18. The Day the World Went Away

1.4K 276 4
                                    

Hari kesepuluh, dan kami masih berkelana di dunia yang luas ini.

Kami sudah mengunjungi beberapa kota, bahkan kami sudah melintasi beberapa negara seperti Australia. Namun, kami belum mendapatkan hasil yang memuasan, membuatku menduga bahwa pendahulu Aksa42 telah dipindahkan melintasi laut menuju pulau yang lain sehingga tak dapat kami jangkau.

Hampir saja aku merasa putus asa sampai melihat sebuah rumah yang tak terlalu megah berdiri di atas sebuah perbukitan.

Hipotesisku ketika pertama kali sampai ke dunia ini semuanya benar. Tidak hanya di kota Bandung saja, tetapi di kota-kota lain pun memiliki kemiripan seperti yang kuduga. Mereka tinggal di suatu tempat, mereka bekerja, kemudian pulang. Namun, satu hal yang membuatku penasaran adalah akan keberadaan anak-anak. Aku benar-benar tak dapat menemukan keberadaan sekumpulan anak kecil yang bermain sejauh mata memandang, membuatku yakin bahwa seluruh anak-anak di dunia memang dikumpulkan di suatu tempat sebelum mereka diizinkan keluar, seperti yang Aksa42 ceritakan.

Selain itu, kehidupan yang benar-benar sudah diatur membuatku yakin tak mungkin ada seseorang yang membangun rumah di sebuah bukit, kecuali orang itu adalah orang gila yang ingin keluar dari dunia yang gila ini.

Aku tak tahu cara mengemudikan mobil ini secara manual, begitu pula dengan Aksa42, memaksa kami menaiki bukit yang tidak terlalu tinggi untuk menggapai tempat itu. Selain itu, mobil ini tak dapat berkendara keluar jalur, koordinat yang kami pilih akan dipindahkan menuju koordinat terdekat yang memiliki akses untuk dilalui dengan mobil. Maksudnya, akses khusus seperti sebuah jalan.

Rumah itu cukup jauh dari pemukiman penduduk, juga dari bahu jalan yang melewati bukit. Bahkan, jika aku tak teliti, aku yakin akan melewatkan rumah itu, karena dari bahu jalan yang cukup jauh, rumah itu hanya terlihat seperti titik hitam kecil yang tidak berfungsi untuk apa-apa.

Kami berjalan sejauh dua kilometer, jarak yang terhitung sangat dekat bagiku karena aku sudah sering berjalan-jalan dengan jarak yang lebih memukau. Namun, sedikit berbeda dengan Aksa42, dia agak kewalahan, apalagi jalanan ini menanjak. Aku dapat mendengar napasnya yang tak beraturan selama perjalanan.

Perlu beberapa puluh menit hingga kami sampai ke tempat yang kami tuju. Dengan napas yang sedikit tersegal-sengal, kutekuk kedua lututku kemudian menitikan kedua lenganku pada masing-masing lutut yang tengah tertekuk, mengeluarkan sisa-sisa rasa letih yang sedikit mendera, begitu pula dengan Aksa42.

Rumah ini benar-benar rumah yang sangat biasa. Hanya ada sebuah pintu yang menghiasi dinding kayu. Selain itu, kayu-kayu yang terpampang pada sisi depan rumah ini benar-benar masih terlihat seperti kayu, tak ada tambahan apapun yang sengaja ditambahkan untuk membuat kesan estetika yang lebih.

Aku mengelilingi rumah yang bahkan luasnya tak sebesar ruangan apartemenku. Tak ada jendela, tak ada lampu, hanya sebuah rumah dengan pintu di dalamnya. Atapnya terbuat dari kayu yang juga dibiarkan alami, apa adanya. Aku tak melihat unsur keindahan di rumah ini. Selain itu, aku dapat melihat sebuah kebun yang tak begitu di belakang rumah ini dengan kumpulan

Apakah penghuni rumah ini hanya menggunakan rumah yang terletak jauh dari peradaban manusia untuk tinggal saja? Maksudku, tak adakah keinginan untuk menyombongkannya pada seseorang?

Aksa42 membuka pintu rumah ini, membuatku yang berada di belakangnya melihat keadaan dalam rumah secara seksama. Aku dapat melihat sebuah bayangan berdiri tepat di depan kami. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mataku sedikit menyesuaikan keadaan, membuat bayangan itu tampak timbul dengan jelas, menghasilkan warna yang lebih bervariasi dibandingkan dengan warna hitam.

Bayangan itu membentuk sesosok manusia.

Aku bersiaga menggunakan pistol yang Aksa42 titipkan padaku. Ya, kurasa dia belum merasa nyaman untuk menggunakan benda ini biarpun dia adalah orang yang menciptakannya.

3141 : The Dark Momentum [Selesai]Where stories live. Discover now