Hari ke-3 (3)

38 10 5
                                    

-Prust's Point of View-

Deg!

Suara yang familiar ini tiba-tiba saja membuatku tegang.

"Eh? Eh?" aku duduk terpaku dengan buku menu yang masih menutupi wajahku.

S-suara Rain, aku masih mengenalinya..

"Parfait kucing satu!"

Aku terhenyak.

Suara Rei membuat pikiranku kembali ke kenyataan.

"Parfait kucing? Maksudmu yang ini?"

"Ah, namanya bukan parfait kucing ya hehe"

Cengkeramanku pada buku menu sedikit melonggar.

"Prust, kau ingin pesan apa?" tanya Rei dengan cengiran di wajahnya.

Rei sepertinya bertanya padaku..?

"Ah.. uhm.."

Sejak mendengar suara Rain pikiranku terasa kosong.

Aku tidak terbiasa dengan sesuatu yang datang secara tiba-tiba.

Kenapa sih, hal yang kau inginkan datangnya selalu tiba-tiba?

Dan kenapa rasanya ruangan ini jadi kedap suara??

"Matcha..." aku hanya menyebutkan nama yang pertama kulihat.

"Ah, matchacho black parfait? Itu menu baru kami" Rain memastikan.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Iya.."

"Baiklah" Rain menulis pada buku kecilnya dengan cepat.

"Ada pesanan lain?" Tanyanya.

"Itu saja" jawab Rei.

Setelah selesai mencatat, Rain membungkukkan sedikit tubuhnya dan pergi.

"Kukira namanya parfait kucing, kau ini bagaimana sih.." terlihat ekspresi Rei yang tersipu malu.

"Huh..? Oh.. Hahaha, kau tidak lihat dulu buku menunya sihh" ujarku sambil menepuk lengan Rei.

"Oh ya" wajah Rei terlihat seperti mengingat sesuatu.

"Sampai mana tadi pembicaraan kita, hm? Uhm.." Rei melihat ke langit-langit dengan tangan yang memegang dagunya seolah sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Soal aku tidak perlu khawatir?" tanyaku.

"Nah! Yah.. Pokoknya serahkan saja padaku!"

Aku tertawa kecil. Tubuhku kembali rileks.

"Rei benar-benar bisa diandalkan ya"

Setelah beberapa menit, datang perempuan dengan rambut merah muda-yang begitu eye catching- membawakan pesanan kami.

"Terima kasih sudah menunggu, silahkan dinikmati!" ujarnya dengan senyuman cerah yang menghiasi wajahnya.

Aku memperhatikan kakak pelayan ini. Ia sangat cantik.

Seperti melihat bunga matahari..

Apa mungkin Rain dekat dengan kakak ini?

Aku menggelengkan kepala.

Ah, nanti saja. Sekarang waktunya makan

Diseberangku Rei sudah siap menyantap parfait dengan sendok di tangan.

"Selamat makaan Oh, tunggu-" Rei menarik lengan bajuku.

"Kenapa?"

Ia menyodorkan ponselnya.

G R O C E R I E S Where stories live. Discover now