Chapter 21

5.5K 585 7
                                    

"Waaaa~ mashita!!"
Ucap Yoonjae sembari memakan tteobeokki yang sudah dibelinya dengan lahap. Kedua pipinya bahkan terlihat sedikit menggembung.
Yoongi terkekeh melihatnya. Ia kemudian menyuapkan sebuah tteobeokki kedalam mulutnya.

"Eomma pasti akan menyesal tidak ikut." Ucap Yoonjae.

"Kau benar. Dia akan sangat menyesal melewatkan tteobeokki yang sangat enak ini." Ucap Yoongi. Pria itu kemudian tertawa pelan.

"Apa eomma sangat sibuk, Appa?" Tanya Yoonjae di sela-sela aktifitas mengunyahnya.

"Eoh. Eomma sangat sibuk. Dia sedang ada banyak sekali pekerjaan." Ucap Yoongi sembari membersihkan mulut Yoonjae dengan selembar tissue. Saus tteobeokki terlihat mengotori sekitar mulutnya.

"Bukankah eomma harus istirahat, Appa? Eomma bisa sakit."

Yoongi tersenyum. Ia kemudian mengacak puncak kepala puteranya pelan.
"Aigoo.. anak Appa benar-benar baik hati, hm? Kkeokjeongma, eomma selalu istirahat saat ia merasa lelah. Appa melarangnya bekerja saat tengah malam."

"Eumm. Eomma harus tidur yang banyak agar tidak sakit." Ucap Yoonjae. Anak itu kemudian kembali memasukkan tteobeokki ke mulutnya.
Yoongi kembali tersenyum.

"Sebelum pulang nanti, kita harus membeli makanan untuk eomma. Pasti eomma lapar." Ucap Yoongi.

"Eung! Apa yang akan kita beli? Ah, bagaimana jika tteobeokki enak ini saja?"

"Ah, andwae. Eomma bilang perutnya sedang tidak enak. Sebaiknya jangan membeli makanan yang pedas."

"Jinjja? Ah, mungkin itu adik bayi!" Pekik Yoonjae dengan mata berbinar.

Yoongi langsung menatap anak itu.

'Bayi?'

"A-ah, yaa.. mungkin saja." Jawab Yoongi kikuk. Pria itu benar-benar tidak menyangka kalau Yoonjae benar-benar menginginkan seorang adik.
"Ah, bagaimana jika membelikan eomma kimbap? Eomma pasti akan menyukainya."
Ucap Yoongi.

"Geurae? Ah, kalau begitu kita belikan eomma kimbap yang paling enak. Adik bayi pasti akan sangat menyukainya!" Ucap Yoonjae.

Yoongi kembali menatap Yoonjae. Kedua matanya mengerjap. Dilihatnya anak itu kini terlihat sedang menghabiskan tteobeokki miliknya hingga tidak bersisa. Tidak lupa ia juga meminum minumannya.

"Ah kalau begitu kita harus cepat, Appa!" Ucap Yoonjae sembari beranjak dari kursinya dan langsung menarik tangan Yoongi.
Sementara pria itu hanya tersenyum kikuk menanggapinya.

"A-ah arasseo. Kajja."

*********

Hyunjin mengerjap-ngerjapkan kedua matanya sebelum akhirnya benar-benar terbuka.
Ia melihat wajah seorang laki-laki yang berada tepat diatas wajahnya(?).

"Apa aku membangunkanmu?" Tanya Yoongi. Pria itu perlahan meletakkan tubuh Hyunjin diatas ranjang.

"Kapan kau pulang?" Tanya Hyunjin balik tanpa berniat menjawab pertanyaan suaminya.

"Sekitar 30 menit yang lalu." Jawab Yoongi.

"Apa Yoonjae sudah tidur?" Tanya Hyunjin.

"Eoh. Dia sudah tidur sejak tadi. Dia benar-benar senang saat aku membelikannya tteobeokki." Ucap Yoongi tanpa merubah posisinya. Wajah mereka masih berdekatan.

Hyunjin mengernyit. "Yaakk.. kau tidak membelikanku sesuatu?" Ucapnya.

Yoongi kemudian menggeleng pelan. "Ani. Bukankah tadi kau sendiri yang bilang kalau kau sedang tidak ingin memakan apapun?"

Dilihatnya Hyunjin mengerucutkan bibirnya. Ia menatap Yoongi tajam.
Melihat itu, Yoongi terkekeh pelan. Di detik berikutnya, pria itu mencium bibir Hyunjin sekilas.

"Aku bercanda. Aku tidak mungkin membiarkanmu kelaparan dirumah. Aku membelikanmu kimbap." Kekeh Yoongi.

Hyunjin membelalakan matanya. "Mwo? Kimbap? Kau ingin aku memakan kimbap di jam segini? Aish.. kenapa tidak membelikanku tteobeokki, eoh?!" Ucapnya. Ia memukul bahu Yoongi hingga pria itu mengerang pelan.

"Yakk.. kau bilang perutmu sedang sakit kan? Jadi ku belikan saja kimbap. Memang apa salahnya? Aku tidak ingin membuat perutmu semakin sakit." Ucap Yoongi.

Hyunjin menatapnya kesal. "Aish.. perutku tidak sakit, bodoh! Cepatlah menyingkir!" Ucapnya sembari mendorong tubuh Yoongi hingga pria itu terduduk. Hyunjin kemudian membalikkan tubuhnya, membelakangi Yoongi.

Pria itu mengernyit. "Kau bilang kau sedang datang bulan." Ucapnya.

"Dasar bodoh! Kau sendiri tahu kalau aku baru saja selesai kemarin! Aish.."
Hyunjin melipat salah satu tangannya untuk dijadikan bantal. Ia mendengus.
Namun beberapa detik kemudian ia membelalakan matanya.

'Astaga, apa yang baru saja kukatakan?! Aish.. mulutku benar-benar!!"
Rutuknya dalam hati.
Dengan ragu ia menolehkan kepalanya sedikit kebelakang. Ia melihat Yoongi dengan ekor matanya. Dikihatnya pria itu tengah menunjukkan smirk miliknya.

Dengan cepat Hyunjin kembali mengalihkan pandangannya. Dadanya tiba-tiba bergemuruh. Dan perasaan gugup langsung melandanya.

"Kenapa kau berbohong?" Tanya Yoongi pelan. Pria itu menurunkan volume suaranya satu oktaf.
Hyunjin menelan ludahnya kasar.
"A-aku tidak berbohong!" Elaknya. Dengan gerakan hati-hati, ia meraih selimut dengan ujung kakinya. Ia berusaha menaikkannya.

"Apa kau tahu kalau Yoonjae mengira kalau kau sedang hamil? Anak itu menyuruhku membelikanmu kimbap yang paling enak supaya adik bayi menyukainya." Ucap Yoongi.

Hyunjin seketika menoleh padanya. "K-kau memberitahu Yoonjae?"

"Eoh. Aku khawatir saat kau berkata perutmu sakit. Tapi Yoonjae justru sangat senang saat mendengarnya. Dia mengira kalau perutmu sakit karena ada bayi didalamnya."

Hyunjin mengalihkan pandangannya lagi. Kini ia menggigit bibir bawahnya.

"Jadi kenapa kau berbohong, eoh?"

"I-itu..."

Hyunjin langsung meraih selimut itu dengan salah satu tangannya dan berencana menutupi seluruh tubuhnya.
Namun gerakannya terlalu lambat. Karena di detik berikutnya Yoongi langsung menyingkap selimut itu hingga hampir sebagiannya menyentuh lantai.

Dengan gerakan cepat Yoongi langsung membalikkan tubuh Hyunjin agar kembali terbaring. Ia bahkan menahan kedua pergelangan tangan Hyunjin agar ia tidak bisa berontak.

"Kau tidak bisa berbohong dariku, Cho Hyunjin. Dan.. sepertinya aku tahu alasannya." Ucap Yoongi. Pria itu kini malah menunjukkan seringaiannya.

"S-sudah kubilang kalau aku tidak berbohong!" Ucap Hyunjin sembari berusaha melepaskan tangannya. Namun sia-sia karena tenaga Yoongi jauh lebih besar darinya.

Dikihatnya seringaian Yoongi berubah menjadi seulas senyuman. Pria itu tiba-tiba tersenyum manis padanya.
Seketika tubuh Hyunjin merinding.

'Ia terlihat lebih menyeramkan saat memasang wajah seperti itu!'
Batinnya.

"A-apa?!" Ucapnya galak karena merasa risih saat Yoongi menatapnya intens tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

'Perasaanku tidak enak T_T eommaaa tolong akuuuu..'
Batinnya. Ia menatap tajam Yoongi. Namun yang tidak disadarinya adalah, saat ini tubuh pria itu sudah berada diatasnya. Sejak kapan?

"Tubuhmu berat, bodoh!" Ucap Hyunjin.
Yoongi tidak menjawab. Kini pria itu malah merendahkan wajahnya. Ia menelusupkan kepalanya ke cerucuk leher Hyunjin hingga dirasakannya tubuh Hyunjin tersentak.
Ia tersenyum dibalik leher Hyunjin.

Nafas Hyunjin semakin tercekat begitu Yoongi mengendus lehernya. Ia berusaha menjauhkan wajah Yoongi dari sana.

"B-bodoh!! A-apa yang k-kau lak---"

"..Min Yoongi!!"

- TBC -

Our Life ✔Where stories live. Discover now