LAVINE SISTERS (REVISED)

Start from the beginning
                                    

" Sstt! Sudah sudah. Aku sudah disini. Jangan menangis adikku sayang. " ujar Jessica setelah melepaskan pelukkannya pada Krystal dan menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Krystal.

" Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini, kak. Aku benar-benar merindukanmu. " ungkap Krystal

" Jangankan dirimu. Aku pun begitu. Menunggu saat ini tiba seperti menunggu Sehun EXO menikahiku. " gurau Jessica

Akhirnya, sepasang kakak beradik itu memilih untuk duduk disebuah bangku yang terbuat dari kayu. Bangku yang selalu mereka tempati ketika dulu bermain di taman itu. Lengan Jessica melingkar di pundak Krystal. Sedangkan Krystal, merebahkan kepalanya dengan manja di bahu Jessica.

" Bagaimana kabarmu, Krys ? " tanya Jessica membuka perbincangan.

" Ya, seperti inilah. Aku menjadi semakin baik sejak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu ? " Krystal balas bertanya.

" Tidak baik. Sangat tidak baik. Menghilangnya dirimu membuat suasana rumah menjadi berubah. Tak lagi hangat seperti dulu. Dingin. Bahkan sangat dingin. " ungkap Jessica.

" Ba-bagaimana kabar ayah dan ibu ? " tanya Krystal lirih.

" Kau tidak tau bagaimana ayah selalu menyalahkan dirinya atas kaburnya dirimu. Sehari-hari waktu ayah selalu dihabiskan untuk berdiri di depan fotomu atau merenung di dalam kamarmu. Beliau selalu menggumamkan kata maaf sebanyak yang ia bisa. Berharap kau akan mendengarkannya dan kembali. " jeda Jessica.

" Sedangkan ibu. Sejak kau menghilang, beliau tidak sekalipun mengajak ayah bicara. Beliau terlalu menyalahkan ayah atas menghilangnya dirimu. Krys, katakan padaku apa yang sebenarnya membuatmu pergi ? " akhirnya. Jessica berhasil menanyakan pertanyaan yang selama ini sangat ingin ia ketahui jawabannya.

Krystal tercenung di tempatnya. Ini adalah pertanyaan yang sangat ia hindari kehadirannya. Namun sepertinya takdir sudah mempermainkannya. Hingga akhirnya pertanyaan ini muncul dihidupnya.

" Kau tau sangat jelas bagaimana ayah mengekang aku dan kau. Ayah selalu memenjarakan kita di dalam mansion dengan alasan yang selalu sama dan klasik. Aku dan kau tidak memiliki kebebasan seperti yang anak seusia kita dapatkan. Itulah mengapa ikatan aku dan kau lebih kental dibanding kakak dan adik yang lainnya. Karena kita selalu bersama. Tanpa ada teman yang lainnya. Aku - - aku lelah dengan keadaan itu Sic. Aku ingin hidup seperti anak normal lainnya. Itulah mengapa saat itu aku memutuskan untuk kabur dan memulai sendiri hidupku. Hidup yang sepenuhnya berada di tanganku. " ungkap Krystal.

" Lalu bagaimana hidupmu selama ini, Krys ? " tanya Sica penasaran.

" Ketika aku kabur, aku bertemu dengan seorang nenek. Ia bertanya padaku kenapa aku sendiri dan aku menceritakan semua padanya. Ia mau menampungku sampai aku mampu untuk menghidupi diriku sendiri. Akhirnya, aku ikut dengan nenek itu ke desa dan hidup disana. Ketika aku kelas 3 sekolah menengah pertama, nenek sakit keras dan kemudian meninggal. Setelah itu, aku kembali ke kota dengan bermodalkan beberapa uang yang nenek tinggalkan untukku. Dengan uang itu, aku mampu menyewa sebuah flat kecil. Dan sejak itulah hidupku dimulai. " jeda Krystal sambil menyeka air matanya yang jatuh akibat teringat nenek Clara, nenek yang menampung dan mnghidupinya sampai ia kelas 3 sekolah menengah pertama.

" Sampai aku lulus senior high school, aku bekerja serabutan. Satu hari, hampir 4 pekerjaan paruh waktu aku lakukan. Terdengar sangat menderita dan melelahkan memang. Tapi dari situ aku bisa belajar untuk menjadi anak yang mandiri. Aku mengatur keuanganku sendiri dan aku bisa berteman dengan siapapun yang aku mau, pergi kemanapun aku ingin pergi. Aku bebas, Sic. Aku bebas. " sambung Krystal. Jessica tersenyum lembut menanggapi cerita kehidupan adiknya. Ia mengarahkan tangannya untuk mengelus puncak kepala hingga pipi Krystal.

" Setelah lulus, aku bekerja di cafe milik seorang paman. Namanya adalah paman Charlie. Ia memberikan aku gaji yang banyak sehingga aku tidak hidup kekurangan setelah bekerja dengannya. Sampai seorang ibu-ibu datang menemuiku dan memintaku menjadi baby sitterku. Dan itulah pekerjaanku hingga hari ini. " Krystal pun mengakhiri ceritanya dengan senyuman kepuasan.

" Kau sudah melewati waktu yang panjang, Krys. Jika sekarang aku katakan inilah saatnya kau pulang, apakah kau mau ikut pulang ? Bersamaku ? " ajak Jessica. Ia menatap kearah Krystal yang masih setia bersandar padanya.

Tubuh Krystal menegang.Disatu sisi ia masih begitu mencintai pekerjaannya sebagai baby sitter. Namundisisi yang lain, ia begitu merindukan keluarganya. Tiba-tiba ingatannyamengarah pada kejadian dimana Kris mengatakan jika Jennie lebih berhak atasSophia karena Jennie adalah ibunya. Bagaimana sejak saat itu Sophia tak lagidekat dengannya. Dan pemikiran itu membuat Krystal sudah menemukan jawaban atasajakkan Jessica padanya. 

*-*-*

Sudah direvisi.

5 Oktober 2019.

Gretadinda :)

STAY [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now