2. Adik dan Kakak

30.6K 1K 91
                                    

"Dek cepat sedikit mandinya , kakak juga mau mandi." Kanaya menggedor pintu kamar mandi dengan sedikit berteriak. Kanaya terus mondar- mandir di depan pintu sambil mengoceh seperti burung yang kelaparan. Seperti itulah kebiasaan setiap pagi adik dan kakak itu selalu saja bertengkar.

Ceklek ....

Pintu kamar mandi terbuka dan terlihat adiknya cengar-cengir menampakkan senyum pepsodent kepada kakak tersayangnya itu. Kharima Putri Pertiwi yang biasa di panggil Riris, adik kesayangan Kanaya yang masih duduk di kelas 6 SD. Riris sangat suka menggoda kakaknya itu.
"Ya ampun kakak please dech, jangan marah-marah mulu, lagian ini juga masih setengah 5 pagi. Lagian kakak itu mau kemana buru-buru amat, 'kan sekolahnya belum masuk alias masih libur," oceh Riris tanpa berhenti terus mengomeli kakaknya.

"Ya Ris, kakak itu mau ke sekolah SMP ambil ijasah yang baru keluar. Kemarin malam wali kelas kakak telfon katanya ijasah kakak sudah bisa diambil."

"ooooooh ...." Riris hanya ber,ohria mendengarkan penjelaskan kakaknya. Kemudian kanaya langsung masuk kamar mandi dengan sedikit menabrak bahu adiknya itu. Dia sengaja, karena adiknya itu tidak kunjung minggir dari depan pintu kamar mandi. Setelah selesai mandi kanaya langsung bersiap-siap .

Sepuluh menit waktu yang Kanaya butuhkan untuk mandi dan bersiap-siap. Entah itu terbilang waktu yang lama atau sebentar. Tapi, ia selalu terbiasa seperti itu.

 Tapi, ia selalu terbiasa seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi gambar (hanya ilustrasi)

Seperti inilah penampilan Kanaya. Tanpa make-up yang mencolok hanya sedikit bedak. Simple bukan, namun tetap terlihat cantik. Setelah itu ia langsung berangkat ke sekolah menyelesaikan semua keperluannya.

****

Satu keluarga kecil yang bahagia sedang berkumpul di ruang tamu sambil menyaksikan televisi .
"Kanaya bagaimana ijasahmu tadi ayah belum melihatnya dan bukankah Ayah belum mentandatangani ijasah itu! Bukankah kamu bilang ijasah nya mau kamu legalisir dan memfotocopy nya untuk syarat-syarat pendaftaran sekolah baru ?" ujar Ayah Kanaya mengingatkan anaknya itu.

Si empunya nama menepuk jidatnya dan berlari ke kamarnya dan mengambil ijasahnya. Kemudian memberikan ijasah itu kepada lelaki paruh baya itu. "Ya ampun Ayah, Kanaya sampai lupa untung aja Ayah ngingeti .

"Memang dasar kakak pikun. Belum nikah saja sudah pikun". Riris tertawa lepas mentertawakan kepikunan kakaknya itu. Sedangkan kanaya hanya memanyunkan bibirnya.

"Riris sudahlah jangan ganggu kakakmu terus, kasian kakakmu." Suara lembut dari perempun paruh baya itupun akhirnya keluar melihat kelakuan anaknya. Sementara ayahnya hanya menggelengkan kepala.

"Oh ya kak, kira-kira umur berapa kakak menikah? Lagi pula mana ada yang mau menikah dengan kakak. Kakak 'kan orangnya cuek, sukanya manyun-manyunin bibir, suka teriak - teriak kalau lagi marah.Ada satu hal lagi, kakak itu pelupa! Hahahaha ...." Riris tertawa lepas setelah menghina kakaknya.

"Lagi pula selama ini 'kan kakak gak pernah kenal sama yang namanya pria. Bagaimana kalau nanti kakak gak punya jodoh alias jadi perawan tua, atau nggak jodoh kakak itu tua, jelek beruban." Riris membayangkan bagaimana rupa jodoh kakaknya nanti sambil bergidik ngeri. Di dalam hati dia juga berkata, jangan sampai itu benar-benar terjadi. Tentu ia benar-benar tidak rela mempunyai kakak ipar yang buruk rupa. Apa kata dunia nanti?

Kanaya memberikan tatapan tajam dan sinis kepada adiknya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Emangnya kenapa kamu kepo. Jodoh itu sudah ditulis di Lauhul Mahfudz oleh Allah. Jadi gak perlu takut gak dapat jodoh ataupun gak ada laki-laki yang mau menerima kakak. Allah tau apa yang terbaik untuk kakak dan kakak yakin Allah punya rencana yang paling indah untuk kakak." Setelah lega mengucapkan unek-unek kepada adiknya Kanaya senyum-senyum karena dia sendiri heran bagaimana bisa dia berbicara sebijak itu. Bukankah selama ini dia selalu bersikap seperti anak-anak.

"Udahlah ngapain kamu bahas soal nikah, kamu itu masih kelas enam SD ngapain bahas soal itu." Kanaya berkata seraya menegur adik kesayanganya itu. "Ya dech kak, maafin Riris ya, selalu buat kakak marah." Mereka berdua tersenyum secara bersama, dan kemudian berpelukan .

Mereka berdua selalu bertengkar dengan percekcokan-percekcokan kecil ala-ala adik kakak. Namun mereka juga selalu berbaikan sesaat setelah pertengkaran itu .

Memang kehidupan adik dan kakak begitu membingungkan. Terkadang bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah, tapi juga bisa berbaikan hanya dalam sekejap waktu. Mungkin itu semua karena ikatan batin yang mereka miliki.

Sesungguhnya mereka tak pernah ada niatan untuk bertengkar satu sama lain. Mereka saling menyayangi, saling mengkhawatirkan satu sama lain. Terkadang juga ada rasa ingin bertingkah jahil kepada saudaranya sendiri. Tapi mungkin cara yang mereka gunakan tidak baik. Tapi memang itulah kenyataannya.

Hidup adik dan kakak selalu penuh dengan adegan drama yang aneh dan tidak masuk akal. Nikmatilah saat kau mengalaminya. Karena hal itulah yang akan memberikan kenangan terindah kepadamu.

~Semoga Suka~

Thank kyu.

Salam manis.

♡Karina♡

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang