kembalilah senyum

30.4K 1K 9
                                    

Seminggu kepergian ibu, tak ada kecerian dari wajah arin. Wajahnya terlihat sayu dan pucat, susah membuat senyum itu kembali di wajah arin .

Seminggu ini pula, arin hanya diam sambil melamun. Tak ada sepatah kata pun terucap dari bibir arin dan itu membuat ali merasa khawatir . Sudah mengajaknya berbicara tapi hanya di balas tatapan kosong olehnya .

Ingin sekali memakinya agar kembali seperti semula . Sedih boleh, tapi tidak untuk berlarut-larut . Pernah sekali hanya berteriak keras agar membuat arin mau mengisi perutnya yang selama seminggu ini pula hanya terisi sedikit, tapi malah membuat arin menangis terisak hingga berteriak histeris memanggil ibu .

Dan itu membuat ali semakin panik sampai akhirnya arin jatuh pingsan .

Kini arin masih dirawat di rumah sakit, ali dengan setia menemani arin . Citra dan pandu, mama dan papa ali ikut serta menemani ali . Juga ada magenta ikut menemani disana .

"Kak, makanlah dulu, kakak juga harus mengisi perut kakak agar kakak bisa menjaga eonni dengan baik" ucap magenta membuat ali mendongak .

"Kakak belum lapar, kamu saja lebih dulu" ucap ali dan kembali menatap wajah pucat arin .

"Aku, mama sama papa baru saja makan, kakak makanlah dulu, biar aku menjaga eonni" ucap magenta membuat ali dengan berat hati meninggalkan arin .

"Baiklah, kakak titip ka arin sebentar ya" magenta menganggukan kepalanya, ali bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan arin .

Magenta duduk di bangku tempat ali duduk tadi dan menatap arin dengan sedih .

"Cepatlah sembuh, eonni" ucap magenta . Ia mengambil tangan arin dan menaruhnya di pipinya .

"Ibu.. ibu.." gumam arin dalam tidurnya . "Ibu.. hiks.. jangan tinggalkan aku" arin menangis dalam tidurnya .

Magenta mengusap airmata yang keluar dari mata terpejam arin . Ia ikut menangis karena merasakan kesedihan yang sedang kakak iparnya itu rasakan .

Tiba tiba arin bangkit dari tidurnya membuat magenta terkejut .

"Ibu... ibu..." teriak arin sambil melihat sekeliling . Magenta bangkit dari duduknya dan berusaha menenangkan arin .

"Eonni, ini aku . Tenanglah" magenta memeluk arin dan mengusap punggungnya .

"Aku mau ikut ibu" isak arin membuat magenta ikut menangis .

"Jangan bicara seperti itu, bagaimana dengan kak ali jika eonni meninggalkannya" ucapan magenta membuat arin tersadar . Ia melepas paksa pelukan magenta dan melihat kanan dan kiri mencari keberadaan ali .

"Dimana ali!! Ali!! Kamu dimana!!" Teriak arin sambil berontak ingin turun dari ranjang .

"Eonni, tenanglah . Kak ali sedang keluar sebentar untuk makan" ucap magenta tapi tak membuat arin diam .

"Ali... kamu dimana? Kamu tidak akan menginggalkanku seperti ibu meninggalkanku kan??" Arin mulai aneh dalam berbicara . Membuat magenta khawatir dan pergi keluar untuk memanggil dokter .

Belum sampai di pintu, masuklah citra dan pandu, melihat ekspresi magenta yang terlihat khawatir membuat citra dan pandu ikut panik .

"Ada apa??" Tanya citra sambil memegang kedua bahu magenta .

"Eonni histeris ma, aku akan panggilkan dokter dan juga mencari kak ali. Eonni terus berteriak memanggil kak ali" ucap magenta membuat citra langsung berlari menghampiri menantunya .

"Cepatlah" ucap pandu . Magenta berlari keluar memanggil dokter .

******************
"Pasien mengalami depresi ringan, dia terus memanggil ibunya" ucap dokter pada pandu saat selesai memeriksa arin .

"Arin memang belum lama ini kehilangan ibunya dok" ucap pandu membuat dokter menganggukan kepalanya .

"Buat pasien nyaman, ajak terus dia bicara agar ia lupa dengan apa yang ada di dalam otaknya . Jika terus berlarut akan berbahaya untuk pasien" saran dokter dan pandu menganggukan kepalanya .

