Chapter - 19

35 2 0
                                    

* * *

2 minggu kemudian, akhirnya Bagas keluar dari rumah sakit. Dan dia sudah mulai aktif kuliah, tapi Bagas tidak lagi dibolehkan naik motor melainkan harus diantar pakai mobil pribadi saja.

Dan mama Desi juga sudah pergi ke Jepang lagi 3 hari yang lalu. Sewaktu dirumah, Ara lihat Leon bergegas keluar.

"Eh? Kak Leon mau kemana?" Tanyanya sambil menahan tangan Leon

"Penyakit Luna kambuh lagi, udah yah aku buru-buru nih" Ucapnya berlalu pergi.

"Kasihan kak Luna" Malam pun tiba tapi Leon tak kunjung tiba

"Kok kak Leon belum pulang yah? Mana bibi udah pulang lagi. Hujan pula... Haishh~, apa gue telepon oppa aja yah? Ah gak usah deh gue gak mau ngerepotin dia, lagian dia juga baru sembuh. Tapi gue takut sendirian, handphone kak Leon juga gak diangkat. Ah gue harus gimana nih?" Keluhnya sambil mondar-mandir didepan pintu
"Apa gue tidur aja kali yah? Tapi kan... Arghhh~" Kesalnya lagi

Tiba-tiba lampu mati karena diluar hujan deras disertai dengan petir dan angin.

"Huwaaaa!" teriaknya
"Hiks... gue takut banget mana gelap, hp mana hp? Yah baterainya low lagi, apes banget sih hidup gue kek di sinetron-sinetron" gerutunya

Ara lalu meraba-raba benda-benda yang ada disekitarnya

"Ini udah jam berapa sih? Huhuhu lampu nyala dong please!" keluhnya

20 menit kemudian terdengar suara dari luar.

"Ara?!" Teriak seseorang yang tidak lain adalah Leon.

"I..iyaa!" Lemasnya

"Lo dimana?" Tanyanya sambil membuka pintu

"G..gue gak tau ini dimana?" Jawab Ara

Leon pun menyalakan flash yang ada di handphonenya dan dia menemukan Ara yang sedang berada dipojokan sambil duduk dilantai dan memeluk lututnya.

"Kak Leon..." lesunya dengan suara yang bergetar

"Lo ngapain disitu?" Cemasnya

"Gue juga gak tau kenapa gue ada disini, hp gue lowbat" Jawab Ara sambil menangis

"Ayo berdiri, gak usah nangis lo cengeng banget sih" Ucapnya sambil membantu Ara untuk berdiri dan tentu saja... memeluknya

Ara pun membalas pelukan Leon dengan sangat erat
"Gimana gak mau nangis semua lampu mati, trus diluar hujannya gede banget ada petirnya juga. Lengkapkan penderitaan gue" Kesalnya sambil menangis sesenggukkan

"Lo lebay banget sih ini mungkin cuma turun spanen aja, lo tunggu disitu aja gue keluar perbaikin dulu". Ucap Leon dan hendak melepas pelukannya

"Tapi kak gue takut~" Ara malah mempererat pelukannya

"Tunggu aja gak apa-apa kok, cuma butuh semenit doang buat nyalain lampunya, percaya sama gue" Ucapnya meyakinkan sambil mengelus puncak kepala Ara

"Ya udah" Ara pun melepas pelukannya

Setelah itu Leon keluar dan lampu pun menyala

"Lo tidur gih ini udah jam 11 malam loh" Suruh Leon

"Emm kak Leon kok lama banget pulang sih. Hp juga gak diangkat" Tanyanya

lalu Leon melihat hpnya.
"Ada 30 panggilan gak kejawab? kan gue lagi temenin Luna dirumah sakit" Jelasnya

"Oh ya udah gue keatas dulu, semoga kak Luna cepet sembuh. Night"

'Dia nelfon gue sampai 30 kali? Pantesan aja hpnya lowbat, maafin gue yah Ara. Tapi lo kok mudah banget sih nangis ra...? Gue tau hati lo emang selemah itu'. Batin Leon

---------

Kok partnya pendek yah?

Author lagi gak bisa mikir nih

Tapi feeling nya dapet gak?

Voment juseyo

Follow ig : fitrazahara123

Because I Want YouWhere stories live. Discover now