32 - Terucap

337 55 8
                                    

Eunji

Pagi-pagi gue terbangun seperti orang gila. Atau mungkin, gue memang sudah gila.

Kata beberapa orang, mimpi itu secara gak sadar berhubungan sama kehidupan nyata. Ketika lo sedang memikirkan suatu hal sampai kemudian tidur, hal itu akan masuk ke dalam mimpi lo. Kebanyakan sesuatu yang lo khawatirkan dari hal tersebut. Seakan mengingatkan lo kalau lo begini, maka nantinya akan seperti ini.

Eum...atau hanya gue aja yang punya mimpi begitu?

Semalam, mimpi gue aneh. Serem. Ada air mata yang keluar saat gue terbangun. Mimpi itu bikin gue nangis. Bikin jantung gue berdetak keras banget. Bikin gue rasanya pengen memarahi diri sendiri.

Kacau. Perasaan gue jadi gak enak banget.

Gue bermimpi tentang teman-teman gue dan juga...Chanyeol.

Suzy, Bomi, Hera, Krystal, dan Seulgi memarahi gue atas perbuatan gue. Gue yang suka sama Chanyeol. Mereka bilang, gue perusak. Gue penghancur. Gak tahu diri. Macam-macam. Bahkan mereka bilang, akan berhenti jadi teman gue. Hingga rasa sakitnya masih terasa sampai gue bangun saat ini.

Mungkin itu pengingat. Ya, pengingat atas perilaku gue. Yang suka sama Chanyeol.

Padahal, dia bukan lagi seseorang tanpa status. Dia punya pacar. Dan pacarnya itu, sahabat gue.

Mungkin karena semalam gue bicara sama dia. Tapi

Gue harusnya tahu diri. Bukan tempatnya. Bukan tempat gue untuk bisa memiliki cowok caplang itu. Karena Chanyeol, selamanya adalah seorang sahabat yang tinggal di belakang rumah gue. Hanya itu.

"Muka maneh meuni galau pisan neng masih pagi," Baekhyun datang-datang menginterupsi.

Gue meliriknya sebentar. Di meja gue ada buku yang terbuka, meskipun dari tadi memang enggak gue baca. Karena perasaan gue masih gak tenang. Gue gak bisa fokus baca buku. Sial.

Gue menghela napas.

"Maneh sok atuh cerita ka aing kalau ada masalah," ucapnya dengan wajah khawatir.

Suaranya pelan. Enggak kayak biasanya yang teriak-teriak. Mungkin dia betulan khawatir.

"Apaan sih," gue menolak bercerita.

Baekhyun mendengkus. Seperti sudah menduga reaksi gue barusan.

"Sama again ini mah. Sama pisan maneh sama si Yoda." Dia berseru lumayan keras. Membuat gue menggigit bibir karena malu ada yang dengar.

Ada apa sama Yoda? Apa yang sama?

"Aing tanya, jawab na 'apaan sih'. Tah eta, mana aing tau masalah you-you semua. Jikalau ada masalah mah sok atuh cerita. Ce-ri-ta. C e ce er i ri ta a ta! Dah! Jelas kan?" Lagi-lagi dia berseru. Bahkan lebih keras dari sebelumnya. Dan habis bilang begitu, dia pergi keluar kelas.

**

Hari ini Seulgi gak masuk. Gue makin khawatir. Ada apa sih sama dia? Beberapa kali Suzy, gue, Krystal dan yang lainnya coba untuk hubungi dia. Tapi gak ada jawaban.

"Mungkin Seulgi sakit?" duga Bomi sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Tapi dia gak kirim surat izin sakit. Gak ada keterangan apapun. Dia alpa." Hera menyahut.

"Semalam gue tanya Chanyeol sih," gue membuka suara hati-hati. "katanya, habis sampai rumah, dia langsung tidur," lanjut gue masih dengan hati-hati.

"Lo tanya sama Chanyeol?" Suzy bertanya cepat.

"Hah? I-ya," sahut gue sedikit bingung. Suzy tanya begitu karena apa ya? Pikiran gue mengira-ngira.

Karena gue bicara sama Chanyeol atau karena gue punya inisiatif untuk tanya? Kira-kira, Suzy tanya begitu karena apa ya?

Sing For YouKde žijí příběhy. Začni objevovat