• Artha #23 •

Start from the beginning
                                    

Ketika Arkan memakan mie gorengnya, Samudra kembali berucap. "Jangan sering-sering makan itu, Arkan. Nggak baik buat kesehatan kamu."

"Aland aja semalem ngerokok boleh masa aku makan beginian nggak," kata Arkan.

Aland langsung melotot, ingin sekali menggeplak kepala Arkan kalau saja Lalisa dan Samudra tidak melayangkan tatapan setajam omongan Arkan padanya. Setajam silet sudah ketinggalan jaman, jadi tidak Aland pakai lagi pengandaian itu.

"Kamu masih ngerokok?" tanya Lalisa.

Aland nyengir. "Nggak kok."

"Kok kamar kamu bau asap rokok?"

Aland mengernyit. "Kok bisa? Aku ngerokok di balkon kok."

Aland meringis sedetik kemudian, menyesal dengan kebodohannya sendiri.

Lalisa hendak mengomeli Aland panjang lebar tetapi Samudra keburu menyambar. "Sudah-sudah, Papa juga suka ngerokok dulu."

"Tuh, Ma. Dengerin," ucap Aland senang.

Arkan mencubit pinggang Aland. "Nggak sopan, tai cicak," cecarnya.

Samudra mendesah pelan, se- absurd apapun mereka, ini tetap keluarga kecilnya, bukan?

"Aland, Arkan. Buka hadiah kalian sekarang, Papa ada urusan penting di kantor jadi harus buru-buru."

"Cie orang sibuk," celetuk Aland sembari mengambil sebuah kotak berwarna hitam maskulin bertuliskan Aland di sana.

Aland membuka kotak itu, lalu membelalak ketika melihat sebuah jam tangan yang pasti tidak murah harganya.

Aland nyengir. "Thank you, Dad."

Samudra mengangguk. "Papa ngasih jam tangan biar kamu nyadar waktu, biar bisa masuk kelas, belajar. Bukannya bolos," sindir Samudra pedas.

Aland mendengus, tetapi memakai jam tangan itu dan memamerkannya pada Arkan. Meskipun tidak seharusnya begitu, karena Arkan tidak terlalu tertarik.

Arkan membuka kotak hadiahnya sendiri, yang berwarna abu-abu. Ia mengernyit ketika melihat sebuah kunci di sana.

Melihat ekspresi kebingungan Arkan, Samudra tersenyum tipis. "Itu kunci motor, Arkan. Jangan pake sepeda butut itu lagi. Pake motor pemberian Papa kalo kemana-mana."

Arkan terdiam, agak terganggu dengan kalimat terakhir yang Samudra katakan. "Sepeda aku nggak butut," kesalnya.

Samudra yang hanya memakan setangkup roti pun berdiri. "Pake motor pemberian Papa, Arkan. Modelnya sama seperti motor Papa. Cuma punya kamu warnanya hitam.

"Maaf karena Papa harus pergi, tapi nanti malam bakal ada barbeque party di halaman belakang. Ajak teman-teman kalian nanti."

Lalisa ikut berdiri, membenarkan dasi Samudra dan mereka berdua sama-sama tersenyum.

Samudra mengecup pipi Lalisa sebelum benar-benar pamit, Aland langsung heboh. "Di bibir dong, Pa."

Arkan mendelik dengan mie goreng yang memenuhi mulutnya. Dasar geblek, pikir cowok itu.

Setelah Lalisa melanjutkan makannya kembali, Aland mengatakan sesuatu yang membuat Arkan mendelik sebal.

"Ma, kok Papa ngasih motor warna item? Harusnya kan pink kalo buat Arkan."

Lalisa tertawa geli.

"Terserah lo." Arkan mendengus dan meneguk air minumnya.

Lalisa tersenyum, ia kemudian menaruh sebuah kotak di atas meja makan. "Ini hadiah dari Mama buat kalian, dan ... ini juga."

Arkan segera membuka kotak yang diletakkan pertama kali oleh Lalisa. "Katanya hadiah Mama gabung sama hadiah Papa."

"Udah buka aja."

Tetapi Arkan segera melotot ketika melihat apa hadiah yang diberikan Lalisa, seolah ia baru saja melihat pernikahan antara manusia dengan dedemit rumah penghuni sekolah.

Itu sebuah foto. Ada dua anak kecil di sana, yang satu tersenyum lebar sedangkan satu lagi cemberut sehabis menangis, terlihat dari matanya yang bengkak.

Arkan terdiam. Itu dirinya dan Aland.

Aland yang tersenyum lebar dan terlihat menggemaskan, tampak bahagia karena telah melakukan sesuatu yang sangat ia sukai. Sedangkan Arkan yang dibalut pakaian perempuan kebesaran dan make up tak beraturan serta bando merah muda di kepalanya.

Ia ingat kejadian itu, saat Aland mendandaninya dengan paksa. Tetapi jujur, ia tidak ingat ibunya mengambil potret mereka.

Aland tertawa terbahak-bahak hingga hampir tersedak, Lalisa sendiri hanya tertawa geli.

Arkan merasa napasnya memburu. "MAMA APA-APAAN SIH?!"

***

Bonus pict Arkan pake topi dari Aland karena update lama wkwk.

Bonus pict Arkan pake topi dari Aland karena update lama wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ok, see you:))

Artha (SUDAH TERBIT)On viuen les histories. Descobreix ara