24. Chemistry in Physics II

1.3K 238 26
                                    


Bagaimanapun juga, Aksa42 tak tahu bagaimana cara pria tua itu mengetahui segala seluk beluk federasi perdamaian dunia. Mungkin dia menyusup, tak menutup kemungkinan juga bahwa pria tua itu pernah diculik seseorang dari federasi perdamaian dunia, kemudian berhasil kabur. Aksa42 tak dapat ambil pusing mengenai hal itu. Sebab, pertanyaan-pertanyaan semacam itu terlalu privasi.

Aksa42 sudah mengunci targetnya, bodi metalik dengan pantulan cahaya matahari yang menyilaukan matanya, tak jauh berbeda dengan yang ia miliki, biarpun sekarang mobilnya itu entah berada di mana.

Kota ini sama seperti kota tempatnya tinggal. Sepi, hening, tak ada aktivitas di luar gedung. Aksa42 merasakan apa yang Aksara rasakan kala itu. Bahkan, Aksa42 dapat mendengar semilir angin yang berhembus pelan melewati dirinya.

Aksa42 mulai bertanya-tanya, apakah di kota ini ada seseorang yang mirip seperti dirinya? Maksudnya, bukan secara fisik, tapi secara emosional. Jika memang dirinya merupakan salah satu kegagalan dalam penciptaan manusia, tak menutup kemungkinan akan ada orang lain yang masih memiliki emosi seperti dirinya, kan?

Apakah mereka telah ditangkap oleh federasi perdamaian dunia? Lalu, apa yang organisasi itu lakukan pada orang-orang itu?

Membunuhnya?

Aksa42 mengerutkan keningnya. Pemikiran bodoh seperti itu tentu tak akan membantunya saat ini. Jadi, Aksa42 lebih memilih untuk menggelengkan kepalanya tiga kali, ke kanan dan ke kiri, mencoba menghilangkan pemikiran tak berguna itu, kembali memfokuskan dirinya untuk mengambil alih benda metalik yang tengah terpampang secara nyata di depan dirinya.

Aksa42 memasuki mobil itu, mobil dengan interior yang lebih sempit tetapi memiliki desain yang tak jauh dari yang ia miliki. Aksa42 yang telah familier dengan desain mobil ini segera mengunci koordinat lokasi yang telah ia tentukan sebelumnya, membiarkan kerangka besi ini berjalan dengan kencang, meninggalkan kota yang baru saja Aksa42 kunjungi selama beberapa jam.

Aksa42 mencoba menyelonjorkan kakinya yang masih terasa pegal, membiarkan sela-sela kenyamanan menjalar pada kedua kakinya, menyiapkan tenaga yang ia perlukan nanti.

Dalam hati, Aksa42 berterima kasih pada pria tua itu, pria tua yang pada akhirnya lebih memilih untuk menyempurnakan alat pelintas dimensi yang akan digunakan oleh Aksara.

===

Aku lupa bahwa pria itu memakai baju yang sangat tebal. Aku tak dapat melemparkan asam kuat pada tubuhnya, membiarkan dirinya meleleh di tengah rasa sakit, karena dia akan melepaskan bajunya terlebih dahulu sebelum cairan itu sempat mengenai tubuhnya.

Sialan, memang, bahan kimia yang disediakan di sini disimpan dalam kuantitas yang amat minimum. Jika aku mencampurkannya terlebih dahulu, membuat volume yang lebih besar dalam satu wadah, kemudian melemparkannya pada sang penjaga, tentu hal itu akan sangat menarik perhatian. Namun, jika aku tak melakukannya, tentu aku tak dapat mengalahkannya, keluar dari pengawasan sialan yang terus saja memperhatikan segala gerak-gerikku.

"Kau tahu di mana aku dapat menemukan plastik?" tanyaku pada penjaga itu, membuatnya mendeham keras.

Ia membentakku, "Cari saja sendiri!"

Ya, aku sudah menduganya, aku tak akan mendapatkan bantuan apa-apa dari orang itu. Orang itu memiliki emosi, yang artinya dia masih menjadi seorang manusia seutuhnya, lebih tepatnya manusia yang menyebalkan. Bagian dari federasi perdamaian dunia yang tak akan mengalami kematian emosi secara nyata.

Orang-orang licik.

Beberapa cairan tersimpan dalam ampul kecil. Selain itu, aku mendapati beberapa alat suntik yang tergeletak di samping kirinya, seolah-olah memaksaku untuk menggunakan alat itu seandainya aku memang memerlukan isi dari ampul ini.

3141 : The Dark Momentum [Selesai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora