Chapter 10

6.2K 716 11
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk kedalam sebuah kamar, mencoba membangunkan sang pemilik rumah yang terbungkus selimut.

Perlahan Yoongi membuka matanya. Ia mengedarkan pandangannya kesekitar. Tidak salah lagi. Ia berada di kamarnya.
Ia mendudukan tubuhnya sembari memijat pelan kepalanya yang masih terasa pening. Kemudian matanya melihat sebuah selimut dan bantal yang terletak disofa tak jauh darinya.

'Apa dia tidur di sofa?'
Pikirnya.

Tiba-tiba ia merasa isi perutnya bergejolak. Yoongi buru-buru menyingkap selimutnya dan ia segera berlari ke kamar mandi.

"Hoeekk... hoeeekkkk..."
Pria itu mendudukan tubuhnya menghadap ke closet dan langsung memuntahkan isi perutnya disana.
Kepalanya semakin pening.

"Hoeeekkk.. hoeekkk.."

"Lain kali jangan minum terlalu banyak." Ucap seseorang. Bersamaan dengan itu, ia merasa sesuatu memijit tengkuknya pelan.

"Keluarkan saja. Itu akan membuatmu lebih baik."

Yoongi segera menarik tuas closetnya dan menjauhkan wajahnya dari sana. Wajahnya memucat. Pria itu menepis tangan Hyunjin yang masih berada di tengkuknya.
Gadis itu segera menjauhkan tangannya.

Perlahan Yoongi bangun dari posisinya dan ia berjalan menuju ranjangnya lalu ia mendudukan tubuhnya disana.

"Minumlah." Ujar Hyunjin pelan sembari menyodorkan segelas teh. Yoongi melihat teh itu sekilas.

"Aku membuat ini untukmu. Ini teh madu. Kau akan merasa lebih baik setelah meminum ini." Ujar gadis itu.

"Aku tidak membutuhkannya." Ujar Yoongi.

"Minumlah sedikit. Kau bisa meminumnya lagi nanti." Ujar Hyunjin.

"Sudah kubilang aku tidak membutuhkannya!!" Bentak Yoongi tiba-tiba hingga tubuh Hyunjin tersentak.

"A-ah, arasseo. Akan ku simpan disini." Ujar Hyunjin pelan sembari meletakkan teh itu diatas nakas.
"Kalau begitu aku akan keluar. Kau bisa membersihkan tubuh. Setelah itu turunlah untuk sarapan. Aku sudah menyiapkannya untukmu." Ucap Hyunjin tersenyum tipis kemudian berbalik.

PRANNGG

"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MEMBUTUHKANNYA!!"

Hyunjin mati-matian menahan isakannya. Ia segera berbalik kembali dan mendapati gelas teh itu telah berubah menjadi kepingan. Gadis itu seketika menahan napasnya.

"Kau bisa membawanya lagi atau buang saja ke tempat sampah! Kenapa kau begitu keras kepala?!" Bentak Yoongi.

'Mem..buangnya?'

Hyunjin tidak menanggapi ucapannya, lantas ia segera berjongkok dan segera memunguti pecahan-pecahan gelas yang berserakan.

Yoongi membuang napasnya kasar. Ia beranjak dan pergi meninggalkan Hyunjin. Ia bahkan menubruk bahu gadis itu hingga tubuhnya terduduk.

Hyunjin memejamkan kedua matanya erat. Kemudian ia menoleh kearah telapak tangan kanannya. Cairan merah nampak keluar dari sana.

********

"Sunbae menyuruhku kemari? Ada apa?" Tanya Jimin seraya mendekati Namjoon yang tengah berdiri membelakanginya, bersandar pada rooftop rumah sakit.
Kemudian pria itu berbalik menghadapnya. Ia memasukan kedua tangannya kedalam saku jubah putihnya.

Jimin menatapnya bingung.

"Wae geuraeyo, sunbaenim?"

Our Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang