peka

3.6K 160 1
                                    

"dek bangun sayangg, kaka mohon bangun dek"ucap seseorang lelaki disampingku.

Perlahan aku membuka mataku. Dan ternyata, aku berada di dalam tenda medis. Disekelilingku banyak orang yang memperhatikanku. Bahkan,disamping kiriku ka Zidhan sedang menangis, begitupun juga ka Gaby.

"Dek kamu udah bangun?dek bisa denger kaka kan?"tanya ka Zidhan kepadaku.

"Aku dimana ini?"tanyaku dengan polos.

"Tadi kamu ditemuin pingsan dibawah pohon dek, dan badan kamu dingin banget. Kamu gapapa kan?"

"Its okay ka"jawabku singkat.

Aku melihat ka Fahri disebelah kananku, dia juga menangis. Aku tidak tau mengapa dia menangis. Apa dia juga khawatir denganku?.

Saat aku melihat ka Fahri, ia menghapus tangisannya.Matanya terlihat sangat merah.

"Semuanya bisa tinggalin gue sama Amel berdua disini?"tanya ka Fahri kepada semuanya yang berada di tenda.
Tanpa menjawab pertanyaan ka Fahri,semuanya meninggalkan kami berdua.

Ka Fahri mendudukkan tubuhnya disampingku dengan posisi menatapku. Ia menggenggam tanganku dengan erat.

"Kaka udah tau semuanya Mel, maaf banget kalo kaka jahat sama kamu Mel. Kaka tau, kaka salah besar dalam keadaan ini. Izinkan kaka untuk minta maaf sama kamu Mel. Maaf kaka gabisa bales perasaan kamu. Tapi kamu masih bisa deket sama kaka ko Mel."ucapnya padaku.

Kalau tau ia ingin berbicara seperti itu, aku tidak akan mau mereka meninggalkan aku berdua dengannya.

"Bagus deh kalo kaka tau, jadinya aku gausah berusaha nutupinnya lagi. Perlu kaka ketahui, aku mencintai kaka dan tidak perlu cinta dari kaka. Soal hati kaka, itu kaka yang urus bukan aku. Disini, aku bertugas mencintai kaka saja. Kalo kaka gabisa bales perasaan aku, bolehkan aku tetap mencintai kaka"jujurku padanya,membuat air mataku keluar lagi.

Ia memelukku dengan erat, dan mengusap kepalaku.

"Tunjukan cara kamu mencintai kaka, biar takdir bisa berubah"bisiknya dikupingku.

Aku terus menangis dipelukkan ka Fahri, aku malu karena terlalu jujur padanya.

Selesai kami berpelukan, semuanya menghampiri kami berdua.

Dan semua bersiap-siap untuk kembali kerumah masing-masing .

Di bus, ka Fahri meminta ka Zidhan untuk tukaran tempat duduk. Dan ka Fahri duduk disampingku.

Ia membuka hpnya dan memasangkan earphone. Satu di pasangkan dikupingnya, dan satunya lagi dikupingku. Kami mendengarkan lagu bersama.
Oh Tuhan,mengapa dia jadi membuatku semakin baper?
Apa mungkin ia mulai peka denganku?
Apa mungkin ia cuma kasihan saja?

Sudahlah, yang terpenting aku bisa terus berada disisinya.

Selama alunan musik berbunyi, aku tertidur dipundak ka Fahri.

****
Selama 2 jam perjalanan,kami sampai di sekolah. Aku dan ka Zidhan,dijemput oleh papah. Sedangkan ka Fahri,sudah duluan pulang dijemput oleh mamanya.

Sesampai dirumah, aku langsung merebahkan tubuhku dikasur. Aku membuka ponselku, dan ternyata sepi seperti kuburan.
Aku lebih memilih untuk tidur. Aku tidur dengan nyenyak, karena aku lelah sekali.

Dua jam setelah aku tidur, ka Zidhan membangunkanku.

"Dek bangun dek, udah sore nih"ucapnya sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Masih ngantuk ih"jawabku kesal.

"Bangun dong, anterin kaka ke toko kue"

"Ngapain?"tanyaku dengan mata tertutup.

"Besok Gaby ultah"ucapnya.

"Yaudah belinya besok aja kak, mager ih masih capek tau"jawabku sambil menutup wajahku dengan selimut.

"Pliss dek bantuin, nanti kaka beliin sate padang deh"ucapnya sambil memohon.

Kalau sudah soal sate padang, aku tidak mungkin menolak. Sate padang memang menjadi urutan nomer 1 di daftar makanan favoritku.

"Yaudah iya, aku mandi dulu"sambil berjalan kearah kamar mandi.

"Yang cepet yaa"teriak ka Zidhan.

"Bawel, sana tunggu depan"usirku kepadanya.

Selesai mandi,aku rapi-rapi. Aku menggunakan Hoodie abu-abu dan celana pensil selutut.

Aku langsung turun menemui ka Zidhan. Dibawah,ia sudah rapi dan semangat untuk membeli kue untuk ka Gaby.

"Ayo dek buruan lama amat kek putri solo"ucapnya dengan kesal.

"Masih mending ditemenin"jawabku lebih ketus.

"Udah sana pergi, berantem mulu pusing mama liatnya"sambung mamaku.

"Yaudah jalan dulu ya ma"ucap ka Zidhan sambil salim kepada mama dan papa.

"Hati-hati ya nak"ucap papa.

"Iyaa pa"jawabku.

Kami langsung pergi ke toko kue yang cukup terkenal dengan rasanya. Kami menaikki motor. Sesampai ditoko kue, aku dan ka Zidhan berdebat dalam memilih kuenya.

"Ka yang pink aja lucu tau"ucapku sambil menunjuk kue yang berbalut warna pink.

"Tapi coklat kayanya lebih enak dek"jawabnya.

"Ih pink aja, pasti ka Gaby suka banget"

"Ini mah yang suka kamu, bukan Gaby"jawabnya dengan ketus.

"Hehehehe abisnya lucu tau yang pink"

"Yaudah kamu beli yang itu, buat Gaby yang coklat"

"Nah gitu dong peka, beliin aku juga jangan cuma ka Gaby"ucapku dengan senyuman jahat.

"Dasar wanita"ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.

"Ih rese banget sih"aku kesal karena rambutku berantakan.

"Bodo"jawab ka Zidhan, lalu meninggalkanku ke kasir untuk membayar kue yang dipesan.

Ka Zidhan membeli 2 kue, satu untukku dan yang satunya lagi untuk ka Gaby.

Its HurtWhere stories live. Discover now