32. Kehamilan

23.1K 746 71
                                    

Hari ini beberapa keluarga Adnan dan keluarga Kanaya datang menjenguk Kanaya. Adnan dimarahi karena memberikan kabar terlambat. Seakan tidak

Beberapa hari berlalu, dan hari ini Kanaya di perbolehkan pulang. Kali ini Adnan dan Kanaya pulang dengan menaiki taxi. Karena mobil Adnan masih berada di bengkel.

Sesampainya di rumah Adnan langsung menggendong Kanaya ke kamar. Adnan tidak membiarkan Kanaya berjalan sendiri. Adnan menurunkan Kanaya di atas sofa yang berada di kamar.

Kali ini ada seseorang yang di kirim ibu Adnan untuk membantu segala keperluan Kanaya. Dan mulai sekarang tidak ada pekerjaan berat yang boleh di kerjakan Kanaya. Ia hanya sibuk mengurusi kuliahnya.

***

Hari  ini Kanaya sudah mulai masuk kuliah setelah cuti selama seminggu. Seperti biasa Kanaya di antar Adnan ke tempat kuliahnya. Sesampainya di depan universitas Adnan membukakan pintu mobil untuk Kanaya.

"Kamu hati-hati ya kalau kuliah. Jaga anak kita!" ujar Adnan dengan mencium pucuk kepala Kanaya. Kanaya mengangguk pertanda paham. Kanaya juga mencium punggung tangan Adnan dan berlalu meninggalkan Adnan.

Kanaya memang sudah tidak terlalu mual. Tapi ia selalu bawa permen asem untuk jaga-jaga. Karena rasa asam bisa menghilangkan rasa mual yang ia alami.

Sesampainya di kelas ia mengikuti mata pelajaran dengan khidmat. Beberapa jam berlalu hingga pelajaran selesai. Dan seperti biasa Adnan menjemputnya.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Saking cepatnya hingga mereka tidak menyadari bahwa perut Kanaya sudah membesar.

Kini usia kandungan Kanaya sudah mencapai 7 bulan. Dan ia sudah mengambil break kuliah selama setahun seperti apa yang di minta oleh Adnan. Bahkan sekarang Adnan lebih sering di rumah.

"Mas, nanti aku mau belanja keperluan dapur boleh?"

"Boleh, nanti mas  anterin!"

Mereka duduk-duduk berdua dengan menonton tv. Kanaya meletakkan kepalanya di bahu Adnan dengan memakan makanan ringan.

Tak berselang lama handphone Adnan berbunyi. Ia menerima panggilan itu dan berbicara panjang lebar.

"Apa tidak bisa kamu saja yang tangani? istriku sedang hamil besar aku tidak bisa meninggalkannya sendirian."

"Bagaimana itu semua terjadi? Bukankah kemarin masih baik-baik saja."

"Tapi aku sudah ada janji dengan istriku untuk menemaninya berbelanja."

"Baiklah, nanti akan aku usahakan datang."

Adnan menghembuskan nafasnya gusar. Raut wajahnya berubah menjadi cemas. Ia bingung harus mengatakan apa kepada Kanaya.  Sementara Kanaya hanya diam mencermati wajah suaminya.

"Ada apa mas?" Kanaya mencoba bertanya agar ia bisa memahami apa yang Adnan alami. Mungkin saja ia bisa membantu Adnan.

"Sepertinya mas tidak bisa menemanimu berbelanja keperluan!"

"Kenapa Mas?"

"Salah satu karyawan restoran telfon, dia bilang ada pembeli yang keracunan setelah makan di restoran kita!"

"Innalillahi, ya sudah mas ke restoran saja!"

"Tidak sayang, mas tidak mungkin membiarkanmu pergi sendirian!"

"Aku bisa kok mas, aku dan baby kita kan kuat!"

"Yakin kamu bisa?"

"Ya mas, mas tidak perlu khawatir."

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang