Chapter 20

3.4K 185 24
                                    




HARI sudah semakin siang, di rumah Nada, Mita tengah membantu Harifah membuat kue. Harifah memang memiliki toko kue yang berada di daerah tangerang. Sudah lama Mita tidak membantu Harifah membuat resep baru untuk kuenya. Nada semalam mengajaknya untuk ikut jalan-jalan bersama tapi Mita menolaknya dengan alasan mau belajar, alhasil Nada hanya bisa mengiyakan kemauan Mita untuk tidak ikut menenmaninya.

Harifah juga masih terus bertanya-tanya mengapa Mita tidak mau ikut, namun Mita menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama seperti ia menjawab pertanyaan Nada.

"Kamu lagi berantem sama Nada?" tanya Harifah.

Mita menggeleng pada Harifah dan kemudian tersenyum.

"Terus kenapa gak mau ikut?" lanjut Harifah.

"Habis libur banyak ulangan Tan," jawab Mita.

Pintu rumah terbuka, terlihat seseorang masuk ke dalam rumah itu, mereka berdua yang tengah berada di dapur mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang datang, namun yang datang adalah Naya. Naya yang kini sedang berjalan menghampiri mereka berdua dan langsung terduduk di kursi tempat meja makan.

Harifah memperjelas pengelihatannya untuk melihat plastik yang dibawa oleh Naya, seketika ia tersenyum saat menyadari Naya membeli kaset film baru. "Film apa lagi Nay?" tanya Harifah.

"Horror Mah!"

Mita menoleh saat Naya mengatakan genre film itu, ia menatap Naya lamat-lamat dan menerbitkan senyumannya. "Yang itu?"

Naya mengangguk pada Mita. Dengan cepat Mita berdiri dari duduknya dan mengajak Naya untuk langsung menonton film itu.

"Kamar gue ya?"

Mita mengangguk dengan penuh gairah. Naya sudah berjalan menuju kamarnya, sementara Mita kembali membalikkan badannya dan tersenyum samar pada Harifah, "Tan?"

Harifah tersenyum menyadari itu dan akhirnya ia mengangguk, "Iyaudah gapapa!"

Senyum itu kini benar-benar terbit dari wajah Mita, dengan cepat Mita berlari menuju kamar Naya yang berada di lantai atas. Mita membuka pintu itu dan langsung terduduk di tepian kasur Naya. Naya yang sedang memasukkan kaset itu ke dalam DVD dan kemudian menekan tombol play pada remote. Film dimulai.

Sebenarnya Mita tidak terlalu suka dengan film bergenre horror, namun ini terpaksa karena sedari tadi Nada berangkat hingga siang ini Mita terus duduk di kursi meja makan untuk membantu Harifah membuat kue barunya. Bahkan Mita sama sekali tidak memperhatikan adegan di dalam film itu.

Film itu sudah berada di pertengahan cerita, Mita mulai bosan karena dari tadi hanya berbaring di kasur Naya dan hanya memandangi langit-langit atap rumah, lalu dirinya terbangun dan terduduk lagi di kasur. "Nay?"

"Apa?" mata Naya masih fokus pada adegan menegangkan dalam film itu.

"Kalo gue ngejar-ngejar cowok? Pantes gak?"

"Enggaklah, lo kan cewek, jadi tinggal duduk manis aja nunggu ada yang nyamperin." Naya masih tak acuh. Matanya masih terus melihat layar TV itu.

"Lo tau Salman kan?"

Matanya kini menatap kosong pada film itu, otaknya terus memutar mengingat-ingat nama itu. Dan kini Naya teringat akan nama itu.

"Salman yang kemarin malem main ke sini?" tanya Naya memastikan.

Mita justru kaget mendengar pernyataan itu, masalahnya kemarin malam Mita berada di rumahnya untuk membantu mengurus rumahnya, "Ngapain dia ke sini?"

He Is Salman [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang