PUISI VS BASKET

5.9K 569 65
                                    

Hari ini adalah hari kamis, hari dimana semua pelajaran diliburkan atau lebih tepatnya para siswa tidak belajar sama sekali seharian, karena akan melaksanakan lomba kompetensi siswa di seluruh DKI jakarta, dan SMA Nasional ini terpilih menjadi tempat untuk menjalankan Tiga Lomba, yaitu lomba Basket, Puisi, dan modern Dance.

Namun sebelum masuk sekolah, bagi siswa yang di cap sebagai anak nakal masuk sekolah di saat free class gini malah tidak seru bagi mereka. Mereka para anak nakal menunggu kumpulan genk nya, untuk melakukan voting dengan teman-teman seperjuangannya memilih Cabut atau masuk, tapi dengan risiko kalau masuk tidak boleh keluar lagi.

Nada yang baru datang memasuki gerbang sekolah menuju parkiran untuk mengikuti rapat ekskul sastra, bahwa salah satu harus ada perwakilan dari sekolah.

Pemimpin ekskul sastra sudah memilih seseorang untuk mewakili sekolahnya, namun siswa itu tidak masuk karena Demam menyerangnya semalam, dan fungsi diadakannya rapat adalah untuk memilih Satu wakil dari sekolah sebelum jam delapan pagi.

"Ada yang mau mengajukan diri untuk mewakili sekolah kita?" ujar Feby. Perempuan yang memimpin ekskul Sastra di SMA Nasional

Semua siswa hanya terdiam, begitulah anak Sastra hanya mampu berkreasi tanpa mampu menunjukkan kreasinya. Namun berbeda dengan Nada, ia justru mengajukan diri dengan mengangkat tangannya

"S-saya kak, saya siap!" ujar Nada dengan sigap

"Kamu Nada kan? Kelas sepuluh IPA dua? kalo siap nanti saya kirim datanya ke pusat kantor lewat email, dan nanti saya kasih juga materi yang harus kamu pelajari untuk membaca puisinya."

"Siap-siap kak!"

"Nad lo serius? Gak dipikir-pikir dulu?" Tanya mita untuk memastikan Nada, namun Nada tetap kekeh untuk ikut lomba itu.

Salman dan Arby yang sedang berjalan di koridor menuju ke Ruang OSIS untuk meminta seragam basket. Arby memang baru kelas sepuluh , tetapi skill basketnya sudah terasah, itu karena ia terus berlatih setiap ada waktu luang baik di sekolah maupun di rumah.

Arby yang mengetuk pintu itu masuk ke dalam ruang OSIS meninggalkan Salman di luar, Arby yang melihat Nada sedang latihan Puisi berhenti sejenak untuk melihatnya berlatih. Namun Nada yang merasa jengkel karena merasa di perhatikan, mulai risih dan mulai beranjak keluar dari ruang OSIS, tanpa menghiraukan Arby.

Nada yang membuka pintu OSIS sontak kaget, ketika melihat seseorang yang sudah berdiri di hadapannya, yaitu Salman yang berdiri di hadapannya, namun Nada tak tinggal diam, ia langsung memulai percakapan

"Hey! Lo mau apa di sini?" ujar Nada sambil mengajak Salman untuk duduk di bangku yang berada di samping ruang OSIS, lalu diikuti dengan Salman

"Hei! Jawab dong! Lo mau ngapain disini?" tanya Nada kembali dengan menoleh dan bersenyum manis untuk Salman, namun Salman yang melihat itu menjadi semakin Gugup untuk berbicara, Salman memberanikan diri untuk menajwab pertanyaan Nada, walaupun jawabannya patah-patah seperti Kaset Bajakan.

"I...itu mau..nganterin... Arby," jawab Salman dengan muka menunduk

Nada yang melihat tingkah Salman hanya bisa tertawa geli, sekaligus makin penasaran dengan Salman. "Lo kok kalo sama gue gugup begitu sih, sedangkan kalau sama Mita Lo enjoy aja, kenapa? Muka gue serem? Atau kenapa?"

Salman yang kebingungan mau jawab apa, seketika ia menundunk lagi dan diam memejamkan matanya untuk mencari jawaban, apa yang harus ia katakan.

Sesekali juga hatinya mengatakan ingin pergi meninggalkan Nada, namun ia tidak berani dan merasa tidak enak, meninggalkan perempuan, yang sedang berbicara dengannya.

He Is Salman [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang