30 - Cerita Hari Ini

297 46 5
                                    

Eunji

Baru satu minggu kegiatan sekolah kembali berjalan. Tapi gue udah dapat jadwal padat yang akan terjadi kedepannya. Minggu depan ada try out. Terus juga ujian praktek yang gak lama lagi akan berlangsung. Semua itu harus dipersiapkan dari sekarang. Ini adalah semester paling sibuk sekaligus yang nantinya paling berkesan. Karena ini semester terakhir di sekolah.

Dan mulai sore besok, kita akan dapat kelas tambahan untuk persiapan ujian nasional.

Kita akan pulang makin sore. Kita akan bertemu lebih lama. Kita akan duduk di kursi kayu lebih lama, menatap papan tulis putih lebih lama, mendengar ucapan guru lebih lama, dan mendengar obrolan teman lebih lama.

Bomi bilang, dia bahkan harus ikut bimbel malamnya. Bukan hanya dia, beberapa siswa yang lain juga. Kebanyakan bukan takut sama UN, tapi sama SBMPTN. Mereka - gue juga sih - takut gak lolos masuk PTN impian.

Gue gak suka ikut bimbel. Pada akhirnya, gue bikin jadwal sendiri untuk belajar. Malam, hari libur, di sela jam kosong sekolah. Gue jadi sadar kalau waktu sangat berharga. Setiap detiknya, harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Di semester terakhir ini, ketika gue perhatiin teman-teman satu kelas, mereka semua kelihatan berbeda. Mereka, yang biasanya bercanda jadi lebih serius. Bahkan Baekhyun yang berisik jadi berkurang sedikit kadar berisiknya.

Hari ini, gue sama Hera janjian untuk ke toko buku. Mau beli buku latihan SBMPTN. Gue gak bisa mengharapkan lolos jalur undangan. Boro-boro lolos, bisa masuk seleksinya aja kemungkinannya tipis.

Miris.

"Lo dimana, Ra?" tanya gue via ponsel.

Hera gak pernah ngaret kalau janjian. Yang sering jam karet itu gue. Tapi sekarang gue coba kurangi. Karena mana enak nunggu lama ketika janjian sama seseorang. Gue yakin Hera udah ada di toko buku ini, tapi gak kelihatan aja dimananya.

"Gue di toilet. Sebentar lagi gue ke atas. Lo di lantai berapa?" tanya Hera di ujung sana.

Toko buku ini yang paling besar sepertinya di Jakarta. Gue sudah beberapa kali ke sini, tapi jarang banget pakai toiletnya. Soalnya jauh. Adanya di basement. Dan gue gak suka ruang bawah tanah. Rasanya gue kayak disekap. Gelap. Udaranya terasa tipis. Gak enak.

"Masih di lantai satu."

"Oh. Yaudah, tunggu di lantai paling atas aja, Nji. Tunggu di dekat eskalator ya," ujarnya beruntut. Begini nih Hera. Semuanya harus teratur dan jelas.

"Yaaa," gue menyahut.

Sambungan telepon langsung dia matikan. Dan gue dengan segera langsung menuju eskalator untuk naik ke lantai teratas toko buku ini.

Buku-buku yang akan kita cari memang adanya di lantai tersebut. Mulai dari buku pelajaran murid SD sampai Perkuliahan dan bahkan buku untuk lolos Ujian PNS dan semacamnya ada disana.

Toko buku ramai karena ini hari minggu. Ada yang pergi dengan keluarganya, teman, dan mungkin dengan pacar mereka. Ada juga sih yang pergi sendirian.

Hanya butuh beberapa menit untuk gue sampai di lantai teratas. Gue disambut oleh buku-buku yang sungguh tebal. Tebal banget sampai gue gak yakin bisa menghabiskan buku tersebut.

"Jangan bengong, cui!" Suara yang familiar menyapa indera pendengaran gue.

Hera. Dengan wajahnya yang gak pernah jauh-jauh dari alis tertekuk dan mulut datar. Dia nyaris selalu berwajah jutek kalau aja gak temenan sama Baekhyun.

"Abis boker ya lo?" tebak gue menyelidikinya.

Dia menendang kaki gue pelan. "Abis nyikatin WC!" Katanya yang bikin gue terpukau. Hehe. Bisa ngelawak juga dia.

Sing For YouWhere stories live. Discover now