengucapkan salam karena yang ia pikirkan saat ini adalah dimana cucunya sekarang di sembunyikan.

"Wa'alaikumsalam." Tomy dan Dina menjawab secara kompak salam tersebut.
Terdengar langkah kaki seseorang yang memasuki ruang tamu.

"Davis?" Dina bangkit dari duduknya berjalan cepat ke arah di mana putra sulungnya berada.

Moreno Davis Jarec yang di panggil Davis oleh keluarganya dan Reno oleh orang lain masuk ke dalam ruang tamu dengan mengernyit bingung. Pasalnya sang mama tadi pagi menelponnya menyuruhnya ke kediaman Jarec. Ia tahu jika hari ini adalah ulang tahunnya, keluarganya pasti akan merayakan ulang tahunnya dirumah seperti tahun-tahun lalu.
Tapi, yang membuatnya bingung adalah mengapa orang-orang di dalam ruang tamu terlihat cemas dan panik kecuali wajah omanya yang terlihat datar dan basa saja.

"Ma kok rame-rame disini?  Ada apa?" tanya Reno heran.

"Davis kamu tahu istri adikmu di culik. Dan sekarang adikmu Digo sedang mencari istrinya," jelas Dina dengan wajah sendu.

Sebelah alis Davis terangkat mendengar penjelasan mamanya," Di culik Ma?" ulang Reno takut jika ia salah dengar.

"Iya sayang. Prissy di culik," jelas Dina.

Reno melirik omanya dengan pandangan tak terbaca yang di balas oleh pelototan oma,
"Apa lirik-lirik Oma kayak gitu? Kamu mau nuduh Oma yang nyulik tuyul kecil itu?" semprot oma yang mengerti dengan lirikan Reno.

"NAHHH BISA JADI KAMU KAN YANG NYULIK PRISSY?" itu bukan suara Reno yang berteriak nyaring penuh semangat melainkan suara opa.

"Enak saja. Aku enggak mungkin nyulik dia, kurang kerjaan amat mau nyulik dia. Kalau aku nyulik dia aku enggak bisa makan enak!" sedetik kemudian oma merapatkan bibirnya. Ia sudah keceplosan dengan mengatakan hal tersebut. Pasalnya ia selalu mengatakan jika masakan Prissy tidak enak padahal sejujurnya ia sudah mengakui dalam hati jika masakan Prissy memang benar-benar nikmat di lidah.

Dina dan Tomy menyembunyikan senyuman mereka saat mendengar jika oma sudah keceplosan dan dengan kata lain jika oma mengakui masakan Prissy memang enak.

"Ah awas saja kalau aku tahu kau yang telah menculik cucuku, akan aku buat rusak wajahmu yang jelek dan keriput itu," ujar opa mengancam oma dengan pandangan sengit.

"Tidak tahu malu mengatakan aku keriput dan jelek padahal kau sendiri juga sudah jelek dan sangat tua," cibir oma yang membuat suasana menjadi makin tegang dengan perdebatan antara dua orang lansia.

"Hey aku beri tahu kau. Aku tidak tua dan tidak keriput karena aku sudah memakai masker untuk mengencangkan kulit dan mengurangi penuaan dini," sahut opa percaya diri.

PENGANTIN BAJAKAN [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang