Persahabatan

2.9K 136 3
                                    

Pagi ini adalah pagi yang tidak disukai para pelajar. Hari ini,adalah hari senin. Namun, bagiku senin ini adalah senin yang indah daripada senin kemarin.

Karena, aku semakin dekat dengan ka Fahri. Tapi, tetap saja aku masih belum tau isi hatinya saat ini. Jadi, percuma saja aku jatuh kedua kalinya di kebaperan, kalau pada ujungnya ia sama saja tidak bisa mencintaiku.

Hari ini,aku pergi kesekolah diantar papaku. Sedangkan, ka Zidhan menjemput ka Gaby.

***
Jam pelajaran terasa begitu cepat. Saat ini, adalah waktu istirahat.
Aku turun kebawah, ditemani oleh Gita.
Di kantin, ada ka Zidhan dan teman-temannya.
Langkahku diberhentikan oleh suara ka Gaby.

"Amelll" teriak ka Gaby dari bangku tempat makannya.

Aku hanya senyum kepadanya. Namun,tangannya memberi kode agar aku menemuinya. Sementara itu, Gita meninggalkanku dengan desi dan fitri.

Aku menghampiri mereka.
"Kenapa ka Gaby?" tanyaku.

"Sini aja makan bareng sama kita" ucap ka Gaby.

"Iya disini aja dek, kamu mau makan apa?kaka aja yang beliin" tawar ka Zidhan kepadaku.

"Yaudah ka, aku mau nasi goreng aja"jawabku.

Aku duduk bersama mereka. Mereka adalah, ka Gaby,ka Zidhan,ka Fahri,ka Yusuf,dan ka Riyani.

Aku menunggu makanan yang dipesan ka Zidhan.

Ka Zidhan datang, dengan membawa pesananku. Kamipun makan, dan seketika suasananya hening.

"Eh guys adek gue 3 hari lagi ultah loh" suara ka Zidhan memecahkan keheningan.

Aku membulatkan mataku, memang benar sebentar lagi adalah hari ulang tahunku yang bertepatan dengan Hari Kartini yaitu 21 April.

"Wihh makan makan dong tuh" ucap ka Fahri sambil menyuap makanan kemulutnya.

Aku hanya senyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Liat aja ntar ya gak dek?"jawab ka Zidhan.

"Apasih serah kaka dah" ucapku.

Selesai makan, kami langsung balik ke kelas masing-masing.

Ditangga, aku bertemu dengan ka Nathan yang sudah lama tidak terlihat di area sekolah.

"Hai kak"sapaku padanya.

Namun, ia hanya meliriku dan berjalan tanpa membalas sapaanku.
Mungkin, ia sedang ada masalah.

Aku melanjutkan langkahku kekelas. Dikelas suasananya begitu ramai, padahal bel masuk sudah berbunyi.

Tiba-tiba, Faisal menghampiriku sambil tersenyum. Sedangkan, temen-temanku yang lain juga memperhatikan aku dan Faisal.

"Mel gue udah lama suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?" Ucap Faisal sambil memberikan 2 batang cokelat.

Aku membulatlan mataku, dan hatiku sedikit berdetak lebih cepat.
Yang terlintas pertama diotakku, adalah Gita. Namun, aku melihat seisi kelas tidak ada sosok Gita.

"Mel jawab dong, jangan bengong aja" ucap Faisal.

Teman-temanku berteriak dengan menepuk tangan.

Terima...terima...terima

Begitulah teriakan mereka, yang membuatku pusing mendengarnya.

"Maaf sal, gue gabisa. Gue lebih sayang sama sahabat gue. Maaf ya sekali lagi" jawabku lalu pergi mencari Gita.

Aku sudah berkeliling sekolah, namun aku belum menemukan Gita.
Aku juga sudah menelfon dan mengirim pesan, namun tetap tidak ada jawaban. Aku yakin sekali, Gita sudah mengetahui ini semua.

Its HurtDonde viven las historias. Descúbrelo ahora