1. Pilot

6.5K 678 87
                                    


Aku hampir lupa bagaimana bentuk kehidupan di luar sana.

Aku merapikan jas labku, menyapu bagian kotor yang tak terlihat dengan kedua telapak tanganku. Kemudian memasuki ruangan setelah kudekatkan kedua mataku pada sensor retina mata. Dalam waktu sepersekian detik, pintu itu terbuka karena mengenali identitasku.

Aku menyapa seluruh rekan kerjaku yang tengah berada di ruangan ini. Mereka semua sama sepertiku, berpakaian rapi dengan mengenakan jas putih. Beberapa dari mereka mengenakan kacamata, menunjukan kejeniusan dalam otak mereka.

Aku segera menuju posisiku, mengambil sebuah kertas dengan papan dada yang tertempel di bawahnya, mulai menganalisis dan menghitung segala hal yang kuperlukan.

Biar kuceritakan sedikit mengenai apa yang sedang kami kerjakan. Kami sedang mengembangkan sebuah teknologi yang belum ada di manapun. Benda berbentuk kubus dengan dinding terbuat dari baja keras yang ada di hadapanku adalah inovasi terbaru yang sedang kami kembangkan.

Alat teleportasi.

Sebelumnya, di tahun 3061, Inggris telah mencoba menciptakan benda ini. Namun, kegagalan pada percobaan kesembilan membuat mereka menyerah. Perhitungan yang tidak tepat malah membuat para relawan mati terbakar saat terjadi distorsi ruang dan waktu, membuat warga Inggris melakukan aksi besar-besaran untuk menghentikan proyek berbahaya itu.

Hampir saja berita itu terlupakan oleh orang-orang. Kami, para ilmuwan Indonesia, mencoba mencari tahu segala informasi mengenai benda itu. Dasar-dasar yang diperlukan untuk membuatnya, kemudian mengembangkannya. Jika alat ini berhasil diciptakan, tentu saja penemuan ini akan mengguncang dunia.

Pada prinsipnya, alat yang kami kembangkan sesederhana transportasi kebanyakan. Orang-orang telah menggunakan motor, mobil, hingga pesawat untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun, dengan kecepatan yang terbatas, perpindahan yang terjadi sangatlah lambat. Alat ini diciptakan untuk melakukan perpindahan dalam waktu sekejap. Atau dalam bahasa yang sederhana, benda ini akan melemparkanmu dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Kau bisa dilempar dari Sabang, kemudian mendarat di Merauke hanya dalam waktu satu detik, bahkan kurang dari itu.

Masalahnya, gesekan yang kencang antara kulit manusia dengan udara yang berhembus tentu akan menciptakan percikan api yang cukup dahsyat, membuat kami memutar otak mencari cara lain untuk mengirimkan manusia selain benar-benar melemparkannya. Selain itu, alat ini tak akan dapat diuji coba pada hewan. Alat ini bukanlah sebuah vaksin untuk mengobati penyakit seseorang yang bisa disuntikan pada hewan dengan gen yang hampir mendekati manusia. Hal itu jugalah yang menimbulkan protes dari warga Inggris.

Namun, dengan tidak sopannya, kami, para ilmuwan Indonesia, mencari segala cara untuk mengetahui rahasia dari alat yang pernah dikembangkan oleh Inggris. Kemudian meminta bantuan dana dari para relawan yang ingin membantu terciptanya alat ini.

Hingga akhirnya, aku berada di sini, bersama rekan-rekanku.

Pekerjaan kami dibagi menjadi dua bagian, analisis dan mekanik. Aku sendiri mendapati pekerjaan pada bagian analisis untuk melakukan perhitungan yang tepat.

Di usiaku yang ke-29 tahun ini, aku telah mendapatkan gelar doktor dari universitas ternama di dunia untuk bidang studi fisika. Konsentrasiku mekanika kuantum. Namun, aku belum dapat menyombongkan diri karena aku belum pernah mendapat satupun penghargaan dunia untuk ilmu-ilmu sains. Aku berharap dengan ditemukannya alat ini, aku dapat menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia.

Proyek ini sudah kami kerjakan selama tiga tahun. Jangan kaget, itu waktu yang sangat singkat untuk merakit benda serumit ini. Dan jangan kaget juga jika kau menyadari bahwa aku mendapatkan gelar doktor di usia 26 tahun. Setidaknya, aku belum menjadi seorang profesor karena tidak sempat menulis jurnal. Aku terlalu fokus pada benda ini.

3141 : The Dark Momentum [Selesai]Where stories live. Discover now