rindu yang pecah

4.1K 146 0
                                    

"Apalah arti aku menunggu bila kamu tak cinta lagi"

----------------------------------------------------------

Fachri thor

"Proposal proker akhir kita udah belom gab?" tanyaku dengan mengagetkan Gaby yang sedang memakai earphone.

"Apaansi ganggu aja nih" jawabnya dengan ketus.

Sepertinya Gaby sedang ada masalah. Tidak biasanya ia seperti ini, ketus dan jutek. Dengan kepekaanku, aku pergi meninggalkannya dan memutuskan untuk membuat proposal sendiri.

Aku pergi ke tempat yang sangat diidamkan para siswa saat jam pelajaran yaitu 'kantin'.
Aku membuka benda kotak dan mulai mengetik proposal yang sudah di garis akhir.

"Nahkan madol ketos kita" suara itu membuatku refleks melihat kebelakang.

Ternyata itu teman teman laknat yang datang dengan tujuan bolos pelajaran.

"Madol palalu, proposal nih woii udah deadlinenya" suaraku dengan tetap mengetik proposal tersebut.

"Lah sekretaris lo mana boy?" tanya Ferdy.

"Tau ah pusing gue kalo nungguin dia mending gue gerak sendiri" jawabku tetap fokus dengan ketikanku.

"Oh yaudah kita jajan dulu ya Ri semangat ya semoga berhasil" ucap Yusuf dengan nada tertawa yang terbahak-bahak.

"Dasar teman bukannya bantuin, susah sih emang friend zaman now" suaraku sambik teriak.

Lalu, aku melanjutkan proposal tersebut sampai selesai. Setelah itu meminta persetujuan dari Kepala Sekolah.

-----------------------
Amelia thor

Aku terbangun di pagi yang cerah. Namun, kecerahan itu tak menghilangkan rindu yang kelabu. Hari kemarin, hari ini, dan hari esok sama saja bagiku. Rindu itu selalu menjadi sampul hidupku kepadanya.

"Dek, nomer hp kamu yang aktif yang mana?" ka Zidhan dengan nada lemasnya.

"Tumben minta nomer hp, emang punya pulsa?".

"Fachri minta nomer kamu tuh" pernyataannya yang membuatku sendu.

"Bu....buat apa?"

"Gatau, kasih aja dulu biar diem dia" menyodorkan hpnya kepadaku.

Aku mengetik nomer cantiku di hp ka Zidhan. Sedikit getar hatiku saat mengetiknya. Namun, tidak salah aku menulisnya. Toh aku memang rindu terlalu berat.

"Nih ka" kataku dengan mengembalikan hpnya.

"Okedeh, siap siap aja di telpon sama mantan" ledekannya justru membuatku menegangkan wajah.

"Apasih mantan, jadian aja belom".

"Belom kan? Berarti akan cieee"ledekannya membuat aku semakin baper.

"Udah sana ah, udah dapet kan nomernya apalagi yang mau kaka ancurin" jawabku sambil melempar bantal pink ke wajahnya.

"Lama lama kurang ajar nih bocah" jawabnya melempar bantal itu balik kepadaku.
*
*
*
*

Malam ini, cuacanya begitu dingin. Hampir mendekati 10°c. Suaraku seketika menipis. Aku hanya menutupi wajahku dengan tebalnya selimut.
Tiba-tiba dering hpku bunyi mengagetkanku.
Nomor hp tidak dikenal muncul dilayar hpku. Dengan lekas aku mengangkatnya.

"Halo siapa ini?" tanyaku tanpa basa basi.

"Amel?" suara lelaki yang aku kenal dulu. Bahkan, yang selalu ada di kehidupanku sampai saat ini.

"Mel ko diem?"suaranya lagi berbunyi.

"Eh iya hai ka apa kabar?" suara ku pelan mengheningkan suasana.

"Kamu yang apa kabar? Kirain udah lupa sama kaka" tanyanya seolah olah tak berdosa.

'palalo lupa, lo kali yang lupa sama gue' suaraku dalam hati menggerutu kepada diriku sendiri.

"Mel ko diem lagi si? Aku kangen nih"

"Kangen?" Tanyaku dengan nada kesal.

"Iya kenapa gaboleh?"

"Kaka tau maknanya kan? Tapi kenapa baru sekarang ngabarin aku?" Kata-kataku seolah datang tanpa direncanakan.

"Iya kaka salah, kaka tau kaka salah cewe selalu benar"

"Engga ka, cewe gaselalu benar ko. Kakanya aja yang belum nemuin cewe yang bisa patahin pepatah itu"

"Udah nemu kali Mel"

"Siapa?" tanyaku penasaran.

"Nih yang kaka telfon"

"Aku belom bisa matahin pepatah itu, yang bisa matahin hanya waktu dan keadaan aja. Jadi, gaselamanya juga aku mau disalahin" pernyataanku membuat hening.

Kata-kataku membuatnya diam. Aku bingung mau berkata apa lagi kepadanya, intinya aku senang sekali. Rinduku kini hilang bak dihempas angin.

Tuhan, terima kasih banyak atas nikmatmu hari ini. Kini, pelangiku muncul kembali. Aku sulit menggambarkan suasana ini menggunakan kata. Bahkan dunia pun tidak tau apa yang kurasa saat ini.

Saat aku terdiam, tiba-tiba masuk sebuah pesan singkat darinya.

088×××××××××

Besok aku telfon lagi ya
Selamat malam untuk
Cewe manis dan membuat
hatiku teriiris💓

Sebuah pesan yang membuatku melengkungkan mulutku. Senyum yang aku cari selama ini. Senyum yang benar-benar ada tanpa rekayasa semata. Kini, aku kembali menjadi Amel yang gembira. Amel yang selalu yakin bahwa masalah itu hanya cobaan bukan takdir.




-----------------------------------------------------------
Teman teman maafkan ya kalo lama buat updatenya. Sejujurnya, aku mau update tapi takut jelek jadi aku mikir beribu kata biar menarik dibaca😅😅
Buat kalian yang masih baca Its hurt terimakasih banyak ya semoga dibalas kebaikannya dan semoga suka💓💓💓





Its HurtWhere stories live. Discover now