"Dan juga, buat selalu suasana hatinya senang, itu akan membantunya" ucap dokter lagi . Pandu hanya menganggukan kepalanya dan kemudian sang dokterpun pergi .

Pandu kembali menghampiri citra dan arin . Terlihat citra sedang berusaha menenangkan arin dengan selalu memeluknya dan mengajaknya bicara .

"Ali... kamu dimana??" Lirih arin sambil terus terisak .

"Ali sebentar lagi datang sayang, tenangkan dirimu" ucap citra yang terus memeluknya dan mengecup sayang arin .

"Hikss... hikss... ibu" arin kembali mengingat ibu membuat citra tak kuasa menahan tangisnya .

"Tabahkan dirimu sayang, ibumu sudah bahagia di sana, ikhlaskan ibumu sayang" ucap citra sambil terisak .

Arin menenggelamkan kepalanya di dada citra dan menangis sesenggukan disana . Tak lama gebrakan pintu dan teriakan khawatir membuat citra menoleh menatap ali yang baru datang.

"Love!!" Ali berlari menghampiri citra dan arin yang ada di pelukannya . Citra melepaskan pelukannya dan membiarkan ali memeluk arin .

"Maafkan aku meninggalkanmu love" ucap ali dan memeluk arin dengan erat . Arin mendongak menatap ali dan menangis kembali .

"Hikss hikss!!" Arin kembali menenggelamkan wajahnya di dada ali dan memeluk ali dengan erat .

"Kamu darimana?? Aku fikir kamu meninggalkanku seperti ibu" ucap arin dengan terisak .

"Maafkan aku love, aku tadi hanya pergi untuk makan, maafkan aku meninggalkanmu" ucap ali sambil terus memeluk arin.

"Jangan tinggalkan aku" arin mengeratkan pelukannya dan alu membalasnya tak kalah erat 

"Aku tidak akan meminggalkanmu love, percaya sama aku" ucap ali berusaha membuat arin yakin dan akan membuatnya lebih baik .

*******************
"Kamu ingin makan?" Tanya ali pada arin yang kini sudah lebih baik .

Arin hanya menggelengkan kepalanya . Ali hanya mengusap kasar wajahnya, tak tau lagi apa yang harus dilakukan agar membuat arin ingin mengisi perutnya .

"Ayolah love, tak apa hanya beberapa suap, setelah itu kamu minum obatnya" bujuk ali tapi tak ada respon apapun dari arin .

Ali mengambil tangan arin membuat arin menoleh menatap ali .

"Aku tau kamu sedih, aku tau kamu sangat kehilangan ibu, dan aku juga tau pasti ibu juga sedih melihat kamu seperti ini" ucap ali dengan lembut membuat arin terus menatapnya .

"Ibu pasti sangat terluka lihat kamu seperti ini, sakit, tidak mau makan, dan lebih parah kamu terus menangis, kamu harus mengikhlaskan ibu love, biarkan ibu bahagia disana" ali terus bicara dan arin sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari ali .

"Kamu ingin ibu bahagia kan??" Tanya ali membuat arin menganggukan kepalanya .

"Kalau begitu, kamu harus mengikhlaskan ibu, biarkan ibu tenang disana, kalau kamu merindukan ibu, kirimkan doa untuk ibu dan mintalah pada tuhan agar mengijikan ibu datang ke dalam mimpimu" ucap ali sambil mengusap lembut tangan arin dan mengecup tangan arin dengan lembut .

Arin kembali menangis membuat ali bangkit dari duduknya . Mengusap airmatanya dan memeluk juga mengecup pucuk kepalanya .

"Berhentilah menangis love, baru saja aku mengatakannya padamu, aku yakin pasti setelah ini rumah sakit akan banjir" gurau ali sambil terkekeh .

"Maaf"

Ali hanya menanggukkan kepalanya dan memeluk erat arin . Bibirnya tak henti mengecup pucuk kepala arin membuat hati arin menghangat.

**************
Berlapang dadalah jika kehilangan seseorang yang paling berarti dalam hidup .

Karena itu akan membuat orang yang pergi itu bahagia di tempatnya, karena melihat yang ditinggalkan mengikhlaskannya .

Bukan terus menangis, tapi terus berdoa agar yang pergi diluruskan jalannya sampai ke tempat yang paling terindah disana .

Kiss kiss dari gw .

Arin & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang