"Susu? Ahh kalau begitu akan aku buatkan" ucap Bila menyerahkan Filio pada Arin dan hendak beranjak .

"Susu dari sumbernya" ucapan Arin membuat Bila terdiam . Ia menoleh menatap Arin yang kini mengeluarkan breastnya dan menyodorkan putingnya pada Filio yang langsung di lahap olehnya .

"Ahh, aku tidak punya" desah Bila dan mengangkat Fiona lalu menimang-nimangnya .

"Kamu punya, hanya saja belum ada air susunya" ucap Arin yang membuat Bila melototkan matanya .

"Kakak ishh . Vulgar!!" Ucap Bila membuat Arin tertawa . Bila sudah bisa menenangkan Fiona hingga ia kembali tertidur lalu ia mengubah ekpresinya menjadi serius .

"Tentang wanita itu? Apa yang akan kakak lakukan??" Ucapan Bila membuat Arin menatap Bila serius . Ia menghembuskan nafas pelan .

"Aku tidak ingin mempunyai urusan dengannya . Satu urusan saja berakhir panjang seperti ini. Apalagi ditambah dengan masalah kemarin" ucapan Arin membuat Bila menangkat sebelah alisnya .

"Kakak pernah mempunyai urusan dengannya??"

"Bukan aku, tapi Ali. Dia itu mantan kekasihnya"

"Aaaahhhhhh, pantas saja"

"Sudahlah lupakan . Aku tidak ingin membahasnya"

Tak lama pintu kamar terbuka dan masuklah Ali . Ali tersenyum melihat Arin tengah menyusui anak laki-lakinya dan berjalan menghampirinya.

Bila yang mengerti, turun dari ranjang setelah membaringkan Fiona kembali ke ranjang. "Aku keluar dulu kak" Arin hanya menganggukan kepala diikuti Ali .

Setelah Bila pergi, Ali duduk di depan Arin dan menatap Filio yang tengah asik menyusu . Sesekali Ali menggodanya membuat Filio merengek .

"Love, jangan menggodanya" ucap Arin dan Ali menatapnya .

"Baiklah" Ali malah beralih pada Fiona yang terlelap di samping Arin dan mengecupi pipi Fiona .

"Wwwweeeeeekkkkkkk" Ali terkekeh melihat Fiona menangis karenanya . Arin hanya memutar matanya malas .

"Love"

Ali menoleh dan menatap Arin yang menatapnya tajam . "Apa?? Aku tidak mengganggu Filio"

"Tidak untuk Fiona juga" ucap Arin yang membuat Ali tersenyum .

"Ya sudah aku mengganggu bunda mereka saja bagaimana?" Ali menaik-turunkan Alisnya membuat Arin merona .

"Isshh, apa sih kamu ini. Berikan Fiona, dia pasti juga haus" Arin membaringkan Filio yang kembali tertidur di ranjang dan mengambil alih Fiona dari tangan Ali .

"2F benar-benar menguras isi perutku . Aku selalu lapar" ucap Arin membuat Ali menatapnya .

"Kamu ingin makan apa??" Tanya Ali membuat Arin mengangkat satu tangannya di dagu .

"Hmm.. apapun . Aku benar-benar lapar" ucap Arin membuat Ali tersenyum . Ia mengangkat tangannya meraih pipi Arin dan mengusapnya .

"Kamu harus makan apapun, jangan menahannya karena alasan ingin mengembalikan bentuk tubuhmu ke bentuk semula . 2F lebih penting" ucap Ali membuat Arin meraih tangan Ali yang ada di pipinya dan meletakan tangannya disana .

"Nanti aku gendut" ucap Arin membuat Ali menatapnya dalam   .

"Kamu memang sudah gendut" ucap Ali membuat Arin melototkan matanya dan langsung menepis tangan Ali dari pipinya lalu merengut kesal.

"Dan aku tetap mencintaimu" ucap Ali membuat Arin menahan senyumnya . Ia membuang wajahnya untuk melebarkan senyumnya agar tidak terlihat Ali namun Ali mengikutinya dan menatap Arin dalam .

"Jangan tutupi senyummu. Aku menyukainya, tersenyumlah untukku" Ali meraih wajah Arin agar menatapnya dan Arin hanya bisa melebarkan senyumnya .

Mereka saling memandang dan tersenyum sampai Fiona melepas isapan susu dari puting Arin membuat Arin memutuskan kontak matanya dengan Ali.

Arin merunduk dan memasukan kembali breastnya ke dalam baju dan meletakan Fiona di sebelah Filio .

"Aku akan meminta Mama untuk menjaga 2F sementara . Kamu harus makan" Arin hanya menganggukan kepalanya . Ia memang sangat lapar sekarang .

Ali mengambil tangan Arin dan membantu Arin bangkit, lalu pergi bersama ke bawah untuk makan .

*********************
Lagi gila korea . Makanya dari kemaren kerjaannya nonton mulu . Wkwkwkwk .

Maaf keterlambatanya yaaa .

Kiss kisa dari gw .

Arin & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang