Chapter - 17

36 2 0
                                    

* * *

Ara dan Leon pun menjadi canggung satu sama lain, tapi mereka akan bersikap akrab seperti biasanya kalau didepan mama Desi. Walaupun semua itu tidak lagi murni.

Pada pukul 7:00 malam, Ara melihat Leon sedang duduk dipinggiran kolam. Lalu ia pun menghampiri Leon dan duduk disebelah kanannya sambil merendam kaki kedalam air.

"Gue penasaran tentang satu hal, kenapa sih lo tiba-tiba suka sama gue?" Tanya Leon memecah keheningan

"Emang menyukai seseorang itu butuh alasan yah? ini bukan tiba-tiba, gue udah sangat lama suka sama kak Leon, gue juga penasaran tentang satu hal" Ucap Ara seraya bertanya

"Apa?" Balas Leon

"Apa yang kakak suka dari kak Luna?" Tanyanya lagi sambil memainkan kakinya didalam air

Leon terdiam sejenak,
"Semuanya, dia punya semua yang gue gak punya. Semangatnya, tujuan hidupnya, cita-citanya yang sangat tinggi" Jawabnya sambil tersenyum menerawang

"Emang cita-citanya apa?"

"Dia ingin seperti dulu, ingin keluarganya kembali utuh dan dia ingin sehat kembali" jelas Leon

"Maksudnya? Kak Luna sakit?" tanya Ara dengan dahi yang berkerut

"iya, dia sakit kanker. Makanya dia kuliah kedokteran karena dia ingin nemuin obat yang bisa ngobatin penyakitnya secara total. Lo bisa bahagia dan tersenyum sama siapa aja, lo cocok dengan semua orang. Lo bahkan baik-baik aja kalau tanpa gue jadi lo gak butuh gue, yang lebih membutuhkan gue itu adalah dia bukan lo" Jelasnya

Ara tertunduk dan air matanya pun berhasil menetes
"Oh jadi itu alasannya kenapa kakak sama sekali gak pernah lihat gue, kak Leon gak tau aja perjuangan gue buat dapetin kakak itu kek gimana, walau sebenarnya gue pengen banget nangis tapi gue selalu nutupinnya dengan senyuman. Gue selalu ingin tampak ceria didepan kakak, yah walaupun perjuangan gue itu ternyata berujung sia-sia. Gue ingin nanya sekali lagi, apa sedikit aja kak Leon gak punya perasaan apa-apa sama gue atau berencana buat suka sama gue?" Tanyanya

Dan dia pun lagi-lagi terdiam

"Jadi waktu yang selama ini kita jalani berdua gak ada artinya yah buat kakak. Oke gue udah mutusin kok buat ngelupain kakak sepenuhnya, gue janji gak bakalan ngejar-ngejar kakak lagi. Udah waktunya gue berhenti, gue akan anggap kak Leon sebagai kakak gue sendiri gak lebih, maaf untuk waktu yang kakak sia-siain buat gue selama ini" Jelasnya menyimpulkan dan beranjak pergi

"Oh ya satu lagi gue udah jadian sama kak Bagas" sambungnya dan melanjutkan langkahnya

'Ra... gue minta maaf karena selalu buat lo nangis, gue pengen banget meluk lo kalau lo lagi sedih, hapusin air mata lo. Tapi gue gak bisa, gue udah janji buat selalu ada disamping Luna' batin Leon

* * *

Ara's POV

Esoknya aku berangkat ke kampus

"Fighting Ara! Inget hari ini lo terlahir kembali, lupakan yang kemarin-kemarin jalani semuanya hari ini dan seterusnya dengan senyum kebahagiaan, hari-hari yang menyenangkan telah menanti lo" Ucapku dengan penuh semangat sambil berjalan masuk ruang kelasku

"Assalamu'alaikum...!!!" Teriakku kepada seluruh teman-temanku

Mereka pun hanya terkejut melihatku
"Wa'alaikum salaam..." serentak mereka semua

"Wih semangat banget nih Farah" ucap Kevin

"Oh iya dong harus" balasku

Aku lalu duduk dikursiku dan senyuman yang selalu terukir diwajahku

Because I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang