Chapter 2

9.3K 869 19
                                    

Yoongi meletakkan tubuh Yoonjae yang tertidur di sofa yang berada diruangannya. Ia mencoba melakukannya dengan perlahan, ia tidak ingin mengusik puteranya.
Anak itu tertidur disaat mereka tengah bermain game.

"Jangan terlalu sering mengajaknya bermain game. Aku tidak ingin dia menjadi sepertimu." Ucap Hyunjin.

"Wae? Bermain game bisa menjadikannya pintar." Ucap Yoongi.

"Arra, tapi tetap saja jangan terlalu berlebihan. Sekarang ini dia sudah sekolah, jangan sampai waktu belajarnya berkurang gara-gara bermain game."

"Aish.. arasseo. Sifatmu benar-benar tidak berubah sedikitpun."
Yoongi berjalan ke kursinya dan kembali berkutat dengan setumpukan kertas didepannya.

Ddrrttt... ddrrtt..

Ponsel milik Hyunjin bergetar. Ia membuka tasnya dan segera meraih benda tipis itu.
Ia mengernyit begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Kim Namjoon is calling..

"Nde, yeobeoseyo?"

"Apa kau sedang sibuk?"

"Aniyo. Wae?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"Soal apa?"

"Kau akan segera tahu."

"Ah, baiklah."

"Kalau begitu temui aku di..."

"Arasseo. Aku akan segera kesana."

Sambungan pun terputus. Hyunjin mengernyit. Tidak biasanya Namjoon menelponnya.
Ia memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

"Nugu?" Tanya Yoongi yang ternyata memperhatikannya.

"Namjoon."

"Namjoon? Ada apa?"

"Entahlah. Dia bilang ada yang harus dibicarakan denganku. Aku harus menemuinya sekarang."

"Apa aku perlu menemanimu?" Tanya Yoongi.

"Tidak perlu. Jaga saja Yoonjae. Aku akan segera kembali."

Hyunjin segera mengambil tasnya dan melangkahkan kakinya menuju pintu.

**********

Sementara itu disebuah cafe, terlihat seseorang duduk di salah satu meja yang berdekatan dengan sebuah jendela kaca besar.
Ia menatap kopi miliknya kosong. Seperti ada sesuatu yang difikirkannya.

Flashback

"Bukankah itu..."

"...Cho Hyunjin?"

Pria itu menoleh. "Eoh. Apa kau mengenalnya?"

"Ya. Dia temanku semasa SMA. Kami cukup dekat. Dan... kau?"

"Ah, aku temannya. Kami berteman sudah lama sekali sejak SD. Tapi sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengannya lagi." Ucap orang itu sembari memperhatikan foto Hyunjin yang berada di ponselnya.

"Wae? Kalian bilang kalian berteman lama?"

"Eoh. Tapi tidak lama setelah pendaftaran SMA, aku dan juga kedua orangtuaku memutuskan tinggal di Jerman karena bisnis. Ah, aku bahkan tidak bisa menikmati masa SMA-ku bersamanya."

"Hmm.. maaf sebelumnya..." Namjoon menggantungkan ucapannya. Ia melihat tanda pengenal yang dikenakan oleh orang itu di lehernya. Ia berusaha membaca nama yang tertera disana. Terkadang dengan terlalu banyaknya dokter magang membuatnya lupa dengan nama-nama mereka.

Our Life ✔Where stories live. Discover now