LAVINE (REVISED)

16.4K 991 8
                                    

LAVINE

*-*-*

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, mobil yang dikendarai oleh Jessica akhirnya tiba pada sebuah mansion besar dan mewah yang sudah sekian tahun lamanya Krystal tinggalkan. Ada keraguan dalam hatinya untuk keluar dari mobil dan melangkah menuju ke dalam mansion.

" Aku takut. " lirih Krystal sambil menatap Jessica ragu.

" Jangan takut, mereka sudah menunggumu. " ujar Jessica sambil memberikan senyum terbaiknya. Meyakinkan adik tercintanya jika segala sesuatunya baik-baik saja.

Detik selanjutnya Jessica mengangguk dan membuka pintu mobilnya. Diikuti langkah pelan oleh Krystal di belakangnya. Kemudian Jessica menggenggam tangan Krystal dan bersama melangkah menuju ke dalam mansion.

Ketika pintu mansion terbuka beberapa pelayan rumah tangga berderet menyambut kedatangan nona mudanya. Seorang pelayan yang terlihat paling tua diantara yang lain menatap haru kearah Krystal. Krystal pun balik menatap haru kearah wanita yang menatapnya.

" Selamat datang kembali dirumah ini, nona muda Klee. " ujarnya sambil membungkuk. Tak tahan lagi, Krystal pun langsung menubruk tubuh wanita tua itu dan memeluknya erat.

" Bibi Evelyn, aku sangat merindukanmu. " seru Krystal, setitik air mata turun dan mengalir kearah pipi Krystal. Wanita yang dipanggil bibi Evelyn oleh Krystal kemudian melepaskan pelukannya dan memukul pelan punggung Krystal.

" Kenapa nona lama sekali kembalinya ? Saya sangat merindukan nona. Dasar anak nakal! " geram bibi Evelyn.

" Maafkan aku bibi. Aku juga sangat merindukanmu. " balas Krystal diiringi senyum diwajahnya.

Suara ketukan sepatu dari lantai dua mengalihkan perhatian Krystal, Jessica, bibi Evelyn, dan pelayan yang masih berada di depan pintu masuk. Krystal tergugu ditempatnya. Menatap penuh haru dan kemudian menyunggingkan senyumnya.

Langkah kaki menghantarkan Krystal untuk menuju kearah dua orang yang menanti diatas tangga dengan pandangan penuh kerinduan. Semakin lama, langkah Krystal semakin cepat hingga berakhir berlari kecil menaiki tangga. Berlari kearah kedua orang yang sangat amat dirindukannya lalu memeluknya.

" Anak nakal!!!! Kenapa baru pulang ?!! Kami merindukanmu!! " seru Alice, ibu dari Krystal. Krystal tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Ia hanya menangis dan memeluk kedua orang tuanya semakin erat. Berbanding terbalik dengan Alice, Robert lebih memilih untuk diam dan memeluk Krystal dengan erat. Mengecup puncak kepala Krystal berulang-ulang dan menggumamkan kata maaf dari dalam hatinya.

" Ayah, maafkan aku. " pinta Krystal setelah tangisannya mereda dan melepas pelukkannya dari ayah dan ibunya.

" Tidak, nak. Tidak! Ayah yang harusnya meminta maaf padamu. Astaga!! Lihat, kau sudah sangat besar sekarang. Tidak sekecil dulu. " ujar Robert sambil mengelus penuh kelembutan mulai dari rambut hingga pipi Krystal. Mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya, air mata Krystal kembali mengalir.

" Kenapa ayah semakin keriput ? Kenapa rambut ayah jadi dua warna ? Haha. Ayah tetap tampan. " Krystal menyandar pada pundak ayahnya yang meski sudah tua masih tetap nyaman untuk dijadikan sandaran. Robert menangkup kedua pipi Krystal menggunakan tangan keriputnya.

" Janji lah pada ayah dan ibu, kau tidak akan pergi lagi. Jangan pernah menghilang lagi. Sudah cukup segala penyesalan kami karena terlalu mengekangmu hingga kau pergi dari kami. Kau tumbuh semakin cantik. Bahkan kau lebih tinggi dari Jessica. Kau tidak tau betapa merasa tidak bergunanya ayah ketika melihatmu tadi. Berapa banyaknya hal yang sudah ayah lewatkan. Jangan seperti ini lagi, Krys. Jangan ya. Ayah dan ibu sangat mencintaimu. " pinta Robert diiringi lirihan air matanya. Krystal tak bisa menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menganggukkan kepalanya dengan mantap. Berjanji dalam hati tidak akan meninggalkan kedua orang tua dan kakaknya lagi.

STAY [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang