1. Kanaya Asara Amalia

42.5K 1.4K 89
                                    


Kehidupan tak selalu mulus
Pasti ada kerikil-kerikil kecil menghalangi. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan menerimanya. Agar semuanya menjadi lebih mudah.

Kanaya Asara Amalia itulah namanya, seorang ABG yang hidup serba pas-pasan dengan keluarga kecilnya.
Meski dilahirkan di keluarga yang seadanya dia tak pernah mengeluh, karna itulah yang diajarkan oleh ibunya. Semakin kita mengeluh akan
semakin sulit hidup yang kita jalani. Karena bagaimana pun dan apapun yang terjadi Allah masih menyayangi hamba-Nya.

Kanaya bukanlah seorang yang begitu alim. Bahkan dia tidak memakai jilbab seperti yang diperintahkan dalam agamanya. Bukan karena dia tidak tahu ajaran agama melainkan rasa khawatir dan rasa takut. Dia takut dihina oleh tetangga-tetangga, karena aib keluarga besarlah yang membuat para tetangga bersikap seperti itu. Hampir semua kakak sepupunya hamil di luar nikah. Sungguh tragis bukan??

Orang lain yang berbuat hina tetapi malah Kanaya yang dihina. Hal itu pula yang membuat kedua orang tuanya bersikap overprotectiv kepadanya. Tidak ada yang namanya teman laki-laki di dalam kamus ayahnya. Kanaya tidak pernah diperbolehkan sekolah terlalu jauh dari lingkungan rumah. Tujuannya agar kedua orang tuanya mudah mengawasi Kanaya. Meskipun demikian Kanaya tidak pernah merasa risih ataupun malu. Karena dia tahu kalau orangtuanya begitu menyayangi dirinya.

Bulan ini adalah bulan terakhir kanaya berada di SMP. Dan tentu saja dia harus bertanya telebih dahulu kepada kedua orangtuanya, apakah dia akan melanjutkan sekolah ke SMA atau tidak. Bukannya dia meragukan kemampuan orangtuanya, tapi dia tidak ingin terus merepotkan kedua orang tuanya. Bukankah biaya sekolah sekarang ini sangat mahal.

Ayahnya hanya bisa berkata, "kita lihat nanti saja ya, apa uang kita cukup untukmu melanjutkan sekolah." Kanaya hanya mengangguk pasrah. Tapi, takdir Allah berkata lain. Selalu ada jalan untuk orang sabar, kata-kata itu memang benar. Tidak pernah disangka-sangka ada orang yang menawari Kanaya beasiswa. Tetapi sekolahnya jauh dari rumah yang ia tinggali. Sekitar 40 km jarak tempuhnya. Cukup jauh bukan?? Padahal selama ini ayahnya selalu mewanti-wanti agar anaknya tidak bersekolah terlalu jauh dari rumah.

Namun bukan kanaya namanya kalau mudah menyerah. Dia terus meyakinkan ayahnya agar memperbolehkan nya bersekolah di SMA itu. Kanaya mengatakan kalau dirinya akan baik baik saja dan bisa menjaga diri. Bukankah dirinya juga akan tetap diantar oleh ayahnya saat berangkat. Setelah sekian lama Kanaya berusaha membujuk ayahnya.  Akhirnya ayahnya mengizinkan anak kesayangannya itu.

Sinar mentari mulai menyapa pagi. Kanaya bersiap-siap. Hari ini kanaya dan ibunya berbelanja keperluan sekolah di pasar. Mulai dari seragam putih abu-abu, buku , alat tulis dan lain-lain. Jika kalian bertanya, mengapa, Kanaya hanya membeli segaram putih abu- abu. Jawabannya begitu sederhana, seragam yang lainnya sudah didapat dari sekolah barunya.

Kanaya sudah didaftarkan sebagai murid penerima beasiswa dan tinggal masuk ke sekolah itu. Sekolahnya berada di tengah kota dan cukup terkenal karena di sana termasuk sekolah yang terpandang dan terkenal.

Waktu-waktu luang ia gunakan untuk membaca buku dan novel. Selain itu ia juga sering membantu ibunya di dapur untuk sekedar memasak atau membantu keperluan lain.

Kehidupannya sama dengan hidup anak-anak remaja seusianya. Tak ada yang spesial ataupun berharga. Hanya saja mungkin ia memiliki semangat yang lebih dibanding anak-anak seusianya.

Kanaya mempunyai tekad dan keinginan yang besar. Berbagai cara akan ia coba untuk mewujudkan keinginannya. Tapi ia bukan tipe orang yang menghalalkan cara-cara buruk. Ataupun cara yang dilarang.

Tapi satu hal yang selalu membuatnya masih dianggap anak kecil oleh teman-temannya yang lain. Dialah seorang gadis yang tidak pernah bisa membantah kedua orang tuanya. Apapun yang terjadi ia akan tetap mematuhinya. Meski terkadang Kanaya sering di bully karena hal itu.

Kanaya tidak pernah perduli dengan bullyan teman-temannya bila itu sudah menyangkut orang tuanya. Baginya keluarga nomor satu dan tidak ada yang bisa menggantikan tempat itu.

Entah apa itu sebuah kebaikan ataupun keburukan. Yang pasti Kanaya akan tetap begitu dulu, sekarang hingga esok.

Rembulan mulai menyapa malam. Kanaya duduk di depan teras rumah dengan memandangi langit malam yang bercahaya. Sesekali ia memikirkan masa depannya di hari esok. Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kepadanya.

"Nak, sudah malam cepat tidur!" Suara bariton paruh baya memanggil Kanaya dari dalam rumah.

"Iya Ayah!" Kanaya langsung bergegas menuju ke dalam rumah untuk beristirahat. Kanaya memasuki kamarnya, menengok jam yang menempel di dinding kamar. 09.15 jarum jam menunjukkan angka itu. Kanaya segera bergegas untuk tidur.

Belum sempat ia memejamkan mata. Suara handphone miliknya berdering keras. Kanaya segera mengangkatnya.

"Halo Assalamu'alaikum."

"Iya Bu, ada apa?"

"Baik Bu, besok pagi-pagi saya akan ke sekolah!"

"Terimakasih atas pemberitahuannya Bu!"

"Waalaikumsalam."

Kanaya berbicara dengan gurunya lewat telephone. Saling bersahutan dengan gurunya. Hingga percakapan selesai. Kanaya kembali merebahkan badannya di atas kasur dan mulai terlelap dalam mimpinya.

~Semoga suka ~

Thank kyu.

Salam manis.
♡Karina♡

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang