25 - Jadi...

323 50 3
                                    

Jogja dikenal sebagai kota pelajar. Merupakan kota dengan banyak universitas yang tentu saja membuat banyak juga jumlah pelajarnya.

Eyang putri pernah minta sama kak Jessica untuk kuliah di Jogja, tapi karena kak Jess punya mimpi lain, maka permintaan eyang putri tidak bisa terwujud.

Dan karena hal tersebut, gue sama Krystal jadi bertekad untuk masuk ke salah satu perguruan tinggi di sini.

UGM atau mungkin UNY atau bisa juga yang lainnya.

Pagi ini, ketika gue bangun dan sudah ada di tempat yang baru, rumah eyang kakung. Ada perasaan sejuk dan hangat ketika membuka mata. Selain karena matahari yang terik, mata gue disambut dengan halaman luas yang kiri dan kanannya adalah tanaman hijau.

Benar. Ini adalah satu hal yang paling gue kangenin dari rumah eyang. Halamannya yang luas.

Waktu masih kecil dulu, gue sama Krystal sering banget main masak-masakan di sini. Cabut tanaman liar yang tumbuh terus pura-puranya dimasak di wajan plastik yang belinya di pasar bareng eyang putri.

Dulu, kalau eyang putri beli mainan, pasti belinya sekaligus dua. Soalnya kalau satu, -meskipun itu monopoli yang mainnya harus bareng-bareng - gue sama Krystal bakal berebutan. Hehe, sampai sekarang sih kita sering berebut. Untung nggak berebutan pacar ya. Hehe.

Kalau udah berebutan, terus kita berdua nangis deh, nanti cara dieminnya eyang kakung bakal ajak kita main di sungai. Gue suka banget dulu main di sungai. Gue bakal kumpulin batu-batu kecil buat oleh-oleh ke rumah. Meskipun gue juga nggak tau tuh batu bakal apaan gue kumpulin.

Krystal menggeliat di kursinya ketika Kak Jessica membangunkan kita berdua.

"Kebo ya kalian. Udah sampe nih. Cepat turun!" kata Jessica sambil kerepotan gendong anaknya.

Gue turun lebih dulu dan langsung mendapati tatapan ngantuk Mark -anaknya kak Jess yang pertama - lalu diikuti dengan Krystal.

"Hi Mark, good morning," sapa Krystal sembari mengacak rambutnya.

"Hahaha, you two look ugly," Mark menertawakan gue dan Krystal sambil menunjuk-nunjuk wajah kami.

Songong juga ya masih kecil. Untung ganteng.

"Mark, please speak in Bahasa, OK?" pinta Kak Jess, dia menyamakan tingginya dengan Mark, mengelus kepalanya dan tersenyum lembut. Mark mengangguk lucu. Pipi tembamnya jadi nggak nahan minta dicubit.

Kita masuk ke dalam rumah eyang dan disambut dengan pelukan yang erat banget.

"Ndok, wis besar yo," kata eyang putri sembari mengelus puncak kepala gue.

Bude Heeju yang tinggal di sebelah rumah eyang menyuruh kami untuk segera ke meja makan. Di sana makanan sudah dinanti untuk disantap, katanya.

Pagi itu juga, saat kita baru saja sampai, kita langsung menyantap makanan yang eyang putri dan bude heeju buat.

"Kalau di Jakarta makane opo? Spageti? Di sini mah yang enak tuh ya gudeg," ucap eyang kakung sembari menyendok gudeg yang merah menggoda.

"Aku mah makan tempe, eyang," ungkap gue meraih tempe yang rasanya entah kenapa selalu lebih enak dari yang di Jakarta.

"Tempe opo kui? Tempe setik?" tanya bude menyela.

"Steak kali, bude," Krystal membenarkan.

"Yo itulah pokok e,"

Acara makan atau sarapan selesai, gue sama Krystal gantian mandi. Selesai mandi, kita punya rencana untuk main ke rumah pakde Sejoo yang kalau ke sana kita harus menuruni jalan yang cukup menyeramkan.

"Tal, lu mandi lama amat kayak mau ketemu mantan," kata gue menyambut dia yang baru selesai mandi.

"Lo juga tadi mandinya lama, kampret!" Semprot dia sambil tangannya melemparkan handuk basah ke muka gue.

"Sialan! Lo pikir gue kompor kebakar kali di tibanin handuk basah!" Gue balas melemparkan handuknya ke lantai yang masih dari tanah.

"Jahat!" Dia pergi setelah mengambil handuknya dengan langkah dibanting-banting.

Lah, marah dia.

Padahal sudah baik-baik gue nunggin dia di depan kamar mandi yang penerangannya antara ada dan tiada ini, eh gue malah ditinggal. Bukan main.

Gue susul dia ke kamar. Mungkin dia pantas marah gitu karena menyebut kata 'mantan'. Meskipun Krystal sudah move on, dia tetap sensitif bahas begituan. Gue bisa paham lah. Harusnya gue gak begitu tadi.

"Eh, Nji! Sini deh!" dia mengodekan gue dengan tangannya agar segera mendekat. Tangannya menggenggam sebuah ponsel yang sepertinya menyimpan sebuah informasi yang ingin ia sampaikan.

"Lo nggak marah?" gue bertanya hati-hati sambil mendekatinya yang lagi duduk di ujung ranjang.

"Enggak. Emang kenapa dah gue marah?"

"Ya... Tadi kan gue bahas..."

Krystal menepuk sebelah pundak gue. "Gila kali gue marah. Lo pikir gue masih ngarep balikan sama dia? Gue kan udah pernah bilang, ketika sesuatu berakhir maka gak ada awal yang lain lagi. Finish. End." Katanya tegas dan keliatan sungguh-sungguh. Gue gak menemukan kebohongan atau keraguan dari ucapannya. "Lupain lah! Gue punya info yang lebih HOT!"

"Apa?"

"Seulgi jadian!" seru dia dengan raut mata berbinar.

"Serius? Sama siapa?"

Krystal berdecak dan mendorong pundak gue pelan. "Sama Mr.Park lah!" Katanya lalu menyalakan layar ponselnya yang tadi mati. "You know? Dia ditembak di kafe yang waktu itu lo nyanyi di sana. Dia ditembak habis Chanyeol nyanyi. Gila gak sih? So sweet banget!"

" ... "

"Woy! Kok lo diem sih?" Krystal menyenggol gue dengan sikunya. Berusaha menyadarkan diri gue yang sebenarnya sangat sadar.

"Hah? Iya. So sweet."

Krystal terus mengoceh. Jarang-jarang dia ngoceh panjang lebar kali tinggi begini. Tapi sayangnya otak gue lagi mikir macem-macem. Jadinya gak dengerin dia ngomong apaan.

Seulgi udah jadian toh. Well, bagus juga dia waktu itu memutuskan untuk gak begitu dekat lagi dengan Chanyeol. Karena akhirnya mereka jadian.

Itu berakhir bagus buat dia, seenggaknya.

"Denger gak sih lo?!"

"Selamat ya, Tiang!"

"Wait! Lo ngomong apaan sih, Nji?"

**

"Hah? Mau ke mana? Ke rumah nenek lo?"

"Anjir ya lo. Bukannya ngajak cewek lo jalan atau apa gitu. Malah pengen ke rumah nenek, malah ngajak gue lagi,"

"Nah, tuh lo tau kalau itu bukan nenek gue."

"Najis. Cuma mau bilang kalau lo udah jadian?"

"Tunggu! Tunggu! Di mana?"

"Oh. Kalau gitu gue mau,"

"IYA! Gue bakal ikut!"

"Sip."

Gue bakal coba lagi. Tunggu aja.

Tbc

good morning...selamat beraktivitas jombs

Sing For Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن