sirana

38.6K 1.3K 2
                                    

Seminggu sudah mereka menjalani hubungan sebagai suami istri, dan pagi ini ali kembali ke rutinitasnya yaitu bekerja . Mereka memang tidak merencanakan pergi berbulan madu karena memang di antara mereka belum sepenuhnya tumbuh rasa cinta . Mereka ingin melakukan hal terpenting dalam pernikahan itu dengan rasa cinta yang sangat besar . Hingga nanti benih yang akan tumbuh didalam rahim arin akan merasa bahagia dan tumbuh dengan sehat .

Arin tengah sibuk menyusun sarapan untuknya dan ali, dirumah ini memang tidak ada pembantu, karena arin ingin menjadi sosok ibu rumah tangga yang sesungguhnya . Awalnya ali tidak menyetujui itu karena rumah ini terbilang cukup besar . Ia takut jika nanti arin terlalu lelah dan akhirnya ia sakit . Tapi karena rengekan maut juga tatapan menggemaskan dari arin untuk ali, membuat ali hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan meng'iyakan apa yang di inginkan arin .

Satu hal yang ia baru ketahui tentang arin, wanita itu ternyata sangat manja, suka merengek dan suka merajuk saat dengan sengaja ali menggodanya . Dan ali menyukainya .

Dengan perlahan ali melangkah mendekati arin yang sedang sibuk menata piring di meja makan . Dan setelah sampai di belakang arin tanpa arin ketahui, ali menyolek telinga arin setelahnya ia meminggirkan tubuhnya saat arin menoleh . Dan ia melakukan hal yang sama ke telinga arin yang satunya .

Ali terkekeh melihat wajah kesal arin dan saat arin menoleh kembali ke arah ia berada, ali langsung meniup wajah arin .

"Huffffttt!!" Arin menutup matanya saat ali meniup wajahnya .

"Ishh dasar menyebalkan, jadi itu kamu!" Arin memukul pelan bahu ali membuat ali terkikik .

"Memang siapa lagi, disini hanya ada aku dan kamu . Kamu itu terlalu serius! Sampai aku berada di dekatmu saja kamu tidak menyadarinya" ucap ali sambil bersedekap .

Arin hanya memanyunkan bibirnya, membuat ali gemas dan menarik bibirnya itu .

"Jangan seperti itu, mau aku menciummu?" ucapan ali membuat arin menutup mulutnya dengan tangan .

Ali terkikik melihat wajah kesal arin . Ia menarik kursi untuknya dan duduk . Arin langsung menaruh nasi goreng serta telur mata sapi ke piring ali .

Dengan lahap ali memakannya dan mereka sarapan larut dalam keheningan .

*******************
"Ali tidak ada sirana, dia mungkin sedang berbulan madu dengan istrinya sekarang" ucap davan pada sirana yang kini sedang berusaha untuk masuk ke ruang kerja ali .

Sirana hanya melototkan matanya mendengar ucapan davan . Ini tidak mungkin . Ia sangat yakin ali itu sangat mencintainya . Jadi dia tak akan mungkin melakukan itu .

"Ali itu tidak mencintai wanita itu davan, dia hanya mencintaku" ucap sirana membuat davan tersenyum remeh .

"Kalau ali mencintaimu harusnya dia menikah denganmu, bukan dengan istrinya sekarang" sirana mengeraskan rahangnya . Tangannya mengepal kuat dengan mata yang memerah menahan amarah .

"Aku harus bicara dengan ali, kamu harus memberitahukan aku dimana ali sekarang davan"

"Aku bahkan tidak tau sekarang ali tinggal dimana" davan duduk di kursi depan ruangan ali dengan kaki kiri menopang kaki kanan .

"Kamu itu sahabatnya, tidak mungkin kamu tidak tau"

"Memang kenyataannya begitu"

Ali baru tiba di kantor . Banyak sapaan dan ada juga yang memberi selamat dari karyawannya atas pernikahannya dan ali membalasnya dengan senyum yang sangat manis dan ramah .

Sungguh ali adalah sosok pria yang di inginkan para wanita . Sikapnya yang ramah, dan wajahnya yang tampan tak membuat pria ini menjadi sombong . Malah ia selalu menebarkan senyumnya membuat pesonannya semakin terlihat .

Ali melihat ada dua orang yang sedang berdiri di depan ruang kerjanya, dan dengan langkah pelan ia menghampiri keduanya .

"Sirana?"

Wanita yang dipanggilnya itu menoleh dan berlari menghampiri ali lalu memeluknya .

"Aku tau kamu pasti akan datang, aku merindukanmu" ucap sirana dalam pelukannya . Ali melepas pelukan sirana dan menatapnya .

"Sedang apa kamu disini?"

"Menemuimu"

"Untuk apa?"

"Sudah kubilang, aku merindukanmu"

Davan yang melihat percakapan antara sahabatnya juga mantan pacar dari sahabatnya ini hanya bisa tertawa sinis dan menggelengkan kepalanya . Ia bangkit dari duduknya dan menepuk bahu ali .

"Berilah dia pengertian, jangan buat orang yang sedang menunggumu dirumah, sakit hati" setelahnya davan meninggalkan ali dan sinara disana .

Ali membawa sirana masuk kedalam ruang kerjanya dan menatap sirana .

"Apa kamu ingat dengan apa yang terjadi padaku seminggu yang lalu?"

"Ya"

"Lalu apa yang kamu lakukan sekarang, aku sudah menikah sirana, dan kamu tak bisa seperti ini padaku" ali mengusap kasar wajahnya .

"Tapi aku mencintaimu ali, maafkan perbuatan aku yang dulu, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" ucap sirana sambil memegang tangan ali dan mengelusnya .

"Sudah terlambat sirana, aku sudah menikah"

"Tapi kamu tidak mencintainya kan? kamu itu hanya mencintaiku" ali terdiam mendengar ucapan sirana . Memang masih ada sedikit rasa untuk sirana, tapi ia juga tidak bisa mengkhianati arin .

"Aku akan belajar mencintai arin"

Sirana tertawa remeh . "Ini bukan sekolah ali, yang bisa kamu pakai untuk belajar . Ini tentang perasaan, dan perasaan kamu itu masih untuk aku, kamu masih mencintaiku"

"Kamu itu tidak mencintanya ali, kamu hanya mencintaiku" sirana terus saja mendesak membuat ali mengusap kasar rambutnya .

"Pergilah sirana, aku sudah memutuskan untuk belajar mencintai istriku, dan kamu tidak bisa membuatku merubah keputusanku" sirana menatap ali tak percaya . Ia menangis di depan ali membuat ali membuang wajahnya tak ingin melihatnya . Salah satu kelemahannya adalah melihat wanita menangis .

Ia beranjak dari tempatnya sekarang dan pergi keluar meninggalkan sirana yang masih berada didalam .

***********************
Ali duduk di kursi ruangan davan, ia harus menghindari sirana, dan ia berharap sirana sudah pergi dari ruangannya setelah ia kembali keruangannya nanti .

Davan memberikan sekaleng soda pada ali dan ali langsung membukanya . Segarnya soda dingin membuat ali merasa lebih baik, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dan menutup matanya dengan tangan .

"Sirana bicara apa padamu?" Davan ikut duduk di samping ali dan merasa prihatin dengan ali . Dilihat dari wajahnya sepertinya dia sedang tidak baik sejak kedatangan sirana tadi .

"Aku tidak ingin membahasnya"

"Baiklah, lalu apa yang selanjutnya ingin kamu lakukan" ucap davan membuat ali menurunkan tangannya .

"Menjauh dari sirana dan memulai hidupku dengan arin"

Davan menatap kagum sahabatnya ini, ia sangat tau jika dulu ali sangat mencintai sirana, bahkan sampai bertengkar dengan keluarganya hanya untuk membela sirana . Tapi sekarang, ia malah ingin menjauh dari sirana . Memang kuasa tuhan, hanya ia yang bisa membolak balikan perasaan manusia .

************************
Part empat gaesss ...
Moga suka ya????

Kiss kiss dari gw

Arin & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang