Chapter 13

5.9K 663 9
                                    

Hyunjin berjalan keluar dari sebuah lift. Ia membawa sebuah map ditangannya.
Tepat ketika ia keluar, samar-samar ia melihat seseorang masuk kedalam lift yang berada disebelahnya. Gadis itu sedikit menolehkan wajahnya. Namun pintu lift segera tertutup.

Hyunjin segera melanjutkan langkahnya kembali. Gadis itu berjalan menuju sebuah ruangan.

Tok..tok..tok..

Hyunjin mengetuk pintu yang berada didepannya. Tidak lama kemudian ia mendengar suara seseorang yang menyuruhnya untuk masuk.
Ia segera membuka pintu dan masuk kedalam.

Dilihatnya seorang wanita paruh baya tengah duduk dibalik mejanya sembari memperhatikan monitor komputernya.
Namun pandangannya segera teralih padanya.

"Eoh, Hyunjin-ah. Ada apa?" Tanyanya.

"Aku ingin memberikan berkas yang sudah kuperbaiki. Maaf membuat Anda menunggu." Ucap Hyunjin sembari memberikan map itu pada atasannya, yang tidak lain adalah ibunya.

"Gwaenchanna. Ah, apa kau sudah sehat? Kemarin kau tampak kurang sehat."

"Ah, nde Hwajangnim. Aku baik-baik saja. Luka di tanganku juga sudah mengering."

"Geurae? Baguslah."

Hyunjin tersenyum.
"Kalau begitu aku akan keluar."
Ucapnya sembari membalikan badannya.

"Ah, chakkaman. Apa kau sudah bertemu dengan Jimin?" Tanya Ny.Cho. Mendengar nama Jimin, Hyunjin membalikkan badannya kembali.

"Jimin?" Tanya Hyunjin tidak paham.
Ny.Cho mengangguk.

"Jimin.. waeyo?"

"Apa dia tidak menemuimu?" Tanya Ny.Cho yang semakin membuat Hyunjin bingung.

Hyunjin menggelengkan kepalanya pelan. "Ani... apa dia kemari?"

"Dia baru saja kemari menemuiku. Kupikir dia juga menemuimu. Tunggu, apa dia juga tidak mengatakan apapun padamu?"

"Geuge... musunsuriya?"

"Jimin akan kembali ke Jerman. Apa dia benar-benar tidak memberitahumu?" Tanya Ny.Cho. Hyunjin membelalakan matanya. Napasnya tercekat.

"Eomma, apa yang barusaja kau katakan? Dia kembali ke Jerman? T-tapi kenapa?! Dan.. kenapa dia tidak memberitahuku?!"
Ucap Hyunjin. Cairan bening mulai mendesak keluar dari kedua matanya. Hidungnya bahkan kini memerah.
Ia melupakan panggilan formalnya kepada ibunya dan ia tidak peduli.

Ia mengingat seseorang yang bersimpangan dengannya saat ia keluar dari lift.
Sekarang ia menyesal tidak melihat orang itu.

'Jadi yang tadi itu... Jimin?'
Batinnya.

"K-kapan dia berangkat?" Tanya Hyunjin ragu.

"Sekarang dia sedang menuju bandara." Ujar ibunya semakin membuat tubuhnya lemas.

Dengan cepat ia langsung berlari menghampiri pintu dan membukanya kasar.

"Cho Hyunjin?!"

Ny.Cho berusaha menghentikan puterinya. Ia khawatir kalau gadis itu akan mengejar Jimin dengan keadaan seperti itu. Namun Hyunjin telah menghilang dari hadapannya dengan cepat. Ny.Cho menghembuskan napasnya pelan.

"Semoga anak itu baik-baik saja."

Hyunjin tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang memandanginya aneh.
Ia segera memasuki sebuah lift.

Dengan tergesa-gesa ia merogoh saku roknya dan segera mengambil ponselnya.
Ia mencari salah satu kontak dan segera menekan tombol berwarna hijau.
Ia segera mendaratkan benda tipis itu ke telinganya. Berharap seseorang menjawab panggilannya.

Our Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang